13. Kebiruan Kim

89 15 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen^^!

"Tidak apa, kamu masih memiliki ku. Jangan bersikap seolah kamu bisa mati tanpanya, dia bukan udara bagimu, bukan pula napas ataupun hidup. Yakinkan hatimu, bahwa Tuhan tau mana yang terbaik untukmu" -Kang Mina

.

.

.

.

.

"YAK! KANG MINA!" teriak Minhee sembari mengejar adiknya. Semakin hari semakin ada-ada saja kelakuannya. Kemarin mendengarkan musik dengan suara keras, hari ini malah menyembunyikan laptop miliknya, entah apa lagi hal yang akan di lakukan Mina setelah ini, "Na! Laptopnya dimana?! Gue mau pake, udah telat banget ngantor!" Mina mencium pipi Daniel dan Jihyo, kedua orang tuanya itu nampak menahan tawa.

"Gue ga tau. Cari aja sendiri" jawab Mina membuat Minhee mendesah pelan, "Na, nanti gue beliin ice cream atau apapun yang lo mau. Gue mau ngantor, hari ini ada meeting sama klien" Mina tetap menggeleng, bersikukuh tidak mau memberi tahu dimana laptop kakaknya itu disembunyikan, "Udah bang, kamu gausah ngantor. Anter adek ke rumah Sejeong aja" titah Jihyo, Minhee meregut, "Ga mau. Dia kan bisa bawa mobil sendiri sekarang" kata Minhee memberi penolakan.

"GUE MAU MEETING SAT! MINA!" teriak Minhee dengan mata melotot, "Berisik. Urusan meeting papa yang urus, kamu anter adek kamu ke rumah temennya" ah, Minhee benar-benar lebih memilih bekerja dari pada menemani adiknya yang sangat menyebalkan. Jika saja Mina tidak menyebalkan, Minhee akan siap sedia.

Pria itu melangkah lunglai, setelan jasnya sudah terlihat sedikit berantakan, Minhee menarik tangan Mina, "Cepet" tekannya sembari melotot. Bukannya takut, Mina malah terkikik geli, "Apaan sih? Sok galak banget" Mina melambaikan tangannya pada kedua orang tua mereka. Daniel mengangguk, "Hati-hati bawa mobilnya Kang Minhee"

"Ya!" jawab Minhee malas. Mina mengacak rambut kakaknya gemas, "Ga suka banget ya nganter adeknya? Padahal kan udah lama ga jalan bareng" ujar Mina santai, tapi hatinya merasa mendung akan sikap malas Minhee.

"Lo kan bisa bawa mobil sendiri, gue juga ada banyak kerjaan sekarang, ga bisa terus-terusan lo yang di utamain" Mina menghela napas, gadis itu memasangkan seatbelt di perutnya. Kakaknya mulai menjalankan mobil dengan wajah yang masih meregut, "Jangan cemberut gitu, gue ga suka liatnya" protes Mina. Minhee menoleh, "Lagian kenapa lo ga ajak Mark aja sih? Kenapa harus gue? Ke rumah Sejeong pula"

Ah, Mina baru sadar, Sejeong itu pernah menyukai Minhee, sudah lama sekali, sebelum akhirnya bertemu dengan Sehun dan langsung berpindah hati pada pria jangkung yang selalu Mina sebut 'om'. Mina ingat sekali bagaimana kesalnya Minhee saat terus-terusan di lirik oleh Sejeong saat main ke rumah mereka, "Ya emang kenapa? Lagian Sejeong kan udah punya om Sehun, lo masih risih aja gitu?" tebak Mina, Minhee mengangguk, "Gue ga nyaman aja" ucap pria itu.

Netra Minhee menatap lurus, Mina mengerjapkan matanya beberapa kali, "Ya... Lo ga usah ikut masuk, tunggu di mobil aja"

"Emang mau apa ke sana?"

"Gapapa, cuma mau ketemu. Udah lama ga ketemu, sekalian ngasih kabar bahagia" Minhee menengok ke kanan dan kiri, membelokkan mobilnya, "Soal pertunangan lo yang dua minggu lagi?" Mina mengangguk cepat, "Cepet cari calon kek bang. Emang ga bosen jomblo terus?" pertanyaan dari adiknya itu sungguh menyebalkan. Minhee menatap nyalang, "Gue mau fokus kerja, biar bisa ngasih makan anak istri gue nantinya. Supaya beres nikah ga perlu hidup susah" jawaban dari kakaknya itu benar-benar menyentil Mina.

[2] REVOIR [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang