2# Arsenio, Embun, Abian

577 54 18
                                    


-ooo0ooo-

Sajak Kecil Tentang Cinta

"Mencintai angin harus menjadi siut
Mencintai air harus menjadi ricik
Mencintai gunung harus menjadi terjal
Mencintai api harus menjadi jilat

Mencintai cakrawala harus menebas jarak

Mencintai-Mu harus menjelma aku"

- Sapardi Djoko Damono

- Sapardi Djoko Damono

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-ooo0ooo-

"Sudah aku bilang bukan, seharusnya kau menjaga kesehatanmu."

Tak hentinya lelaki bernama Abian Haribowo atau biasa dipanggil Abian memarahi seorang gadis yang kini sedang duduk manis dihadapannya. Gadis itu hanya memberikan senyum tipis menanggapi Abian yang terus menerus menyuruhnya untuk melakukan ini dan itu. Dipandanginya Abian yang juga menatapnya dengan tatapan yang seolah-olah dibuat tajam itu. Gadis itu terkekeh manis sembari menaruh salah satu tangannya, menumpu pada dagu.

"Abian, aku sudah bilang padamu. Aku tidak apa-apa. Kenapa kau bersikap seolah-olah aku ini anak kecil huh?"

"Bukan begitu, aku hanya khawatir padamu. Mengertilah."

Mendengar jawaban dari Abian, Embun yang mendengarnya lantas tertawa dengan amat keras. Beberapa orang disekitarnya pun tampak menoleh ke arahnya. Namun gadis itu seperti mengabaikan seluruh tatapan itu dan berdehem sejenak untuk menetralkan suaranya. Ya, mereka sedang berada di sebuah Cafe yang tidak jauh dari rumah Embun berada. Tentu saja oknum bernama Abian yang mengajaknya datang kemari. Ketika ditanya apa alasannya, Abian justru menjawab

"Ayo lah, temani aku. Kau tidak lihat suasana rumahku sangat membosankan. Aku butuh udara luar."

Jawaban dari lelaki bernama Abian itu membuat Embun menggeleng-gelengkan kepalanya. Namun tak ayal gadis itu tetap mengikuti saat Abian menggenggam tangannya untuk dibawa menuju Cafe tersebut. Untung saja Embun sudah mengganti pakaiannya dengan sebuah kaos berwarna biru pudar berlengan panjang dengan celana training hitam. Berbeda sekali dengan Abian yang hanya menggunakan kaos polo putih dengan celana levis.

"Kau berlebihan Abian. Lihatlah, bahkan aku bisa berada diluar bersamamu sekarang."

Abian yang merasa tidak puas dengan jawaban Embun memilih diam dan melanjutkan memakan Cheese Cake miliknya. Namun lihatlah, cara makan yang rakus itu menunjukkan bahwa dia sedang kesal. Apa salah Abian, dia hanya mengkhawatirkan sahabat nya itu. Abian khawatir jika terjadi sesuatu dengan Embun. Namun agaknya Embun memang menganggap rasa khawatir Abian sebagai angin belaka.

"Hey, kau marah?"

Pertanyaan dari bibir mungil itu sontak membuat Abian melirik sekilas ke arah Embun. Gadis itu setia menatap pada Abian yang justru diabaikan oleh lelaki jangkung itu. Embun yang memang mulai bosan dengan sikap Abian lantas menarik piring milik Abian yang membuat Abian mau tak mau mengalihkan fokus ke arahnya.

"Sanjiao Lian" (END√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang