12. Persiapan

96 17 4
                                    

Jangan lupa vote dan komen^^!

"Hari dimana kamu menandakan bahwa aku adalah milikmu adalah hari yang membuatku mengerti arti di miliki" -Kang Mina

.

.

.

.

"Ini pacar lo yang ke berapa, mark?" ujar perempuan itu, Mina mendecih, "Sembarangan aja ya lo" jawab Mark ketus. Perempuan itu tertawa ringan, "Gue bercanda. Kenalin gue Cindy, temen Mark dari Kanada" Mina tersenyum, menjabat tangan perempuan bernama Cindy itu, "Kang Mina" balas Mina ramah. Cindy tersenyum, "Kalian udah lama pacaran?"

"Belom setahun sih, tapi kami udah kenal lama" jawab Mina, "Dia temen kecil gue Cin, keluarga kami udah sahabatan sejak masih remaja, yah begitu lah" timpal Mark. Cindy mengangguk paham, "Oh iya, gue dateng ke sini sama suami gue. Lo kok jahat banget ga dateng ke nikahan gue?!" Cindy menjitak kepala Mark, Mina terkekeh pelan, "Gue terlalu sibuk kuliah Cindy, sorry" Cindy memcebik, tidak lama seorang laki-laki berperawakan tinggi dan gagah terlihat, "Hei bro!" sapa laki-laki itu, Mark menjabat tangan pria itu, Mina juga. Cindy menggandeng tangan lelaki itu dengan erat, seolah menegaskan bahwa lelaki itu adalah miliknya, "Ini Matt, suami gue" tentu saja Cindy memperkenalkan Matt pada Mina, bukan Mark. Karena Mark sudah mengenal Matt sejak lama.

Mina mengangguk, "Kalian kapan mau nikah?" tanya Matt menggoda Mark, kekasih Mina itu terkekeh pelan, "Kami baru akan merencanakan pertunangan. Yah, kami terlalu muda untuk menikah. Jadi, pertunangan saja dulu" kata Mark melingkarkan tangannya di pinggang Mina. Matt dan Cindy tersenyum menggoda, "Kami mendoakan yang terbaik untuk kalian" Matt tersenyum ramah, "Terimakasih" balas Mina.

Mereka lalu masuk ke dalam. Setelah Cindy dan Matt menaruh seluruh barangnya, juga Mark yang sudah selesai mandi ditambah Mina yang baru saja selesai menata makanan di meja, "Ayo makan dulu, semoga kalian suka sama masakannya ya, gue.. ga terlalu pinter masak soalnya" Cindy tertawa, menepuk bahu Mina, "Jangan khawatir, ada gue disini yang ga bisa masak sama sekali" jujur perempuan berdarah Kanada itu, Mina melotot, "Really?" Cindy mengangguk kemudian duduk di salah satu kursi.

Mina menghampiri Mark, duduk di samping kekasihnya. Mereka makan dengan lahap, ya, Mina mengerti bagaimana rasanya lelah setelah terbang lebih dari 4 jam. Mina meneguk air putihnya, Cindy dan Matt sudah naik ke atas memasuki kamar, sedangkan Mina dan Mark membereskan piring juga gelas yang kotor. Mina mengetukkan jarinya ke meja saat selesai, "Mark, apa perlu kita rencanain mulai malam ini?" usul Mina, Mark terlihat berpikir, "Ya, boleh" ucap pria itu.

Mina mengacungkan jempolnya, "Sekarang kita list dulu jadwalnya" Mina berjalan menaiki tangga bersama Mark, memasuki kamar Mark lalu meraih pulpen dan menyobekkan kertas, "Hari pertama, kira-kira apa yang harus kita cari?" tanya Mina.

"Gedung" jawab Mark, "Gue pengen kita undang orang-orang yang cukup kenal deket aja, jadi gedungnya ga usah yang terlalu besar" sambung Mark, Mina mengangguk, menuliskan 'Pencarian gedung' di nomor satu.

"Kedua?"

"Cathering. Kalo ada sih, yang udah satu paket sama gedung" harap Mark, Mina mendengus, "Yaudah hotel aja Mark. Nanti gue minta papa buat bantu cari, atau referensi hotel yang bagus dimana" Mina menambahkan kata hotel di nomor satu. Mark hanya mengangguk, "Kedua, surat undangan" Mina menuliskan 'surat undangan' di nomor dua.

[2] REVOIR [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang