💐Twenty Four💐

1.1K 138 23
                                    

Vote sebelum baca ya gaess!

🌈🌈🌈

" Ayah," panggil Banyu.

Tubuh Angkasa menegang dan kaku lagi dan lagi. Jantungnya berdebar keras di dalam sana. Hatinya menghangat seketika. Angkasa tidak salah dengar kan kalau barusan ada yang memanggilnya Ayah. Tetapi, kenapa? Kenapa Banyu memanggilnya Ayah.

"Ayah," kali ini suara Axy yang terdengar.

Angkasa membalikkan tubuhnya dengan mata yang berkaca-kaca. Angkasa menatap Banyu dan Axy bergantian.

" Ulangi sekali lagi!" perintah Angkasa pelan. Axy mengernyitkan keningnya bingung dengan maksud sang Ayah. Lalu, Axy melihat tatapan Angkasa yang menatap Banyu.

Axy menyenggol tangan Banyu dengan pelan. Pasalnya, Banyu juga sama-sama diam dengan tubuh kaku di tempatnya.

Banyu tidak mengubris kode dari Axy. Banyu tetap menatap Angkasa dengan tangan yang mengepal erat. Axy mendesah pelan.

" Ayah---,"

Angkasa menstop gerakan mulut Axy dengan tangannya. Mata nya tetap tertuju kepada Banyu.

" Siapa kamu, beraninya memanggil aku dengan sebutan itu?"

" Aku anak dari Sekar dan Ayahku bernama Angkasa. Apa Anda mengenal mereka?"

Angkasa langsung menubruk tubuh Banyu dan membawanya ke dalam pelukan. Angkasa menangis hebat di dalam pelukan Banyu. Air mata nya keluar tumpah ruah dihadapan pria yang mengaku sebagai anak nya barusan. Dada Angkasa membuncah bahagia. Hatinya mengatakan kalau Banyu memang anaknya. Terbukti dari sikap dan wajah Banyu yang hampir menyerupai dan mirip dengan dirinya.

Angkasa menangis hebat dengan tubuh bergetar. Angkasa tidak malu menangis di hadapan anak-anaknya. Karena laki-laki yang sudah menjadi Ayah itu juga punya perasaan dan menangis bila emosi dan keharuan melingkupi dirinya. Sama seperti orang-orang lain di luar sana.

Tidak jauh dengan Banyu juga melakukan hal yang serupa. Banyu mendekap erat-erat tubuh Ayah nya. Banyu menangis hebat dalam pelukan Ayah yang sudah sangat lama dinantikan dan ditunggu kehadirannya. Angkasa benar-benar menumpahkan rasa yang selama ini di pendamnya. Sedari kecil, bahkan dari dirinya masih dalam kandungan tidak bertemu dengan seorang Ayah dan setelah lahir Angkasa tidak mendapatkan sosok dan figur seorang Ayah seperti teman-temannya yang lain. Hari ini,Banyu berada dalan pelukan Ayah nya. Banyu sudah mati-mati an menahan tangisannya. Namun, air mata itu tetap juga keluar dari sarangnya.

" Ayah," bisik Banyu pelan dan lirih. Suara Banyu bergetar dan sarat dengan nada penuh kerinduan.

" Iya. ini Ayah,Nak. Ini Ayah," balas Angkasa menepuk-nepuk kepala Banyu. Banyu mengigit bibirnya kuat-kuat meredam isak tangisnya. Angkasa mengusap kepala Banyu dengan limpahan kasih sayang nya.

Sedangkan Axy juga sudah menangis haru di tempatnya. Hari yang ditunggu nya tiba juga telah mempertemukan adek dan Ayah nya. Tinggal Bunda nya lagi. Axy juga akan berusaha membuat Bunda nya menerima Ayah kembali. Axy berjanji kepada dirinya, demi sebuah keluarga utuh yang dinantikan dan dirindukannya.

Axy mendekat kepada dua pria beda usia tersebut. Lalu, Axy ikut memeluk kedua pria yang sangat dicintai dan disayangi nya. Mereka bertiga saling berpelukan dan melepas kerindua dalam sebuah pelukan.

🌈🌈🌈

Sekar mondar-mandir di teras rumahnya. Sudah jam sebelas, tetapi Banyu belum juga pulang. Perasaan Sekar mengatakan ada yang tidak beres. Perasaan Sekar tidak enak sejak beberapa jam yang lalu.

" Ya Tuhan, mudah-mudahan anakku baik-baik saja." Sekar berdoa untuk keselamatan anaknya. Sekarang semakin cemas melihat tidak ada tanda-tanda anaknya akan pulang.

Sekar kembali ke dalam kamarnya mengambil jaket, dompet dan handphone. Lalu, Sekar kembali keluar dan mengunci pintu. Sekar berjalan ke depan mencari Banyu. Hati Sekar tidak tenang jika hanya menunggu kedatangan anaknya yang sudah sejam belum pulang juga.

Sekar sudah sampai di jalan Raya. Sepanjang jalan Sekar tidak melihat motor Anaknya. Tiba-tiba ada yang memanggil  Sekar.

" Neng Sekar, mau kemana malam-malam begini? Cari si Banyu kah?"

Seorang Bapak-bapak menghampiri Sekar. Sekar langsung saja mengangguk.

" Iya, Kang. Saya cari Anak saya,"

" Saya tadi melihat Banyu di bawa sama tiga orang laki-laki, Neng. Motor nya saja di tinggal di jalan sana."

Deg

Jantung Sekar rasanya seakan copot mendengar ucapan si Bapak.

" Anak saya dibawa kemana, Kang?" Sekar langsung panik. Wajah nya sudah pucat takut anaknya di apa-apakan.

" Walah, saya kurang tau juga, Neng. Tadi rencana nya saya mau nolong. Eh, tiba-tiba si Banyu langsung nurut sma tuh orang ketika mereka sebut-sebut tuan---," Si Bapak berpikir mengingat nama yang di dengarnya.

" Tuan apa, Kang?" Desak Sekar.

" Duh, siapa ya tadi," pikir Bapak mencoba mengingat.

" Siapa, Kang. Tolong diingat lagi, Kang."

" Oh iya, saya ingat. Kalau tidak salah tuan Angkasa, Neng."

Tubuh Sekar langsung kaku ketika mendengar nama Angkasa. Namun tidak lama, Sekar langsung meminta diantarkan ke rumah Angkasa. Untung si Bapak tersebut mau mengantar Sekar. Sepanjang perjalanan Sekar berdoa agar tidak terjadi apa-apa kepada Banyu. Sekar tidak akan pernah memaafkan Angkasa jika ada apa-apa dengan Banyu. Tidak akan pernah. Walaupun Angkasa adalah Ayah Banyu sendiri.

🌈🌈🌈

23/09/20

Waiting You (EBOOK DI PLAYSTORE/Playbook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang