9. Happiness

122 23 2
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya^^

"Semakin dewasa, kita semakin tahu pahit manisnya kehidupan. Meski begitu, tetaplah berjuang. Genggam erat tanganku, kita melangkah bersama" -Kang Mina

.

.

.

.

.

Mina menatap pantulan dirinya, Mark sudah berangkat sedari pagi tadi. Sedangkan Mina akan datang sedikit terlambat untuk menyelesaikan pekerjaannya di rumah, tamu pasutri pun baru saja pulang, membuat Mina semakin sibuk membereskan tempat menonton semalam. Belum sempat Mina sarapan, dirinya berlari sembari sesekali membenarkan high hellsnya. Mina juga belum sempat membeli buket bunga atau semacam hadiah lainnya.

Mina sengaja memakai pakaian selayaknya seorang perempuan yang akan menemui kekasihnya, bukan sebagai asisten dosen yang akan menemui mahasiswa. Baju berenda berwarna pink yang dipadukan dengan rok hitam membuat Mina terlihat sangat cantik, ditambah tas berwarna merah yang ia pakai menambah kesan feminim pada gadis itu. Rambutnya yang sudah mulai memanjang pun terlihat anggun.

Mina mampir ke salah satu tempat menjual bunga, Mina memilih bunga lily. Entahlah, Mina ingin sekali memberikan Lily. Mina tersenyum saat sebuket lily sudah ada ditangannya. Mina melangkah kan kakinya sembari memeluk buket lily ditangan kirinya, sorot mata gadis itu terlihat sangat senang. Mina menunggu taksi, namun memang saat itu sangat sepi sekali, hampir tidak ada taksi di jalanan.

Tin!!

Mina terkesiap, gadis itu terkejut bukan main. Terlihat mobil putih berhenti di hadapannya--mobil Jaemin, "Na? Mau ke kampus?" tanya pria itu setelah menurunkan kaca mobil, Mina mengangguk. Saeron tersenyum di samping Jaemin, "Ayo bareng aja, kami mau liat Jeno Na" Mina tersenyum, akhirnya ia menaiki mobil Jaemin, lumayan menghemat ongkos dan waktunya tidak akan terbuang lagi karena menunggu taksi yang tidak kunjung datang.

Satu fakta yang Mina lupakan, bahwa Jaemin dan Jeno berteman dekat, sangat dekat. Bahkan saat dulu ia masih menjadi kekasih pria itu, Jeno lah yang lebih lengket dengan Jaemin. Ya, begitulah.

Di dalam mobil, Mina terus menatap buket lily ditangannya, Saeron yang melihat itu pun menolehkan kepalanya ke jok belakang, "Buat siapa Na bunganya?" tanya Saeron, Mina mengangkat wajahnya, "Buat Mark" jawab Mina mantap dengan senyuman lebar.

Saeron terlihat sedikit menyernyit, "Kok--"

"Waktu pelepasan SMA dulu, Mark ngasih gue lily. Jadi, sekarang gue mau ngasih lily juga" Mina mengerlingkan matanya, "Gimana? Bagus 'kan bunganya?" Saeron mengangguk. Tetapi perempuan itu masih sedikit heran, "Na, lily kan identik sama pemakaman, lambang duka gitu" Mina terdiam. Gadis itu menggigit bagian pipi dalamnya.

"Lily yang Mina bawa itu bermaksud sebagai tanda cinta dia yang suci buat Mark, bukan duka" penjelasan Jaemin membuat Saeron dan Mina menoleh ke arah pria yang sedang menyetir itu, Saeron tersenyum canggung, "A-ah gitu ternyata"

Mina tersenyum, "Lo emang temen yang paling ngerti gue Jae, makasih ya penjelasannya" berbeda dengan reaksi Mina saat Jaemin menjelaskan tadi yang terdiam kemudian tersenyum, Jaemin kini lebih terlihat agak menyedihkan.

[2] REVOIR [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang