14. D-Day

114 18 1
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya^^!

"Aku tidak pernah memiliki alasan dalam mencintaimu. Yang ku tahu, aku bahagia saat bersamamu, dan sangat terluka jika tidak ada kamu" -Kang Mina

.

.

.

.

.

Mina melebarkan senyumannya saat netranya melihat sang ibu tengah memperhatikannya dari jauh. Mina bangkit, menghampiri Jihyo dengan mengenakan dress casual berwarna putih, serta riasan tipis di wajahnya menambah kesan segar. Jihyo memeluk tubuh Mina, "Jangan gugup ya" Mina membalasnya dengan tawa, "Mama, ini cuma pertunangan" tak bisa di pungkiri, ia merasa sedikit gugup, namun merekahnya senyum Jihyo membuat Mina terasa lebih tenang.

"Ayo turun, semua udah pada nunggu"

Gadis itu mengangguk.

"Mama, gimana penampilan Mark?" Jihyo mengedipkan sebelah matanya sembari mengacungkan jempolnya, "Ganteng abis!" kata Jihyo hampir menjerit, Mina tertawa, "Itu aku ma, yang pilih setelannya" ujar Mina menyombongkan diri, senyum menggoda dari Jihyo membuat Mina bangga pada dirinya sendiri.

"Hati-hati, nanti Mark ada yang suka"

Mina berhenti, "Mama..." rengek gadis itu manja, gurauan Jihyo kali ini berhasil membuat mood putrinya buruk seketika, Jihyo menoleh, "Heh! Ayo!" geram wanita itu, kemudian menarik tangan putrinya. Mina meregut. kala sampai di ujung tangga, Mina langsung menyaksikan bagaimana ramainya suasana dirumah itu, kemudian melihat Mark yang tepat berada lurus dalam pandangannya tersenyum. Tuxedo hitam yang di pakainya sukses membuat Mina berseri setelah meregut beberapa waktu lalu. Mina menuruni tangga dengan tangan menyatu di depan perutnya, memberikan kesan elok saat pertama melihatnya.

Hampir seluruh sahabat saat SMA nya hadir disana, Mina menarik senyuman saat melihat Sejeong menatapnya penuh arti, mata sahabatnya seakan bahagia namun juga ada yang mengganjal, Mina tersentak saat tangan Mark meraih jemarinya menuju ke tengah ruangan, tepat di bawah lampu mewah yang sangat cantik. Mark tersenyum dengan segala ketampanan dari wajah polosnya.

"Saatnya memasangkan cincin, tuan putri" goda pria itu, sudut bibir gadis itu terangkat, "Baik, pangeran" balas Mina tak kalah menggoda. Kemudian, seorang perempuan yang tak lain adalah Yoo In-Na menghampiri, membawa sebuah kotak cincin yang terbuat dari kaca transparan, Mina tersipu saat In-Na membelai wajahnya sayang. Mark meraih satu cincin dari kotak tersebut, lalu memasangkannya di jari manis sebelah kiri milik Mina. Begitu pula sebaliknya, Mina memasangkan cincin dengan motif yang sama di jemari manis kiri Mark. Keduanya tersenyum simpul.

Beberapa detik kemudian, suara tepuk tangan dari setiap orang memenuhi ruangan.

"Acara pemasangan cincin telah selesai. Kini, saya ucapkan terimakasih dan selamat menikmati makanan juga selamat bersenang-senang" si pembawa acara kemudian mematikan microfonnya, lantas segera berlari memeluk Mina, "GUE GA NYANGKA LO BAKAL BENERAN SAMA MARK!" Mina memeluk sahabatnya itu, "Gue juga ga nyangka, Soyee" mata Mina melirik Mark, menyiratkan ketidakpercayaannya pada pria yang kini bisa ia sebut sebagai calon suaminya.

Soyee melepaskan pelukannya, beralih menatap Mark yang terlihat gugup karena ditatap begitu dalam, "Ga usah natap gue kaya gitu!" kesal Mark. Soyee menyeringai miring, "Awas ya lo, kalo sampe nyakitin sahabat gue. Fisik nonfisik, apapun itu" Mark mengendikkan bahu dengan sombong, "Ya" balasnya singkat. Mina berjingkrak semangat saat melihat Sejeong, Mimi, Nayoung dan Hana.

[2] REVOIR [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang