💐Twenty two💐

783 140 34
                                    

Boom vote gaesss!!!❤️❤️❤️

🌈🌈🌈

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Sekar ingin membuat kue untuk Galaxy besok. Tetapi bahannya sudah habis. Banyu sedang menonoton tayangan bola di ruang tamu. Sekar menghampiri Banyu lalu duduk di samping Banyu.

"Sayang, Bunda minta tolong dong,Nak." Banyu mengalihkan pandangannya kepada Sekar.

"Minta tolong apa, Bun?"

Sekar memberikan uang kepada Banyu.

"Belikan Bunda bahan kue di supermarket depat ya, Nak. Disana bahan-bahannya lengkap. Nggak papa, sekarang masih jam sepuluh."

"Kenapa nggak besok pagi aja, Bun?"

"rencananya, besok subuh mau Bunda buat. Permintaan Kakak ini mah. Kalau besok supermarket depan kan belum bukak,"

"Oh, begitu. Banyu ambil jaket dulu ya, Bun," Banyu mengangguk lalu pergi ke kamar mengambil jaketnya.

"Banyu berangkat ya, Bun," Banyu pamit kepada Sekar. Sekar mengangguk.

"Hati-hati ya, Nak. Jangan ngebut-ngebut bawa motornya."

"Oke, Bunda."

Sekar tersenyum melihat punggung Banyu yang menghilang di balik pintu. Sekar memilih menunggu Banyu sambil menonton televisi.

****

Banyu mengendarai mobilnya dalam keadaan sedang. Tiba-tiba di tengah jalan, ada sebuah mobil yang menghadang. Lalu keluarlah tiga orang denganberbadan besar dan pakaian hitam. Banyu mengernyit kemudian membuka helemnya. Banyu turun dari atas motor dan langsung berhadapan dengan orang-orang bertampang seperti preman tersebut.

Salah seorang preman menyodorkan sebuah foto kepada Banyu. Banyu kaget melihat foto Galaxy.

"Apa anda kenal dengan perempuan di foto ini?" tanya salah seorang preman. Banyu langsung menatap ketiga preman tersebut.

"Apa mau kalian?" Banyu tidak mau gegabah. Ketiga preman itu saling bertatapan, lalu salah seorang temannya mungkin ketua dari mereka memberi kode dengan gerakankepala.

"Silahkan ikut dengan kami." Preman tersebut langsung memegang tubuh Banyu sehingga Bnayu tidak bisa mengelak.

"Lepaskan saya brengsek. Siapa yang menyuruh kalian?" Banyu berontak dalam kungkungan tubuh para preman tersebut.

"Tuang Angkasa yang meminta kami membawa anda ke hadapannya."

"APA? ANGKASA?" teriak Banyu keras. Banyu tidak menyangka jika sang Ayah lah yang menyuruh para preman ini.

"Mari ikut kami dengan baik-baik. Atau kami tidak segan-segan dengan cara kekerasan," hardik ketua dari ketiga preman tersebut.

Banyu pasrah dibawa masuk ke dalam mobil. Banyu sibuk memikirkan kenapa Angkasa menyuruh para preman ini menculiknya. Pikiran Banyu berkelana menemukan jawaban dari ksi penculikan ini. Rasanya sang Ayah belum mengetahui tentang mereka. Banyu yakin akan itu. Lalu apa, oh Angkasa membelalakkan matanya ketika ini mungkin ada hubungan nya dengan Axy. Mungkin Angkasa menyangka jika Axy mempunyai hubngan dengannya. Memang benar kalau Banyu kan merupakan adik Axy. Tidak ada yang salah jika mereka mempunyai hubungan. Lantas masalahnya ada dimana. Banyu mendesah menghilangkan pikiran buruk yangbersarang di keplanya.

Tidak terasa mobil sudah berhenti di depan rumah mewah Angkasa. Banyu di seret masuk ke dalam oleh preman tersebut. Angkasa masuk dengan jantung yang berdebar-debar. Walaupun ini rumah Ayahnya sendiri dan akan ketemu dengan Ayahnya, Banyu tetap gugup, pasalnya ia akan bertemu dan bertatap muka dengan Angkasa untuk pertama kalinya sejak dirinya lahir.

"Lepaskan saya brengsek, saya bisa berjalan sendiri." Banyu berusaha berontak.

"Diam dan ikuti kami. Janganmembangkang, atau kami akan melakukan tidak kekerasan," hardik preman tersebut.

"Lihat saja, akan ku balas perlakuan kalian ini. Akan ku cari kalaian bertiga sampai ke neraka sekali pun. Camkan itu!" teriak Banyu keras.

Bruukkk

Banyu di dorong ke depan sehinga Banyu terjatuh di lantai dalam keadaan menunduk. Banyu bisa melihat dari celah matanya kalau ada seseorang yang berdiri tidak jauh di depannya. Banyu yakin kalau orang itu adalah Angkasa.

"Kami sudah melaksanakan perintah yang tuan berikan," lapor ketua preman tersebut.

"Bagus, ini bayaran kalian. Silahkan, pergi." Ketiga preman tersebut mengangguk setelah dilempari amplop yang berisi uang bayaran. Banyu masih setia menunduk dengan tangan yang terikat ke belakang.

Angkasa mendekat dan berdiri di hadapan Banyu.

"Jadi, ini pemuda yang sering dekat dengan anakku akhir-akhir ini," ujar Angkasa pelan dan tajam.

Banyu diam tidak bersuara. Banyu masih sibuk menenangkan debaran jantungnya yang asyik bertalu dan berjoget ria di dalam sana. Angkasa juga merasakan hal yang sama terhadap Banyu. Jantungnya juga tidak bisa di kendalikan sejak tadi. Angkasa tidak tahu apa peyebabnya.

"Angkat kepalamu anak muda!" Perintah Angkasa berat. Banyu tidak menuruti ucapan Angkasa.

"APA KAU TULI, HAH?" gertak Angkasa yang akan menendang tubuh Banyu.

Tiba-tiba teriakan seorang perempuan menghentikan ayunan kaki Angkasa.

***

Jngan lupa vote dan coment gaes!!

20/09/20
Revisi 22/01/21

Waiting You (EBOOK DI PLAYSTORE/Playbook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang