"Lakuna itu aku sempurnakan dengan kebahagiaan kalian"
.
.
.
.
.
Happy Reading!
Mina menunggu dengan gelisah di ruang make up. Pemotretannya selesai dengan cepat. Nara masih menemani Mina, ia merasa khawatir dengan Mina. Nara memilih untuk diam dan tidak bertanya tentang apapun, "Eonnie, apa ingin minum sesuatu?" Mina menoleh dengan tatapan sendu, kemudian mengangguk.
"Aku mau kopi, vanilla latte" Nara mengangguk, meninggalkan Mina sendiri di ruangan itu. Matanya terus melirik jam dinding, ini sudah lewat lima belas menit dari yang Mark katakan. Berkali-kali dirinya mengirimkan pesan pada Mark, tapi belum kunjung mendapatkan balasan. Ia semakin khawatir saat mengingat, bahwa yang Mark temui itu Yiren. Wang Yiren.
"Seengganya balas pesan gue sekali aja Mark" ujar Mina mengirimkan pesan suara. Mina semakin takut saat jam menunjukkan pukul tiga lebih tiga puluh menit.
Matanya memanas. Ia menunduk, menangis terisak, "Mark... Gue ga mau kehilangan lo"
Cklek
Mina terperanjat kaget kala tubuhnya seperti melayang, rasa hangat menjalar di sekujur tubuhnya. Tangisnya pecah, ia mengenali harum parfum dari orang yang memeluknya sekarang, "Na..." Suara serak dari pria itu membuat Mina langsung membalas pelukannya dan mengeratkannya, "Lo ga akan kemana-mana kan?"
Mark menggeleng.
"Gue tetep ada buat lo" ujarnya penuh penekanan.
Mina melepaskan pelukannya, meneliti dari atas sampai bawah tubuh Mark. Tidak ada luka sedikit pun. Mark baik-baik saja, sungguh melegakan. Mina menangkup wajah kekasihnya, "Gue kira... Gue ga akan bisa ketemu lo lagi. Ya, mungkin berlebihan, tapi rasanya gue kaya mau mat--"
"Lo ga boleh ngomong gitu. Masa depan kita masih panjang, kita bakal punya anak dan cucu, ngebesarin mereka, liat pertumbuhan mereka sampe akhirnya kita bakal pergi dengan tenang"
Mendengar Mark berkata seperti itu membuat Mina sedikit tenang, setidaknya ia mendapatkan kembali harapan yang sebelumnya ia pikir akan pupus. Perempuan itu mengangguk pelan, "Kita harus bahagia" balasnya. Mark mengangguk, "Pasti" singkatnya.
Mina kembali memeluk Mark setelah menghapus sisa air mata di pipinya, "Losing you is a scary thing that I don't want to go through"
"Me too babe" Mark mendorong pelan tubuh Mina untuk duduk di kursi sebelumnya, di depan meja rias. Lama saling menatap lewat cermin. Perlahan tapi pasti, wajah Mark kini berada tepat diatas kepala Mina, mengecup puncak kepalanya dari belakang, kemudian berjalan sedikit untuk bisa saling berhadapan.
Mark kembali mengikis jarak, wajahnya tepat dihadapan gadisnya yang kini pipinya memiliki rona kemerahan. Mark tampak tersenyum, senang melihat raut kegugupan Mina, "Can i kiss you?"
Sial. Mina menelan salivanya dengan sulit, "You want to kiss me? for what and why?"
"Yeah, i want to kiss you to celebrate this day as I will completely be yours soon" pria itu terkekeh. Mina mencebik, merasa sedikit kesal dengan jawaban Mark, "Why do you look annoyed like that dear?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] REVOIR [COMPLETED]✔
Fanfiction*BAGIAN KEDUA DARI UNENDLICHE LIEBE* PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT!! "Tuhan mempertemukan kita kembali, setelah memisahkan kita selama bertahun-tahun. Banyak rasa sakit, penantian juga harapan yang terluka. Tapi aku mencintaimu." -Kang Mina "Aku tak...