LTT - 29✨

3K 464 8
                                    

  Deran refleks berdiri ketika melihat Fifi memasuki kelas, untung Bu Wina sedang pergi ke toilet.

    "Fi, lo dari mana aja jam segini baru masuk?" tanya Deran sambil menghampiri Fifi yang sedang beres-beres. "Mau kemana lagi lo?"

    "Pulang, nyokap jemput. Kakak gue lahiran" jawab Fifi sambil menggendong tasnya.

    "Lenanya mana?"

    "Cari aja di ruang eskul" jawab Fifi sambil berjalan keluar kelas, Deran mengikuti.

    "Ngapain?"

    "Bahas tawuran"

    "Jadi?!" tanya Deran tak percaya.

    "Iyalah!" jawab Fifi kemudian pergi ke area depan sekolah.

✨✨✨

    "Karena gue sayang sama lo" jawab Feri tanpa mengalihkan pandangannya dari Lena.

  Lena menahan nafas saking terkejutnya, ia menatap Feri yang menjawab tanpa keraguan.

    "Jangan ikutan, hm?" pinta Feri dengan lembut. "Gue nggak lagi nembak lo kok, tenang aja" ucapnya disertai senyuman menawannya.

  Lena menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya.

    "Yakali gue nembak lo disaat kayak gini" gumam Feri sambil nahan tawanya.

    "Sorry, Fer." cicit Lena sambil menatap meja didepannya. "Gue tetep ikut tawuran"

    "Kenapa sih lo keukeuh banget ikutan?" tanya Feri yang sudah pasrah.

    "Ini tuh masalah gue sama Putra, jadi gue harus nyelesain ini"

  Kevin mengangguk-angguk setuju, "Jadi fiks ya, pulsek kita ke SMK dirga pake rencana awal?" tanyanya memastikan.

  Feri mengangguk dengan helaan nafasnya. "Lo jangan jauh-jauh dari gue ya" ucapnya memperingati Lena yang langsung mengangguk mantap.

✨✨✨

  Sesuai perjanjian, Lena, Feri dan beberapa teman Kevin langsung pergi ke lahan belakang SMK Dirgahayu. Putra dan anak Dirgahayu terheran-heran karena yang datang hanya 10 orang, termasuk Lena, Feri dan Kevin.

  Putra tertawa meremehkan sambil berdiri dua meter didepan anak-anak SMA Dahlia yang sudah berjajar rapih. "Kalian yakin mau lawan kita? 10 orang doang gak akan bisa lawan SMK Dirgahayu"

    "Mbaknya mikir dong, kalo kita berangkat sekaligus ntar guru-guru pada curiga" sahut Lena malas.

    "Mulut lo anjing banget ya!"

  Lena mengangkat bahunya acuh ketika Putra menatapnya penuh amarah. Beberapa saat kemudian muncul anak-anak SMA Dahlia yang lain.

    "Gue kasih kesempatan terakhir" ucap Kevin tegas "Siapa tau lo mau nyerah, nggak jadi tawuran"

    "Najis! Gue nggak akan pernah nyerah apalagi takut lawan bangsat-bangsat kayak kalian!" jawab Putra dengan senyuman miringnya.

  Feri menghela nafas sambil menggenggam tangan Lena. "Jangan jauh-jauh ya" bisiknya pelan.

    "Iya" Lena mengangguk sambil membenarkan letak tas ranselnya.

  Putra tersenyum miring sambil mengeluarkan pentungan kastinya. "Fer, lo jangan nangis kalo Lena abis ditangan gue"

  Feri menatap Putra dengan tatapan tajamnya, ia pasti sudah mematahkan rahang Putra jika tangannya tak menggenggam tangan Lena.

    "Gak usah banyak bacot ya, kita mulai aja"

Lena The TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang