💐 Five 💐

657 97 1
                                    

Pagi -pagi sekali Banyu mengantar Sekar ke pasar tradisional. Sekar memang lebih memilih berbelanja buat kedai nasi dan kebutuhan sehari-harinya di pasar tradisional dibandingkan berbelanja di supermarket.

Alasannya di pasar tradisional semua bahan makanan lebih segar, murah dan pastinya dapat di tawar dengan harga yang lebih mumer pastinya.

Sekar pergi diboncengi oleh Banyu. Jarak pasar dari rumah mereka tidak begitu jauh, cukup mengendarai sepeda motor tujuh menit sudah sampai.

Sekar mulai berbelanja ayam, ikan, daging, sayur-sayuran beserta segala macam bumbu-bumbu masak. Sedangkan Banyu mengekor di belakang Sekar sambil membawa tas belanjaan Sekar.

" Bu, kentang nya tiga kilo ya, Bu."

" Eh neng Sekar dan Den Banyu. Sudah lama tidak lihat Den Banyu loh. Makin ganteng aja si Aden." Ujar ibu pedagang.

" Hehee.., sudah ganteng dari lahir saya mah, Bu." Balas Banyu dengan tingkat pede yang sangat tinggi.

Sekar tersenyum geli sambip memilih-milih kentang yang bagus. Banyu juga ikut memilih-milih, membantu Sekar.

" Anak Ibu ada loh yang gadis. Si Aden mau nggak Ibu kenalkan?"

Banyu tersenyum cerah.

" Wah anak Ibu cantik nggak nih?"

" Wahh.,cantik dong Den." Si Ibu dengan semangat mempromosikan anak gadis nya.

" Jangan mau sama anak saya ini Bu. Kasian anak Ibu nya nanti. Anak saya ini nakal nya minta ampun." Cetus Sekar ikut menimpali.

Banyu cemberut, sedangkan si Ibu tertawa kecil. " Ah neng Sekar mah merendah terus."

" Serius saya atuh." Gelak Sekar.

" Bunda." Erang Banyu cepat. Bunda nya ini memang tidak mau jika anaknya terlihat baik dibdepan orang. Pasti selalu membuat pamor dan pasaran Banyu meroket rendah dan anjlok.

" Berapa jadinya Bu?"

" Ini neng, tiga puluh rebu aja neng." Sekar dengan cepat membuka dompet dan mengambil selembar uang lima puluh ribu, dan mengangsurkannya kepada si Ibu.

" Baliknya delapan belas rebu lagi ya neng."

" Iya, makasih Bu."

" Sama-sama atuh neng. Sering- sering belanja disini ya neng Sekar, Den Banyu ganteng "

Banyu memberikan jempolnya setelah memasukkan kentang ke dalam kantong belanjaan nya.

" Beres Bu."

Si Ibu tertawa lepas melihat reaksi Banyu. Sekar juga ikut tertawa melihat Banyu.

Selesai belanja Sekar dan Banyu berniat untuk makan bakso berdua. Mereka memesan masing-masing satu porsi.

Setelah menghabiskan semua isi mangkok sampai tidak bersisa bahkan kuahnya, Banyu bersendawa lepas. Sekar langsung memukul bahu Banyu karena menganggap anaknya tersebut tidak sopan dan malu-maluin.

" Hehe.., kenyang Bun." Cengengiran Banyu setelah menandaskan minumannya. Bibirnya memerah karena banyak menuangkan cabe dalam baksonya.

" Tapi yang sopan kan bisa. Ini kamu malu-malu in aja. Orang rame gini." Protes Sekar.

" Ya kan nggak bisa di tahan Bun. Buat apa sih mentingin pandangan orang. Anggap angin lalu aja sih Bun." Jawab Banyu cepat. Sekar menggelengkan kepalanya. Ada saja jawaban yang keluar dari mulut Banyu.

" Terserah kamu, pusing Bunda. Bunda bayar dulu, abis itu kita langsung pulang."

Banyu mengangguk. Sekar berdiri dan membayar bakso mereka ke kasir. Setelah itu mereka langsung pulang ke rumah dengan beberapa tentengan belanja di tangan mereka.

🌈🌈🌈

"Bunda kaos aku yang warna putih dimana Bun?" Banyu berteriak dari dalam kamarnya. Dirinya sedang berdiri di depan lemari. Tangannya sibuk mengacak-acak lipatan kain yang sudah rapi, sehingga kembali berantakan.

" Ada dalam lemari." Balas Sekar berteriak dari ruang tamu yang ada tv. Ya, Sekar memang sedang menonton acara rutin nya apalagi jika bukan sinetron yang biasa di tontonnya di salah satu stasiun tv tersebut.

" Nggak ada bun."

" Ada, coba cari lagi!"

" Nggak ada Bunda, udah di cari ini."

" Bundaaaa."

" Ya tuhan anak siapa sih ini." Gemas Sekar kepada dirinya sendiri

Sekar kesal mendengar teriakan Banyu yang merusak ketenangan dan kefokusan nya menonton sinetron. Sekar berdiri dan melangkah ke dalam kamar Banyu dengan langkah lebar.

" BANYUUUUU." Sekar berteriak seraya berkacak pinggang ketika melihat lemari pakaian Banyu yang sudah berantakan. Sekar benar-benar geram dengan perbuatan Banyu.

" Apa sih Bun. Teriak-teriak, nnti Bunda cepat tua." Balas Banyu cuek.

" Bunda emang udah tua. Nggak perlu kamu ingetin lagi. Ini apa?? Pakaian kamu kenapa berantakan begini, Bunda itu udah capek nyetrika dan lipatin baju kamu. Ini malah di berantakan lagi. Kamu ini suka sekali bikin bunda ngomel."

Sekar melototkan matanya kepada Banyu. Dadanya naik turun akibat nafasny yang tidak beraturan lantaran berbicaranya yang panjang lebar itu. Banyu meringis mendengar omelan Sekar.

" Ya maaf Bun. Abis kaos ny nggak ketemu. Aku juga nggak sadar udah berantakin bajunya." Banyu berusaha membuat emosi Sekar tenang. Bisa berabe jika Sekar marah dan mendiamkanya.

" Awas kamu." Hardik Sekar cepat. Banyu menggeser badannya, memberikan akses kepada Sekar berdiri di depan lemari. Sekar mencari kaos putih yang di pinta Banyu.

Sekar mengambil kaos putih yang terselip diantara baju-baju lainnya.

" Ini apa?" Tunjuk Sekar tepat dihadapan Banyu.

Banyu melongo, perasaan tadi nggak ada, kenapa sekarang sudah ada saja. Banyu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

" Kok bisa ada Bun? Tadi nggak ada loh."  Ujar Banyu mengambil baju tersebut.

" Makanya, kalau apa-apa itu dicari pake mata, jangan pake mulut." Tukas Sekar tajam, alih-alih terlihat menyeramkan, Sekar malah kelihatan menggemaskan dengan mata melotot tersebut.

Banyu mengangguk. " Iya Bunda."

" Jangan iya-iya saja. Di kerjakan!"

" Siap Komandan." Banyu memberi hormat dan posisi tegap kepada Sekar yang mulai lunak.

" Beresin semuanya, tata kembali , lipat dan susun sampai rapi kembali. Bunda nggak mau tahu. Nanti lemari kamu udah beres. Bunda check. Awas kalau nggak." Peringat Sekar tegas. Banyu mengangguk pasrah mendengar perintah Sekar.

Sekar berlalu dan keluar dari kamar Banyu setelah menghirup nafas dan menghembuskannya. Banyu dengan segera melakukan perintah Sekar untuk membereskan pakaian yang berantakan.

08/08/20

Revisi 07/01/21

🌈🌈🌈

Duhh gimana nih, si ganteng Banyu kena marah Bunda. Ada yang mau bantuin si ganteng Banyu nggak melipat kain. Kasihan Banyu nyaa dong😭😭😭..

Atau dibiarkan saja ya?? Biar kena omel terus sama Bunda Sekar??😝😝😝.

Ayo mana nih pendukung Si ganteng Banyu??

Waiting You (EBOOK DI PLAYSTORE/Playbook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang