01

17.7K 2.2K 213
                                    

Happy reading guys 😊

[Nyelekit]

Pagi ini gue lagi nyiapin sarapan. Buat siapa? Buat semua Kakak gue lah. Setelah selesai menyiapkan sarapan, gue langsung bergegas buat berangkat sekolah. Eh, ada yang manggil.

"Mau berangkat Lo?" tanya Mark.

"Hm."

Gue cuma jawab dengan deheman. Basa basi banget. Sebelum gue keluar rumah gue berdiri di depan tv, ngeliatin mereka yang udah pada ngumpul di meja makan.

"Nah, gini kan enak ngga ada Xia," kata Kak Yuta.

"Iyalah parasit kaya gitu kok," tambah Kak Jaehyun.

"Pembawa sial, parasit, ngga pantes di keluarga ini. Heran, kenapa papa ngga keluarin dia dari KK aja sih? Padahal pembunuh gitu kok," kata Kak Taeyong sambil neken kata-kata nggak pantes sama pembunuh. Dia sadar kalo gue masih disini?

"Udah sarapan ntar telat," ucap Kak Taeil menengahi.

Nyelekit. Seburuk itu ya gue di mata mereka?

Sadar ada gue disini, Haechan langsung teriak ke gue.

"Lho kok masih disini? Iri yhaaa," kata Haechan sambil teriak, tapi nggak keras banget.

Sabodo gue, Chan!

•|| BROTHER[?] ||•

"Xia!"

Baru aja gue duduk di kursi, eh ni bocah tiba tiba dateng.

"Paan sih Som? Pagi-pagi udah tereak."

"Sabar atuh beb, eh masa ya tadi gue lihat di mading katanya si Mark juara 1 olimpiade matematika!" kata Somi, semangat bener mbak.

"Ooo."

"Dih, oh doang? Kan dia so-"

Gue langsung nutup mulut Somi pakai tangan gue, kan berabe kalau ketauan. Mana di sini ada anaknya lagi:)

"Lo ngomongnya jangan keras-keras dong, gue takut di marahin."

"Iya maap."

"Eh guys, gue mau nanya nih. Kalo misalnya kalian punya sodara tapi sodara kalian tuh pembunuh apa yang bakal kalian lakukan?" tanya Haechan

Sengaja ya suaranya dikerasin biar gue denger?

"Keluarin dari KK lah awokawok," jawab Jinyoung bercanda sambil ketawa nggak jelas.

"Kalo gue sih, bakalan benci siapa tau yang dibunuh selanjutnya orang yang kita sayang gimana?" jawab Jaemin menambahkan.

Dan mereka masih melanjutkan obrolan nggak jelas kaya gitu. Gue merasa di pojokkan, tuh si Haechan sengaja banget ya, biar gue kaya gini?

"Sabar ya Xi, walaupun mereka kaya gitu ga semua orang nganggep lo seorang pembunuh."

"Hmm iya, gue bolos lah mau ikut?"

"Ya kali, tapi hayuk lah!"

Gue langsung keluar kelas bareng Somi, tujuan gue sama Somi sekarang ke atap sekolah. Tempat nongkrong ehe.

•|| BROTHER[?] ||•

"Tapi kalo gue sih masih mikir dulu, siapa tau dia ternyata ngga sengaja terus malah di sangka pembunuh beneran gimana? Berarti kan benci tanpa alasan yang jelas," ucapan Renjun bikin semua teman temannya pada diem.

Apalagi si Haechan. Mark aja yang nyimak dalam hati langsung merenung.

Pencet bintang, aku semangat up;)
Hehe
Janlup komen juga ya;)


020322
Cerita ini di publish pada bulan November 2019

BROTHER (?) ; nct¹²⁷ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang