💐Nineteen💐

697 127 47
                                    


Seperti biasa jangan lupa vote,ya gaess!!

🍀🍀🍀

Aga memasuki kelas Axy dengan langkah mantap dan tegas. Semua mahasiswa yang menyadari kedatangan Aga langsung menduduki tempat duduknya masing-masing. Aga menatap Galaxy sekilas dengan sorot misteriusnya yang tidak dapat diartikan oleh Galaxy sama sekali. Mata mereka bersirobok beberapa detik sebelum Axy memalingkan mukanya ke samping. Aga merasa sedih seketika, hatinya di dalam sana seolah tidak terima melihat perlakuan Axy yang memalingkan mukanya. Tidak pernah Galaxy memalingkan muka darinya sejahat apa pun Aga kepada Galaxy.

Aga ingin sekali menghampiri Galaxy dan menanyakan kenapa Galaxy langsung pergi dari hadapan nya tadi. Lalu, Aga juga ingin sekali rasanya menarik tubuh Galaxy ke dalam dekapannya melihat tatapan terluka yang dilayangkan Axy kepada dirinya. Walaupun sekilas, Aga bisa melihat sorot terluka Axy barusan. Aga ingin sekali rasanya menghampiri Axy saat ini juga dan berbicara kepada nya. Aga menghirup udara kemudian membuangnya pelan-pelan dan memulai kelasnya.

Selama jam mata kuliah Aga. Axy memang memperhatikan setiap penjelasan Aga di depan. Namun, ada yang kurang rasanya bagi Aga. Tidak ada raut wajah ceria dan berbinar-binar yang terpasang di wajah Axy. Axy memasang wajah datar dan tidak dapat di tebak apa yang sedang dipikirkan Galaxy. Aga benar-benar tidak pernah melihat Galaxy dalam keadaan seperti ini. Aga bahkan memberikan pertanyaan kepada Galaxy seputar penjelasan yang di berikannya. Namun, Galaxy dapat menjawab dengan baik dan jelas serta ringkas. Aga tersenyum bangga melihat kepintaran Galaxy dalam menjawab pertanyaannya.

"Sekian kuliah kita untuk hari ini, dilanjutkan minggu besok. Oh ya, untuk Galaxy ikut ke ruangan saya." Aga memberi perintah kepada Galaxy yang di tanggapi dengan kernyitan keningnya. Tumben sekali Aga menyuruhnya ke ruangan lelaki tersebut. Biasanya, Aga tidak pernah mau bertemu bahkan berbicara dengan Galaxy di kampus ini apalagi di ruangannya.

Kendati demikian, Galaxyy tetap mengikuti langkah Aga di belakang. Galaxy tidak membantah sedikit pun. Dengan wajah datar tanpa ekspresi, Galaxy masuk ke ruangan Aga dan berdiri di dekat meja. Sedangkan mengendurkan dasi yang terasa mencekik lehernya dan menggulung lengan kemeja sampai ke siku.

"Ada apa, Galaxy?" Tanya Aga tanpa basa-basi. Galaxy semakin tidak mengerti apa yang di maksud oleh Aga. Galaxy ingin sekali rasanya memaki-maki dan mencakar muka Aga. Namun, urung dilakukan Axy, mengingat dirinya saja mengkerut jika ditatap oleh mata setajam elang milik Aga itu.

"Maksud Bapak apa? Saya tidak mengerti," jawab Galaxy diplomatis. Terkesan biasa-biasa saja. Padahal hatinya sudah tidak karuan sebenarnya. Antara senang, sedih, dongkol dan kesal bercampur menjadi satu. Sekarang giliran Aga yang mengangkat alisnya mendengar panggilan Axy kepada dirinya. Tidak biasa nya juga Axy berkata formal jika mereka sedang berdua seperti saat sekarang ini.

"Nggak usah formal, ngomong seperti biasa saja," balas Aga cepat menatap ke dalam mata Axy. Tidak ada tanggapan dari Axy. Diam dan memalingkan muka ke samping Aga, itulah yang dilakukan Axy sekarang. Axy dalam masa merajuk karena patah hati.

"Tatap mata Abang dan jawab pertanyaan Abang, Axy. Kamu punya mulut kan?"

Galaxy langsung menatap wajah Aga. " Baik, Pak."

Aga berkacak pinggang dan mendesah keras-keras. Aga sungguh tidak mengerti apa yang terjadi terhadap Galaxy. Entah karena apa dirinya berubah secepat ini.

"Sekarang, kamu jujur sama Abang. Kamu marah?"

"Tidak, Pak."

"Abang Axy. Abang. Bukan Pak atau apalah itu, panggilan formal kamu, Abang nggak suka." Aga menggeram mendengar panggilan yang dilayangkan Axy.

Axy terkekeh kecil sebentar kemudian menutup mulutnya berusaha meredakan kekehannya. Aga semakin bingung melihat Axy. Axy berdehem dan menatap tajam wajah Aga. Galaxy memberanikan dirinya menjawab pertanyaan Aga. Galaxy tida mau lagi terlihat lemah di hadapan Aga.

"Maaf, Pak. Bukankah Bapak sendiri yang menegur saya untuk tidak berkata Non Formal jika di kampus. Bapak tidak lupa, Bukan?"

Aga tersentak dan mata nya membola mendengar penuturan tajam Axy. Sungguh gadis kecil nya sudah berubah sekarang. Axy tidak pernah selama ini melawan perkataannya bahkan menjawab.

"Maaf soal itu, Abang waktu itu lagi kalut, banyak masalah. Abang nggak berpikir ke arah sana waktu itu. Abang minta maaf, oke," ujar Aga lembut dan mengusap pipi Axy. Bahkan, Aga memberikan tatapan lembut dan bersalahnya kepada Axy. Axy berdiri kaku dan tersentak. Hatinya di dalam sana menghangat mendapat perlakuan manis dari Aga. Aganya yang dahulu sudah kembali lagi sekarang. Ya, memang seperti inilah Aga, Abangnya Axy. Bukan Aga yang cuek dan tidak perhatian lagi kepada Axy. Axy rasanya ingin menangis sekarang.

Tidak terasa air mata Axy memang jatuh membasahi pipinya. Galaxy tidak sadar. Aga langsung menghapus air mata Axy. Hati Aga sakit melihat air mata yang mengalir di pipi Axy karena ulahnya. Axy memang gadis cengengnya dahulu. Ya, dahulu. Sekarang, Aga merasakannya lagi. Sekarang, Aga sadar sudah berapa lama dirinya dan Axy tidak berada dalam posisi seperti ini. Sudah sangat lama sekali rasanya.

Aga langsung merengkuh tubuh Galaxy ke dalam dekapannya ketika melihat tangisan Axy yang semakin menjadi. Axy berontak dan memukul dada bidang Aga. Axy menangis terisak dalam pelukan Aga. Aga mengusap kepala Axy dengan lembut dan sesekali mengecupnya. Aga berusaha menenangkan Axy dengan mengusap punggungnya. Aga mendekap erat tubuh Galaxy. Jujur, hati Aga tidak sanggup mendengar tangisan Axy. Sudah lama sekali rasanya Aga tidak melihat dan mendengar segala curhatan dan kemanjaan Axy kepada dirinya. Aga menyadari kalau semua ini salahnya. Aga yang selalu mengacuhkan Axy selama ini lantaran ada Yuna di sampingnya.

"Maaf, maafkan Abang." Aga berbisik di atas kepala Axy. Lambat-laun tangis Axy berhenti. Isak tangisnya juga sudah berkurang. Aga melepaskan pelukan mereka dan menghapus air mata Axy.

"Jangan nangis lagi, okey?"

Axy mengangguk pelan menuruti ucapan Aga.

"Abang nggak kuat lihat air mata ini jatuh mengalir di pipi mulus ini," ujar Aga lirih.

"Sekarang, Abang antar pulang ya?" Axy mengangguk menerima tawaran dari Aga. Kemudian mereka keluar dari ruang Aga dan berjalan beriringan ke luar kampus.

🍀🍀🍀

17/09/20

Revisi 19/01/21

Yuuhuu gimna gaess.. part ini khusus buat yang kangen sama Aga dan Axy yahh....!!!

Aayoo siapaa yang setuju Axy melupakan Aga..??

Waiting You (EBOOK DI PLAYSTORE/Playbook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang