7. Queen

113 19 2
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya^^

"Sudah aku katakan, bahwa itu hanya masa lalu, sekedar masa lalu, tak lebih. Jangan ada lagi yang berlanjut."
―Kang Mina

.

.

.

.

.

Mark merutuki hari ini. Dimana dirinya menyangka akan berduaan dengan Mina dan bermanja ria tanpa ada yang mengganggu, tetapi dugaannya salah. Di ruangan itu dirinya malah merasa canggung, Dasha duduk di samping kirinya begitu pula Mina di samping kanannya.

Mina yang terus memeluk tangan Mark, membuat mata Dasha sesekali melihat dan menatap. Mina seperti menegaskan, bahwa Mark adalah miliknya. Mina tersenyum pada Dasha saat pandangan mereka bertabrakan, "Kalo mau minum ambil aja ya Sha, atau makanan juga ambil aja" katanya ramah, Dasha mengangguk.

Dasha mencomot camilan di meja, masih tetap melirik kedua insan yang saling berpegangan ria di depan matanya, "Seneng deh, liat kamu senyum kaya gini lagi Mark" ujar Dasha, membuat Mark mendadak kikuk. Mina tersenyum, "Iya, kan ada gue"

Dasha tersenyum tipis, sangat tipis bahkan nyaris tak terlihat. Mina tersenyum bangga, "Kita cocok kan?" tanya Mina. Dasha mengangguk, "Cocok."

"Lo udah ga suka kan sama cowok gue?"

Dasha dan Mark terdiam, ekspresi terkejut terlihat di wajah cantik Dasha. Dasha berdeham lalu tersenyum, "Aku ga suka Mark kok, dia kan cuma temen"

"Yakin?" Mark menyentuh punggung tangan Mina, "Sayang, kita pesen makanan aja yuk? Laper"

Mina menoleh dan ngangguk, "Biar gue yang pesen, kalian tunggu sini aja"

Mina bangkit, "Mau apa Dasha? mie kacang hit―"

"Dasha alergi kacang" ujar Mark spontan, membuat Mina menoleh.

"A-ah gitu. Jadi?"

"Ayam goreng aja Na" jawab Dasha.

"Oke." Mina berbalik, keluar dari ruangan itu bersama sesak yang melanda di dadanya.

Hening. Kepergian Mina membuat Dasha dan Mark canggung setengah hidup. Dasha menunduk, mengetuk-ngetuk stick ps di hadapannya, "Mark―"

"Demi Tuhan, kalo lo yang bocorin kesalahan dua tahun lalu, gue ga akan maafin lo Sha" potong Mark.

Dasha menatap pria itu tajam,
"K-kesalahan?" beo Dasha tak percaya. "Kamu bilang, itu kesalahan?" tanya Dasha ingin memastikan, bahwa yang di dengarnya adalah sebuah kebohongan.

Mark mengusap wajahnya kasar, "Sha, hari itu memang satu kesalahan yang fatal―"

"Kita cuma tidur―"

"Tapi itu fatal buat gue Sha. Itu menyakitkan juga buat Mina, lo paham ga sih?" sinis Mark. Mata cantik Dasha sudah berkaca-kaca, "Terus kenapa kamu terus dateng ke aku saat itu?"

"Karena gue butuh"

"Tapi aku bukan barang yang bisa seenaknya kamu buang Mark" tekan Dasha merasa terbuang.

Mark menggigit bibir, "Lo emang bukan barang, maka dari itu gue tetep temenan sama lo. Kita selamanya teman, dari pertama kenal dan sampai kapanpun"

[2] REVOIR [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang