KLIK!Aku memetikkan jari, mendapatkan jalan keluar kebingungan yg melanda kepala.
"ARKA!"
"yah Arka." kataku dengan senyum sumringah, dan langsung mengambil handfone di kantong almamaterku.
"HUAAAAHHH! HALO SIAPA SIH NI?" jawab Arka ditelfon seperti kesal aku menelfonnya. "NGGAK TAU ORANG BARU TIDUR APA YAK." tambahnya.
Aku mengernyitkan keningku. "Arka ini gua NADA!"
"ehh Nad maaf-maaf gua... Gua baru bangun ini. Kenapa?" Tanya Arka dengan semangat yg tiba-tiba, entah dari mana datangnya.
Aku tersenyum. "Baru bangun apa baru tidur nih?"
"Nggak, nggak kok. Hehehe, maaf agak ngegas tadi. Jarang bangun sepagi ini soalnya."
"astagfirullah sepagi ini? Sekarang? Pagi? jam berapa sekarang?" ujarku kepada Arka kesal karna jam telah menunjukkan pukul setengah tujuh, dan ia malah bilang ini masih terlalu pagi.
"yee lu tau kan Nad pacar lu ini nggak butuh waktu lama buat siap-siap, trus kalo udah kejepit bin kepepet ya ntar tinggal loncat pagar aja."
"Satria Rindarka Putra, gua mau minta jemput nih. Ya kali lu mau ngajak gua loncat pagar?" sindirku dengan suara kesal.
"ok siap!" ucap Arka dengan tergesa-gesa. "Ditunggu ya, gua OTW kamar mandi nih."
"Hmmm, buruan!" suruhku agar Arka bergerak cepat.
"SERAGAM KEMANA KAMUUUU?"
"DASIIIII!"
"lima hari di scors, perlengkapan sekolah udah nggak tau di mana tempatnya. Haduh Nada kok bisa punya pacar kaya gini?" batinku bertanya pada diri sendiri.
Dengan masih menggengam handfone aku berencana menutup sambungannya. Namun, tiba-tiba ....
BRUUKK!
"ADUH, SIALAN LU!" suara arka terdengar di sebrang telfon yg hendak ku tutup.
Ku kembalikan handfone ke dekat mulut. "kenapa-kenapa?"
"KEJEDOT LEMARI! Udah tutup telfonnya, mau siap-siap nih." Pekiknya.
Ku tutup rapat mulut menahan tawa, lalu mematikan telfonnya. "dasar bego."
*******
Pukul tujuh kurang lima belas menit Arka belum juga datang.
"IIHHHH percuma gua bangun pagi kalo ujung-ujungnya jam segini juga berangkatnya." aku bergumam dalam hati dengan langkah kaki yg mondar-mandir di teras.
Aku yg takut kak Galih bangun dan melihatku di teras, berjalan perlahan menuju gerbang dan celingukan melihat ujung jalan. Baru beberapa detik aku di depan gerbang aku melihat Arka yg akhirnya sampai dengan penampilan yg membuat aku sakit perut menahan tawa.
Arka datang dengan masih mengenakan sandal jepit, rambut yg berantakan, mengenakan seragam yg kerah bajunya masih berdiri, almamater yg lengannya terikat di leher dan dasi yg diikat di kening.
Aku terduduk di depan gerbang rumah, karna tak kuasa menahan tawa. "haha ... gila mau tawuran dimana lu?"
Arka mematikan motornya "yeee gini-gini juga demi lu Nad. Biar kekejar nih gua jemput lu."
KAMU SEDANG MEMBACA
When Everything Changes
Genç KurguKenapa aku mendapatkan kakak serese kak Galih dan pacar segesrek Arka? Ntah apa yg telah ku perbuat di kehidupanku sebelumnya, hingga di kehidupanku yg sekarang semua penuh dengan kegilaan humor mereka.