30# Hitam dan Putih

74 24 11
                                    

-ooo0ooo-

Nasib memang diserahkan kepada manusia untuk digarap, tetapi takdir harus ditandatangani di atas materai dan tidak boleh digugat kalau nanti terjadi apa-apa, baik atau buruk.

Kata yang ada di Langit sana, kalau baik ya alhamdulillah, kalau buruk ya disyukuri saja.

-Sapardi Djoko Damono (Kutipan Novel Hujan Bulan Juni)

-Sapardi Djoko Damono (Kutipan Novel Hujan Bulan Juni)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-ooo0ooo-


Flashback on

Sekar tersenyum senang ketika mendapati Arsenio yang kini tengah tertidur di pangkuannya. Dalam hati wanita itu bersorak kegirangan, dia yakin rencana yang dibuatnya kali ini akan berjalan dengan mulus.

Dengan perlahan Sekar berdiri, memindahkan kepala Arsenio pada sandaran sofa. Wanita itu mulai menarik tubuh besar Arsenio, memapahnya secara hati-hati dan perlahan. Sekar bahkan berusaha membopong tubuh Arsenio yang menurutnya benar-benar berat, ditambah lagi tinggi lelaki itu yang tidak kira-kira.

Langkah nya perlahan menuju kamar, diraihnya knop pintu silver itu lantas mendorong pintu tersebut menggunakan kaki agar segera terbuka lebar. Setelah sampai di pinggir kasur, Sekar langsung membanting tubuh Arsenio di atas ranjangnya yang berwarna putih.

Pertama-tama wanita itu melepas sandal yang digunakan Arsenio terlebih dahulu. Lantas berpindah pada baju yang Arsenio kenakan. Wanita itu mulai menarik pakaian Arsenio ke atas, dengan susah payah mencoba meloloskan kaos tersebut dari kepala Arsenio. Setelah menghembuskan nafasnya kasar, wanita itu lantas berdecak kagum. Tubuh Arsenio sangat indah jika hanya untuk dipandang saja, terlebih perutnya dan dada bidangnya yang hampir membuat Sekar gila.

Tanpa membuang-buang kesempatan, wanita itu segera saja melancarkan aksinya. Beralih merogoh kantong celananya dan mencari pewarna makanan yang tadi sudah di beli olehnya di supermarket tanpa sepengetahuan Arsenio. Wanita itu langsung saja menuangkan sedikit demi sedikit pewarna tersebut setelah sebelumnya menggulingkan Arsenio agar memiringkan tubuhnya sebentar.

Setelahnya wanita itu bertepuk tangan sendiri, lantaran aksinya kali ini benar-benar sungguh luar biasa. Tinggal sentuhan akhir, wanita itu dengan berani membuka pakaian yang ia kenakan. Sedikit menghapus beberapa make up nya, dan juga tatanan lipstick yang sedikit ia obrak-abrik. Wanita itu langsung mendekati tubuh Arsenio, memposisikan dirinya berada di atas tubuh lelaki tampan tersebut.

Sekar langsung menubrukkan tubuhnya dan menjatuhkan kepalanya pada dada bidang Arsenio, mencari posisi nyaman dan juga menghirup aroma tubuh Arsenio dalam-dalam. Tangannya meraba area belakang punggungnya, mencari pengait dalaman yang ia kenakan dan melepaskannya. Wanita itu mendongak, menatap wajah Arsenio yang terlihat amat tampan ketika terlelap.

"Sanjiao Lian" (END√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang