Part 6

942 64 25
                                    

"Eve, ayo makan siang bersama." Avril menghampiri Evelyn yang masih sibuk di depan komputer.

"Tunggu sebentar, aku akan merapikan berkas-berkas ini lebih dulu." Evelyn mengambil kertas yang berserakan diatas meja dan menumpuknya menjadi satu. Setelah itu Evelyn mematikan komputer lalu beranjak dari kursi kerjanya.

"Let's go." Evelyn berjalan lebih dulu, kemudian diikuti Avril dan Gladys.

Mereka menuju cafe yang terletak di depan firma hukum, selain menghemat waktu, menu di cafe itu juga enak.

"Bagaimana kalau malam ini kita bersenang-senang di club," seru Gladys.

"Aku sedang malas." jawab Evelyn.

"Ayolah Eve, tim kita baru saja memenangkan kasus. Tidak ada salahnya kita sedikit bersenang-senang." timpal Avril.

"Kalian berdua saja." celetuk Evelyn.

Avril dan Gadis hanya bisa saling menatap lalu menghela nafas kasar. Tidak ada gunanya membujuk Evelyn, karena gadis itu luar biasa keras kepala.

Evelyn mengambil ponselnya saat pesanan cake dan kopi nya tiba di meja, Evelyn memiliki kebiasaan mengunggah foto makanan di media sosial.

Evelyn mengambil ponselnya saat pesanan cake dan kopi nya tiba di meja, Evelyn memiliki kebiasaan mengunggah foto makanan di media sosial

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau itu memang ratu media sosial, lihat saja baru lima detik postingan mu sudah mendapat banyak like dan komentar." Avril menunjukkan ponselnya ke depan wajah Evelyn.

Evelyn hanya tersenyum saat melihat foto yang baru saja diunggahnya tadi mendapat banyak like. Tapi percuma saja, Sean bahkan tidak mengikuti akun media sosial nya.

Apa salah kalau Evelyn masih berharap kepada pria itu? Evelyn pun tersenyum miris, mentertawakan kegilaannya di dalam hati.

******

Sean memeriksa beberapa berkas yang menumpuk di mejanya, dia harus menyelesaikan kontrak perjanjian kerja sama dengan Grissham Global Crop.

Drrtt... Drrrtt... Drttt.

Ponsel Sean bergetar, nama Daddy-nya muncul di layar.

"Ya Dad," seru Sean.

"Temui Dad di Restoran Solaria siang ini, kita akan makan bersama dengan klien perusahaan." perintah Sebastian.

"Baik, Dad." jawab Sean.

Setelah Daddy-nya menutup sambungan telepon, Sean pun menghela nafas. Dia harus ikut makan siang yang tentunya membahas tentang pekerjaan. Sean masih terlalu muda untuk memegang Max Grup yang menjadi perusahaan terbesar no.2 di New York.

Sean bersiap pergi menuju restoran Solaria untuk menemui Daddy-nya.

"Maaf, aku terlambat." Sean menghampiri meja Sebastian.

10. Naughty Kiss (#2 Sexy Love Sequel) THE ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang