Jangan lupa vote dan komen ya^^!
"Selamat berbahagia, semoga ini awal yang baik"
.
.
.
.
.
"Gue ga mau yang itu Mark! Terlalu gelap" protes Mina saat Mark memilih sebuah surat undangan berwarna hitam. Mark menghela, "Tadi katanya terserah, gue pilih yang ini lo malah protes" ujar Mark ikut-ikutan protes. Memang, perempuan selalu seperti itu. Berkata terserah namun saat dipilihkan akan protes karena kurang atau bahkan tidak suka dengan apa yang sudah di pilihkan, sungguh rumit.
Mina mengerucutkan bibir, "Ini aja..." katanya sedikit menunduk karena ditatap kesal oleh Mark, perempuan itu menunjuk salah satu undangan berwarna cream dengan guratan halus. Mark memilih mengangguk, lagi pula warna yang di pilih Mina cukup bagus dan ia sukai. "Oke, warna ini dan di bagian sini tolong ditambah--"
Mina melangkah kan kakinya, meninggalkan Mark yang masih mendesain undangan yang nantinya akan mereka gunakan. Mina tidak peduli soal desain undangan, yang penting warnanya ia sukai. Namun, berbeda jika gaun pernikahan juga dekorasinya, ia ingin benar-benar masuk seleranya, setidaknya 50 persen.
Sudah sebulan sejak pernikahan mereka di putuskan untuk dipercepat, Mina masih penasaran dengan alasan Daniel maupun Jihyo. Padahal, awalnya mereka menentang keras dirinya menikah dalam waktu dekat. Apapun alasannya, selagi memang baik, Mina tidak apa-apa. Perempuan itu terus membuang napas, pernikahannya akan di laksanakan satu bulan lagi. Bahkan waktu mempersiapkannya lebih singkat dari pada saat tunangan. Mina menggelengkan kepalanya.
"Ah, rasanya gugup banget anjir" ujarnya bermonolog. Mina terperanjat saat seseorang menepuk pundaknya, "Noona!" Kata seseorang yang sangat familiar. Mina menoleh, "San?! Ngapain disini?" San mengendikkan bahu dengan senyum mengembang, "Nemenin tante, mau buat undangan buat ulang tahun anaknya"
Mina menganggukkan kepalanya, "Noona... Bersama Mark sunbae-nim ya?" Mina membulatkan matanya, "Kok tau?!"
San tertawa, "Tau, itu tadi ketemu. Tapi dia ga liat aku"
"Itu bukan ketemu namanya, cuma liat doang" kekeh Mina. San tertawa, "Iya sih. Ngomong-ngomong, cetak undangan apa Noona?"
"Pernikahan" untuk beberapa saat San terdiam dengan senyumannya, seakan membeku, "P-pernikahan?" Mina mengangguk, "Kamu harus dateng ya, bulan depan. Nanti Noona kabarin lagi"
"Sayang!" Mark memanggilnya disana. Karena terhalang tubuh jangkung San, Mina berjinjit sembari melambaikan tangannya, "San, Noona duluan ya. Salam sama tante. Inget, kamu harus datang ke acara Noona nanti!" Mina menepuk bahu San, belum sempat San menjawab, Mina sudah meninggalkannya. San membalikkan tubuhnya, menatap kepergian Mina yang bergandengan bersama Mark.
Pria itu tersenyum, senyum yang cukup menyedihkan. San menggosok hidungnya, mengerjapkan matanya beberapa kali, "Selama gue masih bisa ketemu dan tahu keadaan Noona, gapapa. Gue bahagia dan gue bakal datang, pasti" lirihnya masih melihat Mina bersama Mark tepat didepan tempat yang ia datangi sekarang.
"Seandainya gue ketemu lo lebih dulu dari pada Mark sunbae-nim"
☕☕☕
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] REVOIR [COMPLETED]✔
Fiksi Penggemar*BAGIAN KEDUA DARI UNENDLICHE LIEBE* PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT!! "Tuhan mempertemukan kita kembali, setelah memisahkan kita selama bertahun-tahun. Banyak rasa sakit, penantian juga harapan yang terluka. Tapi aku mencintaimu." -Kang Mina "Aku tak...