LTT - 15✨

3.7K 535 14
                                    

  Deran menghela nafas karena untuk kesekian kalinya ia duduk bersama Lena. Ia menatap kanvas, palet, kuas dan cat warna dasar didepannya dengan datar.

    "Udah beres gambarnya?" tanya Lena tanpa mengalihkan perhatiannya dari kanvas.

    "Boro-boro" Deran menggaruk rambutnya dengan frustasi, ia sedang tidak dalam suasana yang bagus untuk melukis.

    "Santai aja sih, abstrak juga nggak papa" ucap Lena menyemangati. "Gue juga asal-asalan tau" lanjutnya sambil menatap lukisan sunsetnya yang hampir selesai.

    "Asal-asalan kok rapih banget" cibir Deran yang kembali mengerjakan tugas lukisannya.

  Lena malah nyengir sambil memberi sentuhan akhir di lukisannya.

    "IYAAAAN!" teriakan Fifi membuat seisi kelas menoleh kaget. "Lip cream gue lo apain?!?"

    "Untung udah selesai" ucap Lena sambil menopang dagunya dengan sebelah tangan, memperhatikan Fifi yang marah-marah. "Nonton ah" gumamnya karena sekarang Fifi sedang duduk didepannya bersama Galih, tepat disebelah Iyan dan Adam.

    "Iyan tolol! Kenapa lip cream gue lo pake buat ngelukis onta?!?!" Fifi menatap kanvas Iyan yang dipenuhi warna merah.

    "Hehehe maaf, warna merah gue udah abis sih" Iyan menangkupkan kedua tangannya sambil nyengir lebar.

    "Heuh dasar tolol!" sungut Fifi yang kembali duduk, menyimpan lip cream-nya di tempat make up-nya. "Eh pensil alis gue kemana?!" serunya heboh.

    "Itu bukan tuh?" tanya Lena sambil menunjuk pensil yang sedang di pegang Adam yang duduk disebalah Iyan.

  Lena menahan tawanya melihat Fifi yang langsung merebut pensil alisnya dengan mata melotot.

    "Adaaam! Ini pensil alis bukan pensil 10B!!! Kenapa malah lo pake buat ngegamabar di kanvas??!??" sungut Fifi yang hampir menjambak rambut Adam.

    "Wuh tenang dulu brou" Lena mencoba menahan Fifi agar tak menjambak Adam yang panik sendiri.

    "Gue nggak tau, Fi, sorry" ucap Adam penuh penyesalan.

  Lena malah tertawa ketika Fifi menjitak Adam dan Iyan kemudian kembali duduk ditempatnya.

    "Ada-ada aja kalian" gumam Lena sambil geleng-geleng kepala.

    "Ini lagi! Ngapain lo bawa-bawa baby cream gue?!" sungutnya pada Galih yang baru mengembalikan baby creamnya. "Lo apain sampe tinggal setengah?!"

    "Gue pake ngeblok heheh, maaf" cicit Galih disertai cengirannya.

  Fifi membulatkan matanya tak percaya. "Kenapa nggak pake cat putih punya gue aja?!?"

    "Udah gue abisin juga, maaf" Galih menunjukkan tanda V dengan cengirannyam

    "Galiiiiih!" serunya sambil menjambak rambut Galih.

  Bukannya melerai, Lena malah menonton sambil terbahak. Begitu juga dengan Deran menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menahan tawanya.

    "Duh duh Fi, maaf. Gue kira itu cat cadangan lo. Aw! Aaaw sakit,Fi!" seru Galih yang berusaha melepaskan tangan Fifi darinya.

    "Lagian suruh siapa lo simpen begituan di tempat pensil?" Lena geleng-geleng kepala sambil menarik tangan Fifi dari rambut Galih yang sudah berantakan. "Azab kebanyakan bawa make up nih" lanjutnya sambil tertawa.

    "Gamau tau kalian bertiga harus ganti!" serunya sambil menatap tajam Galih, Iyan dan Adam.







✨✨✨







Lena The TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang