LTT - 28✨

3.1K 453 3
                                    

  Deran melambaikan tangan pada Lena yang sedang mengunci rumahnya.

    "Ngapain lo malem-malem kesini?" tanya Lena sambil menghampiri Deran yang masih duduk diatas motornya.

    "Jemput lo" jawab Deran dengan cengirannya.

  Lena menatap Deran selama beberapa detik, kemudian memutar bola matanya. "Gue mau pergi"

    "Ke rumah sakit kan?" tanya Deran sambil menahan senyumnya. Lena mengangguk sebagai jawaban.  "Yaudah ayo, gue anterin

    "Ke mana?"

  Deran berdecak kesal sambil menatap Lena datar "Lo emang kadang lemot apa polos sih?" tanyanya kesal.

    "Ya lo apaan?! Lo mau jemput gue jalan kan?! Kenapa jadi nganterin gue ke rumah sakit"

  Deran menahan tawa mendengar ucapan Lena yang terdengar agak ngegas.

    "Kok ketawa sih?"

    "Lo geer banget anjir!"

  Lena semakin mengernyit heran setelah mendengar tawa Deran yang semakin lebar.

    "Siapa yang bilang gue mau ngajak lo jalan?? Hahah gue mau jemput lo karena di suruh dokter Nata buat jemput lo" Deran semakin tertawa setelah melihat Lena ber-oh tanpa ekspresi.

    "Lagian Kenapa lo nggak langsung bilang aja sih!?!?!" sungut Lena sambil menendang ban motor Deran. "Jangan salahin gue kalo gue salah paham! Cewek mana yang nggak salah paham kalo malming gini ada yang tiba-tiba jemput pake pakean rapih banget!!!"

  Deran semakin terbahak melihat Lena yang kesel sendiri. "Yakali gue ke rumah sakit nyokap lo koloran doang? Gue masih waras kali"

    "Tau ah dasar keran!"

    "Apaan ih? Ikan lele, dasar"

  Lena mendengus kesal sambil berdiri membelakangi Deran.

    "Ayo naik, nyokap bokap lo nungguin" ucap Deran setelah tawanya reda. Tapi Lena masih berdiri membelakanginya. Deran menghela nafas kemudian memakaikan helm di kepala Lena yang masih membelakanginya. "Ayo nanti keburu malem"

  Walaupun masih kesal, Lena akhirnya naik motor Deran.

    "Lo mau ngapain ke rumah sakit nyokap gue?" tanya Lena setelah cukup lama berdiam diri.

    "Belajar baca hasil CT scan" jawab Deran bangga "Lo mau ikutan?"

    "Nggak ah males, udah hafal gue" jawab Lena sombong

    "Halah" Deran memutar bola matanya dengan malas. "Eh, besok gimana?"

    "Apanya?"

    "Tawuran"

    "Hah?!" Lena memajukan kepalanya agar bisa mendengar lebih jelas.

    "Tawuran!" jawab Deran agak teriak.

    "Oooh! Nggak tau! Belum pasti!" sahut Lena dengan keras.

    "Pelan-pelan woy! Gue nggak budek" kesal Deran sambil melirik spionnya, Lena terlihat nyengir tanpa dosa.

    "Lo nggak ikutan kan?" tanya Deran lebih pelan

    "Hah?!"

    "Bangsul, lo budek ya?!" seruan kesal Deran dibalas kekehan oleh Lena. "Lo nggak ikut tawuran kan?" tanyanya ngegas.

    "Ikutan lah! Kan gue yang punya urusan sama si Putra"

    "Kok bisa? Lo jailin anak dirgahayu juga?"

Lena The TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang