LTT - 8✨

4.3K 598 11
                                    

    "Semua ini gara-gara lo!" bentak Deran yang sedang melakukan pemanasan bersama Lena.

    "Hehehe maaf"

    "Dasar lele!"

    "Hah? Lele apaan?" Lena manatap Deran dengan heran.

    "Lo kayak lele! Nggak bisa diem!"

    "Ooh itu semacam panggilan sayang dari lo buat gue?" Lena menyikut Deran sambil nyengir lebar. "Mirip lah kayak nama gue, lele, Lena"

  Deran mendelik tajam, ia sudah muak melihat cengiran Lena. Tanpa pikir panjang Deran mulai berlari, menjalankan hukumannya.

  Lena merapihkan seragam olahraganya kemudian menyusul Deran yang hanya memakai kaos putih polos dan celana hitam panjangnya.

    "Sekalian olahraga, Ran. Lumayan 10 putaran" ucap Lena dengan cengirannya. "Luas lapangan ini sekitar 65 × 50 meter, kalo sepuluh putaran kan jadi 20 kilometer lebih. Hahaha gue berasa ikut lari marathon"

  Deran menatap sisi samping wajah Lena dengan tatapan tak percaya. "Lo bisa ngitung secepet itu?"

  Lena mengangkat bahunya dengan seulas senyum. "Lo enak cuman 10 putaran, lah gue 30. Bengek bengek dah"

    "Tapi nggak papa deh, gue jadi bisa berduaan sama lo gini. Lari berduaan, it's so romantic, babe" Lena terbahak setelah melihat ekspresi datar Deran.

  Deran memilih diam, menyimpan energinya agar tak terbuang sia-sia seperti Lena yang terus berceloteh, membahas ini dan itu yang sama sekali tidak penting.

    "Lo nggak engap apa lari sambil ngoceh gitu?" tanya Deran yang terlanjur kesal dengan ocehan Lena.

  Lena berdecak sambil melambaikan tangannya "Lari segini doang mah kecil, gue udah biasa"

    "Iya, tapi gue yang engap denger ocehan lo yang nggak guna sama sekali" sarkas Deran lalu berusaha berlari lebih cepat, tapi Lena selalu bisa menyusul.

    "Ran, gue baru tau lo terkenal banget" bisik Lena yang sengaja mepet-mepet Deran. "Koridor penuh sama cewek yang liatin lo, di lantai dua juga tuh"

    "Dan sekarang lo ngebuat mereka kesel" sahut Deran sambil menjauhkan kepala Lena. "Karena deket-deket sama waketos paling ganteng kesayangan mereka"

    "Idih! Gue baru tau lo narsis" Lena menatap Deran dengan tatapan jijiknya.

  Deran berdecak kesal sambil menatap pinggir lapangan yang dipenuhi oleh adik kelas yang sedang menontonnya lari.

  Mereka berdua melanjutkan larinya dengan tenang, Lena tidak mengoceh lagi karena sadar ia sudah kehilangan banyak stamina.

  Deran menghela nafas lega ketika sebentar lagi hukumannya selesai.

    "Lo udah mau selesai?" tanya Lena dengan nafas yang mulai tak beraturan.

  Deran mengangguk mantap dengan seulas senyumnya.

    "Nggak mau temenin gue dulu gitu?" tanya Lena sambil tersenyum lebar.

    "Ogah!" seru Deran sambil berhenti berlari, sedangkan Lena terus berlari.

  Deran duduk di pinggir yang sudah sepi karena bel masuk sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Ia duduk sambil meluruskan kakinya, mengatur nafasnya yang tak beraturan.

    "Jahat lo" Lena mempoutkan bibirnya ketika melewati Deran.

  Deran tak menanggapi, ia malah beranjak berdiri menuju mesin penjual minuman otomatis yang ada di samping tangga didekat kelasnya.

Lena The TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang