"Yaampun lo rajin banget sih, Ran" bisik Lena ketika Deran sedang membaca buku catatan.
"Bentar lagi PAS" Deran balas berbisik
"Ooh" Lena mengangguk-angguk kemudian kembali menatap jalanan di depan.
Deran yang sedang membaca tak bisa fokus karena Lena malah mepet-mepet ke arahnya sambil liatin jalanan didepan. Deran berdehem pelan, berusaha fokus membaca. Tapi setelah beberapa saat akhirnya Deran menyerah, ia berbisik memanggil Lena.
"Len"
"Hm?" Lena menoleh dan langsung bertatapan dengan Deran dalam jarak yang sangat dekat.
Lena menahan nafas saking kagetnya melihat mata hitam Deran dari dekat. Ternyata bukan cuman Lena yang kaget, Deran juga bahkan sekarang jantungnya bergedup kencang.
"Len" bisik Deran yang masih menatap mata Lena.
Lena terdiam ketika hembusan nafas Deran menerpa kulitnya, matanya tak bisa beralih dari mata Deran, seperti telah terkunci dalam posisi seperti ini.
"Lena" bisik Deran lebih lembut dari sebelumnya. Tangannya dengan perlahan mengangkat buku catatannya menutupi wajah mereka agar keluarga Lena tak ada yang tahu bahwa
Lena melirik buku yang di pegang Deran dengan heran, ia menelan ludahnya susah payah.
"Len" bisik Deran untuk kesekian kalinya. "Mata lo ada beleknya"
"Yang di belakang lagi ngapain ya?" tanya Nata setelah melihat kaca spion dan yang terlihat hanya kepala Lena dan Deran yang sedang berhadapan dan tertutupi buku.
Deran tersenyum apalagi ketika wajah Lena terlihat memerah. Ia tahu sejak tadi Lena menahan nafasnya sendiri, Deran susah payah menahan tawanya.
"Ayo bersihin, lo gak mau diejek kak ghana kan?" Deran berbisik tepat di telinga Lena.
"Ngapain woy?!" seru Ghana kemudian mengambil buku Deran, tapi tak bisa karena Deran menggenggamnya dengan erat.
Deran menahan tawa ketika Lena malah menatapnya dengan tajam. Ia pun membersihkan kotoran yang menumpuk di sudut mata Lena kemudian terkekeh pelan.
"Deran! Kamu ngapain?!" seru Nata panik sendiri.
"Woy elah! Ngapain sih kalian?!" Ghana masih berusaha menarik buku Deran.
"Nggak ngapa-ngapain kok" jawab Deran sambil menurunkan bukunya kemudian tersenyum ramah.
"Beneran?" tanya Leon sambil menatap Deran dari spion.
"Iya beneran. Ya kan Len?"
Lena mendengus kesal ketika Deran menyikutnya. "Iya, kita cuman bisik-bisik doang" jawabnya malas.
Nata, Ghana, dan Ava menatap Lena dan Deran penuh curiga.
"Bisik-bisik apa?" tanya Ava
"Kenapa harus ditutupin segala?" tanya Nata dengan tatapan menusuknya.
"Bisik-bisik soal kak Ghana yang sering di tolak kak Ava, tentang mamah dan papa yang takut cicak sama ulet bulu" jawab Lena dengan tatapan datarnya.
Semuanya menatap Lena dengan mata membulat, termasuk Leon yang menatap lewat kaca spion.
"Dah lah, Lena mau tidur lagi" ucapnya kemudian duduk menbelakangi Deran. Ia mengumpati dirinya sendiri yang mematung padahal hanya ditatap Deran. Ia heran dengan dirinya sendiri yang bisa menahan nafas selama itu hanya karena ditatap oleh Deran dalam jarak dekat. Kenapa pula jantungnya berdebar setiap Deran membisikkan namanya, padahal selama ini hanya si A sahabat penanya yang bisa membuatnya berdebar setiap menunggu surat balasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lena The Troublemaker
Ficção Adolescente"LENAAAAA! Berani-beraninya kamu taburin minyak di ruangan saya!" bentak Bu Atik "Hwehehehe maaf bu, Lena sengaja" Lena mengacungkan dua jarinya disertai senyuman manisnya. "Udah bu, usir aja tuh ratu lele dari sekolah" Lena mendelik tajam pada Der...