"Si waketos kemana?" tanya Lena sambil duduk di depan Resa dan Fifi.
"Kok akhir-akhir ini lo nanyain Deran mulu? Lo lagi mepet dia atau gimana?" tanya Resa sambil garukin rambutnya.
"Kalo iya emang kenapa?" Lena tersenyum manis sambil memangku dagunya.
Resa membulatkan mata tak percaya, sedangkan Fifi hanya memutar bola matanya.
"Ayo ih dimana?" tanyanya karena dikelas hanya ada mereka bertiga.
"UKS kali, dia kan anak PMR" jawab Fifi acuh.
"Lah? Dia ikut PMR??"
"Hadeh!" Fifi dan Resa kompak memutar bola matanya.
"Yaudahlah gue mau main sama bu gotik aja" ucap Lena sambil berjalan memutari kelas kemudian mengambil sebuah tas yang tergeletak di atas meja.
Lena berjalan riang di koridor sambil menenteng tas tersebut. "Hai Feri" sapanya ketika berpapasan dengan Feri.
"Hai, Len" Feri balas melambaikan tangannya.
Lena hanya tersenyum sambil terus berjalan menuju BK, "Si Deran bawa apaan sih sampe tasnya berat banget?" gumamnya kemudian menggantungkan tas yang sejak tadi ia bawa di paku didekat mading.
Ia tiba-tiba ingat sesuatu setelah melihat saklar di dekatnya. Senyuman miring pun tercetak jelas diwajah Lena ketika ia berjalan ke area belakang sekolah.
Sementara itu, di UKS, Deran menghembuskan nafas lega setelah selesai membereskan obat-obatan.
Tok tok
Deran menoleh kearah pintu UKS yang mulai terbuka.
"Ngantin nggak, Ran? Tugas jaga lo udah selesai kan?" tanya Galih dengan kepala menyembul di pintu.
"Nggak, gue harus ngerjain proposal" jawab Deran sambil menghampiri Galih.
"Ooh Yaudah, gue ngantin sendiri"
Deran mengangguk samar kemudian berjalan menuju kelasnya, sedangkan Galih pergi ke kantin. Sepanjang jalan menuju kelas, Deran banyak disapa oleh adik kelasnya, tapi tak satu pun dari mereka di sapa balik, jangankan disapa disenyumin aja nggak.
"Eh ada waketos" sapa Rasya dengan cengirannya.
"Apa?!" tanya Deran ngegas. "Gue sibuk, proposal aja belum jadi. Jangan nambahin kerjaan gue!" sungutnya sambil melewati Rasya begitu saja.
"Gue cuman mau ngambil LPJ taun kemarin" ucap Rasya yang menyusul Deran. "Lo bawa kan?"
"Iya" ketus Deran sambil memasuki kelasnya. Ia mematung ketika tak melihat tasnya yang ia simpan diatas meja.
"Mana, Ran?"
"Tas gue gada, Sya" Deran menoleh dengan tatapan kosongnya. "Kalian liat tas yang disini nggak?" tanya Deran pada Fifi dan Resa yang sibuk masing-masing.
"Yang diatas meja? Ooh itu diambil sama Lena" jawab Resa dengan wajah polosnya.
Ekspresi Deran langsung berubah, saking emosinya wajahnya sampai memerah.
"LPJ nya didalem tas? Laptop lo juga?" tanya Rasya dengan mata membulat.
Tanpa memedulikan Rasya, Deran langsung berlari keluar kelas, mencari Lena dan tasnya.
"Nyesel gue punya wakil emosian kayak dia" gumam Rasya sambil berjalan keluar "Tapi kerjaannya bagus banget."
Fifi menjitak Resa setelah kelasnya semakin kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lena The Troublemaker
Roman pour Adolescents"LENAAAAA! Berani-beraninya kamu taburin minyak di ruangan saya!" bentak Bu Atik "Hwehehehe maaf bu, Lena sengaja" Lena mengacungkan dua jarinya disertai senyuman manisnya. "Udah bu, usir aja tuh ratu lele dari sekolah" Lena mendelik tajam pada Der...