Deran menghela nafas lega setelah ia berhasil kabur dari Lena dengan alasan mau berak. Ini baru hari pertama Deran diintilin Lena, tapi Deran ngerasa udah setaun aja.
"Dosa apa coba gue sampe diintilin segitunya sama cewek petakilan kayak Lena" gumam Deran yang sedang berdiri didepan kaca besar.
Galih yang menemani Deran malah tertawa melihat penderitaan Deran. "Sabar ya, brou"
"Untung sekolah cuman 5 hari" Deran menghela nafas lega setelah mengingat hanya tersisi 4 hari.
"DERAAAAN!"
Teriakan seseorang dari luar toilet membuat Deran dan Galih terkejut.
"DERAN AGUSTIN! LO BERAK LAMA AMAT SIH?!"
Deran menghela nafas pasrah setelah mengenali suara pembuatan onar itu. "Hidup gue selama seminggu ini bakalan jadi fase terberat"
"Jangan gitu, Ran. Anggap aja berkah, siapa tau ini yang terbaik buat lo" ucap Galih menasihati.
"Berkah apaan?! Diintilin Lena lo bilang berkah?" Deran mendelik tajam.
"Berkah dong! Liat sisi baiknya, Ran. Lena itu cantik, anggap aja lo lagi pacaran sama dia selama beberapa hari. Berkah kan?" Galih menahan tawanya. "Coba lo inget-inget, emang ada cowok di SMA Dahlia yang diintilin cewek cantik kayak Lena selama seminggu? Nggak ada kan? Berarti lo yang pertama, lo beruntung, Ran"
"Halah ngaco lo!" sungutnya kemudian keluar dari toilet cowok.
Baru juga nutup pintu toilet, lengan Deran langsung di peluk Lena.
"Lo apa-apaan sih?!" Deran mendelik sambil berusaha melepaskan tangan Lena.
"Cih bercanda, Ran." ucap Lena sambil melepas pelukannya.
Deran memutar bola matanya dan langsung jalan ke kelasnya lagi.
"Lo nggak ngantin sama Galih?" tanya Lena ketika melihat Galih tak berjalan bersamanya.
"Nggak" ketus Deran
"Kenapa?"
"Karena ada lo. Kalo gue kantin sama lo terus lo banyak tingkah, mau taro dimana muka gue?"
Lena mendelik tajam pada Deran yang berjalan di sebelahnya.
"Len, nggak ngantin?" tanya Feri yang berjalan berlawanan dengannya.
"Nggak, sibuk" jawab Lena tanpa berhenti berjalan.
"Rooftop?"
"Mindep aja!" seru Lena yang terus mengikuti Deran yang melangkah lebar.
"Ran, kenapa sih lo kayak nggak suka banget sama gue?" tanya Lena yang sudah penasaran sejak dulu.
Deran tak menjawab, dia hanya mengangkat bahunya acuh.
"Lo mau kemana sih? Buru-buru banget"
Lagi-lagi Deran tak menjawab, waketos jutek itu tetap menutup mulutnya walaupun Lena terus mengoceh dan bertanya. Deran tak habis pikir ketika Lena benar-benar mengikutinya dengan sabar, walaupun berkali-kali dibentak atau diabaikan Lena tetap berjalan disampingnya.
Deran berhenti berjalan ketika sampai didepan pintu sekertariat osis.
"Ooh lo ada urusan osis" Lena mengangguk-angguk ketika melihat beberapa orang didalam ruang tersebut.
"Lo lama amat sih, Ran? Kita udah nungguin dari tadi tau" omel Rasya ketika Deran membuka pintu lebar-lebar.
Deran duduk di sebelah Rasya yang berada di paling ujung meja rapat. Lena dengan wajah polosnya menarik kursi ke sebalah Deran lalu duduk disana. Membuat anggota osis menatapnya dengan heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lena The Troublemaker
Fiksi Remaja"LENAAAAA! Berani-beraninya kamu taburin minyak di ruangan saya!" bentak Bu Atik "Hwehehehe maaf bu, Lena sengaja" Lena mengacungkan dua jarinya disertai senyuman manisnya. "Udah bu, usir aja tuh ratu lele dari sekolah" Lena mendelik tajam pada Der...