LTT - 18✨

3.6K 506 3
                                    

  Sore ini hujan mengguyur kota, membuat Lena dan Fifi malas beranjak dari kelasnya yang sudah sepi, hanya ada mereka berdua.

    "Gimana, Len? Udah punya ide tentang sahabat pena lo?" tanya Fifi yang duduk selonjoran di kursinya.

  Lena yang duduk di tempat Resa mengangkat bahunya tak tahu.

    "Deran sahabat pena lo bukan sih? Lo beneran nggak mau nyari tau lagi?"

    "Nggak tau. Bodoamat gue udah nggak peduli lagi sama tuh anak! Gue dikacangin mulu sama dia, kesel banget sumpah!"

    "Kalo Feri?"

    "Gatau gue males mikir"

  Fifi mengangguk-mengangguk sambil menatap handphonenya, kembali sibuk dengan sosial medianya.

    "Hai girls"

  Keduanya kompak menoleh kearah pintu, ada Feri yang berjalan kearah mereka dengan tangan membawa dua cup minuman.

    "Kalian belum pulang juga?" tanya Feri sambil menyimpan salah satu cup ditangannya di dekat Lena. "Nih susu anget"

    "Wooo baik banget sih lo, makasih ya" Lena menerima susu hangat itu dengan senang hati.

    "Gimana sariawan lo? Udah sembuh?" tanya Feri sambil duduk di sebelah Lena.

    "Udah lah! dari kemaren juga udah sembuh"

    "Oh syukur deh" Feri mengangguk-angguk lalu meminum susu hangatnya. "Kalian ngapain masih disini? Udah mau maghrib juga"

    "Nunggu hujan reda sekalian nyantuy" jawab Lena dengan kekehannya "Lo sendiri ngapain?"

    "Gue abis latihan main bola"

    "Hujan-hujanan?" tanya Lena tak percaya, Feri mengangguk dengan senyumnya kemudian meneguk susu hangatnya.

    "Gue nggak dikasih nih?" tanya Fifi dengan wajah polosnya.

    "Lo mau?" pertanyaan Feri langsung diangguki oleh Fifi. "Nggak ada lagi, dikantinnya sisa dua hehe"

    "Yah lo mah nggak asik"

    "Ya maap, nih gue kasih kopi aja mau nggak?" tanya Feri sambil mengambil satu cup minuman dari tasnya.

    "Mau lah! Gratisan kok ditolak" Fifi menerima kopinya dengan senang hati.

    "Akhir-akhir ini lo sering telat ya, Len?" tanya Feri yang sudah berhadapan dengan Lena.

  Lena mengerutkan kening dengan heran "Tau dari mana lo?"

    "Gue sering liat lo jalan santuy padahal koridor udah sepi, guru kelas gue aja udah masuk. Kenapa lo jadi sering telat lagi?"

    "Bokap nyokap gue lagi ke luar kota, jadi gue bebas mau bangun jam berapa, berangkat pagi atau siang bodoamat gada yang ngatur" Lena terkekeh kemudian meminum susu hangatnya. "Lo kayaknya sering liat gue telat ya?"

  Feri hanya mengangkat bahunya disertai seulas senyum, tapi pikirannya sudah melayang mengingat sesering apa ia memperhatikan Lena yang berjalan melewati kelasnya dengan santai, tanpa takut diketahui guru BK bahwa ia terlambat.

  Pagi itu Feri tidak terlalu mendengarkan Bu Wina yang sedang menerangkan, ia malah memperhatikan koridor kosong lewat pintu. Sampai akhirnya seorang siswi yang cukup asing berjalan dari ujung koridor.

  Feri memperhatikan dengan takjub, siswi berambut hitam legam yang panjangnya sepunggung itu terlihat berjalan santai padahal bel sudah berbunyi 30 menit yang lalu.

Lena The TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang