💐 Seven💐

672 106 24
                                    


Sekar sedang duduk di kursi riasnya. Sekar membuka laci dan mengambil sebuah foto yang disengaja Sekar letakkan dibawah laci.

Sekar mengusap foto yang berisi  suami, anak dan dirinya. Sekar tersenyum pedih mengenang memori yang mampir di ingatannya.

Sekar mengelus wajah yang ada di foto tersebut. Sekar menatap gambar yang digenggamnya dengan rindu yang sangat mendalam.

" Kamu apa kabar, Mas? Aku rindu." Gumam Sekar dengan suara yang mulai berubah. Matanya berkaca-kaca menatap orang-orang kesayangannya.

" Kenapa kamu tidak mempercayaiku waktu itu  Mas? Kamu bahkan dengan tega mengusirku tanpa rasa belas Iba dan kasihan. Kenapa Mas? Kenapa kamu tidak mencari tahu ny terlebih dahulu dan mendengr penjelasanku.kenapa Mas? Aku ingin benci kamu tapi aku juga cinta kamu mas. Bahkan aku benar-benar tidak bisa membencimu sekuat apapun aku berusaha. Aku sakit Mas. Aku sakit tanpa kamu disisiku."

Sekar tergugu dengan suara lirih. Sekar mendekap foto tersebut di dada dan menggenggam dengan erat. Sekar merasa dada nya sangat sesak di dalam sana. Sekar merasakan skit yang teramat dalam karena jauh dari orang-orang yang dicintainya. Tidak ada yang tahu berapa terlukanya hati seorang Sekar. Bahkan di hadapan Banyu sekar akan berusaha menampilkan wajah ceria dan terlihat biasa-biasa saja.

Yang Sekat tidah tahu, Banyu sering melihat Bundanya menangis diam-diam di dalam kamar. Hati Banyu skit melihat sang Bunda yang tampak rapuh. Banyu tahu bagaimana rasa nya memendam rindu, luka disaat yang bersamaan. Karena dirinya juga merasakan hal yang sama dengan Bunda.

Banyu mengepalkan tangannya dengan erat. Banyu menyandarkan punggung di dinding sambil mendongak.

Suara tangisan dan rintihan Sekar masih jelas terdengar di telinga Banyu. Hati Banyu tidak kuat dan lebih memilih keluar dari rumah untuk mencari angin segar.

" Bunda, maafkan Aku Bun. Kali ini aku terpaksa tidak mengikuti keinginan Bunda. Demi kita bersama Bun." Ujar Banyu dengan penuh tekad.

🌈🌈🌈

Sekar mendengar suara deruman motor Banyu. Sekar segera bangkit dan melihat Banyu akan pergi kemana. Sekar dengan cepat menghapus air matanya setelah meletakkan foto tersebut di tempat semula.

Sekar terlambat karena Banyu sudah pergi dengan cepat dan menghilang dari pandangannya.

Sekar menengok jam yang menunjukkan pukul sepuluh malam. Sekar cemas memikirkan keadaan Banyu karena tiba-tiba pergi keluar. Walaupun Banyu sering pergi keluar pada malam hari, tetapi anaknya itu tidak pernah absen meminta izin.

"Ya Tuhan, Semoga anakku baik-baik saja." Ujar Sekar.

Sekar memutuskan untuk menonton tv saja selagi menunggu Banyu pulang. Sekar hafal dengan kebiasaan anaknya. Palingan sejam di luar habis itu pasti pulang.

Sekar tidak pernah melarang Banyu melakukan apapun yang di sukainya, selagi masih dalam batas wajar, Sekar akan mengizinkannya. Tetapi, jika sudah lewat batas, jangan coba-coba jika tidak mau kena omelan Sekar sepanjang hari. Anaknya memang nakal tapi tidak pernah merugikan orang lain. Yang ada dia hanya merugikan dirinya sendiri.

🌈🌈🌈

Angkasa mondar-mandir di dalam rumah. Pasalnya sejak tadi ponsel Galaxy tidak bisa dihubungi. Angkasa cemas memikirkan keberadaan sang anak. Galaxy juga sudah menelpon teman-teman Galaxy, malang, ponsel mereka juga tidak da yang aktif.

Angkasa benar-benar cemas, takut jika terjadi apa-apa kepada sang anak. Perasaannya tidak enak sejak sejam yang lalu. Angkasa berusaha menepis segala prasangka buruk yang ada di kepalanya.

Walaupun Galaxy sudah besar dan kuliah, tetap saja bagi Angkasa anak nya masih kecil. Galaxy biasanya memberi tahu jika dia akan pulang terlambat atau tidak pulang dan memilih menginap di tempat teman. Tetapi, sejak tadi anaknya itu tidak menghubungi dirinya sama sekali.

Angkasa pernah menyewa dua orang bodyguard untuk mengawasi Galaxy. Tetapi bidyguard tersebut tidak bertahan lama karena ketahuan oleh Galaxy sendiri. Angkasa terpaksa memberhentikan mereka karena aksi protes yang di layangkan oleh Galaxy. Awalnya Angkasa tidak mengacuhkan protesan sang anak. Namun, Galaxy tidak mau menyapa sang Ayah dan bersikap cuek, dan mendekam di dalam kamar berhari-hari.

Angkasa tentu saja frustasi melihat tingkah Galaxy yang semakin hari membuatnya sakit kepala. Angkasa tidak tahan lama-lama jika bertengkar dengan sang anak. Akhirnya Angkasa dengan terpaksa dan berat hati mengikuti keinginan Galaxy, dan memecat dua orang bodyguard tersebut. Barulah Galaxy mau bicara dengan Angkasa.

Angkasa tidak betah berdiam diri seperti ini. Seolah mendapat ide baru di kepalanya, Angkasa segera mengambil ponsel dan menghubungi orang yang bisa mencari keberadaan Galaxy.

" Hallo, Kamu dimana?"

" Hallo Om, Aku ada di rumah. Ada yang bisa di bantu Om, tumben nelpon malam-malam begini?"

" Galaxy sudah jam segini belum pulang, Om minta tolong sama kamu ." Ujar Angkasa tanpa basa-basi.

" Udah jam segini belum pulang Om? Anak itu benar-benar..." Angkasa mendengar suara geraman lawan bicarnya. Angkasa tersenyum misterius.

"Oh iya Om, saya akan mencari Galaxy dan segera menghubungi Om kembali."

" Iya, terima kasih ya."

" Sama-sama Om."

Angkasa sedikit lega setelah menelpon orang yang dirasanya tepat untuk mencari sang anak. Namun kendati demikian, Angkasa masih cemas sebelum anak gadisnya pulang ke rumah.

🌈🌈🌈

Galaxy mengumpat sedari tadi. Berbagai jenis nama binatang tidak luput dari umpatan Galaxy yang berada di tepi jalan yang lumayan sepi. Galaxy cukup merinding sendirian di tengah kegelapan seperti ini, walaupun ada cahaya lampu jalan yang sedikit menerangi.

Lalu lalang kendaraan juga sepi, tidak ramai seperti biasanya. Padahal masih jam sebelas malam. Bagi Galaxy dan orang kota jam segini itu masih pagi, belum terlalu malam. Kebangetan memang Galaxy ini.

Lebih sialnya baterai ponselnya juga kehabisan daya. Cukup sudah kesialan yang didapat Galaxy malam ini. Galaxy menggerutu sambil berdiri disamping mobilnya sesekali menendang ban Mobil.

Galaxy cemberut memandang ban mobil yang tidak bersahabat dengannya malam ini. Galaxy juga mencak-mencak sambil menekan-nekan layar ponselnya.

" Kamu kenapa harus mati juga sih?" Dumel Galaxy kepada  benda mati tersebut.

Galaxy melihat seorang pengendara motor yang sangat lambat dalam mengendarai. Galaxy dengan cepat merentangkan tangan menghambat si sepeda motor. Galaxy akan meminta tolong bahkan memohon supaya si pengendara tersebut mau menolongnya.

Galaxy menggerakkan tangannya membuat si pengendara berhenti tepat di hadapannya.

" Mas bisa tolongin saya nggak?" Pinta Galaxy dengan memohon.

" Ban mobil saya bocor Mas. Baterai ponsel saya juga kehabisan daya. Tolongin saya dong Mas."

Galaxy menangkupkan tangannya di depan dada berusaha meluluhkan si pengendara yang tampak diam di atas motornya dengan mata yang masih memandangi dirinya.

Sebenarnya Galaxy cukup risih juga ditatap sedemikian rupa oleh si pengendara motor itu.

"Hallo Mas." Panggil Galaxy melanbaikan tangannya. Si pengendara motor akhirnya tersentak.

" Tolongin Mas!" Bujuk Galaxy sok dekat.

" I..iya Kak." Jawab Si pengendara dengan suara lirih. Untung saja Galaxy masih bisa mendengar sehingga binar ceria dan lega menghinggapi diri Galaxy.

🌈🌈🌈

Vote dan  comment  cerita ini yah, biar aku rajin Update nyaa..

Terima kasih🙏🙏

Tbc!

Revisi 08/01/21

Waiting You (EBOOK DI PLAYSTORE/Playbook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang