18. Welcome!

102 12 5
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya^^!

"Ae adalah pengganti kamu. Itu kenapa dia bisa lepasin kamu, karena kebahagiaan dia ada sama Ae yang bawa kemiripan dari kamu"

.

.

.

.

.

Sinar mentari menyambut pagi dengan hangat. Dinginnya udara semalam membuat udara pagi ini terasa lebih segar dari biasanya. Mina memilah surat undangan yang akan ia antar hari ini, hanya orang-orang terdekat yang mendapatkan undangan. Sisanya, seperti teman kuliah atau sekolah yang tidak terlalu dekat akan di hubungi secara virtual. Lagi pula, teman-temannya tidak mungkin datang semua, apalagi teman kuliahnya, pasti hanya beberapa yang datang.

"Na, gue pergi bentar ya. Nanti, kalo lo mau pulang telepon gue atau Mark aja, lebih bagus" Mina menghentikan pergerakan tangannya yang akan melepaskan seatbelt yang melingkar ditubuhnya. Ia menoleh, "Kenapa?" Beo nya heran.

Mina jadi ragu untuk turun dan menemui keluarga Na. Pasalnya, ia gugup setengah mati. Harusnya ada Mark juga disini, menemaninya memberikan undangan. Namun, karena satu dari lain hal Mark tidak bisa ikut dan jadilah Minhee yang mengantarnya. Makanya ia berangkat pagi-pagi, karena Mina pikir Minhee juga akan pergi ke kantor. Tapi mendengar kalimat kakaknya tadi, sepertinya Minhee tidak akan ke kantor hari ini.

Mina jadi penasaran.

"Mau kemana?" Tanya Mina mengganti pertanyaannya. Pipi pria dua puluh enam tahun itu terlihat bersemu, Mina mendecih, "Bisa-bisanya lo blushing sama adek sendiri" Mina bergidik, tangannya langsung melepaskan seatbelt yang sebelumnya tak jadi ia lepaskan. Minhee mengacak rambut adiknya gemas--bercampur kesal tentunya.

"Ya emang kalo gue blushing karena lo kenapa? Apa masalahnya? Lo kan adek gue--"

"Ya ga mau lah! Udah ah, ntar jemput gue!" Decak Mina kesal. Entah kenapa Mina merasa kesal mengetahui bahwa kakaknya akan menemui seseorang dan merahasiakan hal itu darinya. Gadis itu turun dari mobil dengan kesal, tak peduli Minhee terus memanggil namanya untuk berbalik dan mendengarkan penjelasan pria itu terlebih dahulu.

"SORRY NA! NANTI GUE SURUH MARK JEMPUT LO! BYE-BYE!"

Mina kembali mendecih sembari memeluk paper bag cokelat, berjalan terburu-buru, "Apa-apaan..." Lirih Mina kesal. Ia hampir saja menangis. Padahal, ia sudah sering mendapat kondisi seperti itu saat bersama Minhee, namun kali ini rasanya ia tidak rela, tidak tahu mengapa. Gadis itu menyeka ujung matanya, "Jahat banget" ucapnya lagi.

Sampai di halaman rumah keluarga Na, ada Yoona disana yang sedang merapikan tanaman disana, menggunting bagian yang tidak perlu agar terlihat lebih cantik. Dalam sekejap Mina melupakan perasaan sedih bercampur kesal, ia menarik bibirnya untuk tersenyum. Membayangkan reaksi Yoona dan yang lainnya mendengar kabar pernikahannya, membuatnya tidak bisa menahan senyuman.

"Bunda!" Panggil Mina sembari berlari kecil, wanita yang masih memegang gunting rumput itu pun menoleh, matanya berbinar melihat Mina yang berlari ke arahnya seperti anak kecil. Dengan segera tangannya menaruh gunting rumput itu disamping tanaman yang ia rapikan tadi, ia merentangkan tangannya, bersiap memeluk Mina.

[2] REVOIR [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang