🐊Bab 1 : Awalan 🐊

461 228 176
                                    

Typo bertebaran harap tandai
Happy reading guys

******

"Sasaaa bangunnn sayang udah siang, nanti telat loh "

" 5 menit lagi Bunda, Sasa masih ngantuk" teriaknya sambil menarik selimut hingga batas dada

Renata hanya mengelengkan kepalanya mendengar teriakan anak bungsunya, harus bagaimana lagi caranya untuk membangunkan putrinya itu.

"Sasa udah bangun Bund?" Arya

"Belum yah, anak itu susah banget dibanguninnya nyerah deh Bunda " sambil melirik Eza putra sulungnya " bang bangunin adenya sono" lanjutnya

"Siap Bunda"

Di depan pintu kamar Sasa, Eza sudah bersiap dengan kemonceng yang ia bawa barusan.

"Bangun lo kebo " ujar Eza sambil mengibas ngibaskan kemoncengnya dimuka sang adik

"Bangsat lo, kalo muka gue jerawat gara gara benda yang lo bawa itu gimana?" kesal Sasa

"Akhirnya bangun juga lo kutil cepet mandi atau gue tinggal"

"Ckk.., iya bentar bentar gue mandi dulu"

Setelah itu ia turun kebawah untuk melanjutkan sarapan nya yang tadi tertundaa

"Gimana bang, udah bangun Sasanya" ucap bunda

"Udah dong Bund, tunggu aja nanti juga," belum sempat ia melanjutkan ucapannya langsung diserobot oleh sasa

"Morning all" sambil mengecup pipi sang bunda dan ayahnya secara bergantian

"Kok Ayah sama Bunda aja yang dicium Abang enggak"

"Ogah, siapa suruh lo bangunin gue pake kemonceng mana kotor lagi " dengan ekspresi jijiknya

"Tanpa benda itu lo gak bakalan bangun pecin"

"Enak aja lo ngatain pecin, nama gue itu MARISSA" sambil menekankan ujung kalimatnya

"Sudah sudah, cepat makan nanti kalian telat"lerai bunda

Inilah yang membuat suasana rumah ramai
adu mulut antara kaka beradik ini tak pernah terlewati setiap harinya

"Bund.. , Ayah berangkat duluan ya soalnya ada meeting dadakan nih" sambil mengecup kening sang Bunda

"Yaudah abang juga bund...," Jeda Eza
"Woy..,lu kalo masih mau makan gue tinggal nih." Ancam eza

" Elah Bang bentar nangung dikit lagi "

"Bawa aja makan Di mobil " sambil melirik jam dipergelangannya

"Kita pamit bun assalamualaikum " ucap bersamaan sambil mencium pipi sang bunda

Renata hanya menggeleng geleng kepala melihatnya, dalam hati ia berdoa semoga keluarga kecilnya selalu dilindungi oleh sang pencipta.

*****

Sweet And Bitter Memories [ Sudah Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang