Twins sudah tidur di kamar Alaska. Kini mereka semua tengah berkumpul di ruang tamu, mendengarkan penjelasan dari Alaska dan Ara.
“Orang tua yang enggak bertanggung jawab itu namanya,” ucap
Arvin kesal.“Mau bikinnya doang anjir, tapi enggak mau ngurusin,” ucap Orion.
“Terus gimana, Ska? Lo mau ngurusin bayi-bayi itu?” tanya Arvan membuat Alaska diam.
Sejujurnya ia juga bingung mau di kemanakan bayi-bayi ini. Ditaruh
di panti asuhan pun ia tidak tega, kalo dilaporkan ke polisi emang orang
tuanya bakal mau ngambil bayi-bayi ini lagi? Kalo pun mau, Alaska takut
bayi-bayi ini kembali dibuang, dijual atau lebih parahnya lagi di bunuh.Alaska ingin sekali merawat bayi-bayi ini, tapi ia kan sekolah, belom lagi ia jarang sekali ada di rumah atau apartemennya.
“Ara boleh ngerawat mereka enggak?” tanya Ara tiba-tiba membuat mereka langsung mengalihkan pandangannya ke arah Ara.
“Terserah.”
“Enggak.”
Lagi-lagi mereka harus mengalihkan pandangannya melihat Alaska,
ketika pria itu tidak memperbolehkan Ara merawatnya.“Loh kenapa? Emangnya lo mau ngurusin bayi-bayi itu??” tanya Al
dan langsung diangguki oleh Alaska.“Gini aja, kan yang nemuin mereka itu lo berdua, jadi yaudah lo berdua aja yang ngurus bayi-bayi itu,” ucap Arvan.
Alaska mengangguk setuju begitu juga Ara.
“Udah kelar kan? Kalo gitu gue pamit pulang duluan ya. Ara, lo
dianter alaska kan?”“Enggak. Nanti Ara naik angkot aja,” ucap Ara ragu, ia tidak tau
laki-laki itu mau mengantarnya pulang atau tidak.Alaska mendengus mendengar jawaban perempuan itu, lagian mana ada angkot yang lewat di depan apartemennya.
“Nanti chat gue aja kalo mau pulang, biar gue jemput,” ucap Al lalu
mengacak rambut Ara.Sikap Al pada Ara membuat sahabat-sahabatnya bingung sebenarnya apa hubungan mereka berdua? Kenapa dekat sekali.
"Yaudah, gue pulang duluan yaa. Assalamualaikum.” pamit Al.
Ia berdiri dan bertos ria pada yang lain lalu pergi.“Al tungguin gue woy! Gue juga pulang ya.” pamit Orion melambaikan tangannya lalu berlari menyusul Al.
“Kalo gitu, gue sama Arvin juga pamit pulang ya, Ska.” pamit Arvan.
“Gue pulang ya, Ra.” pamit Arvan dan Arvin lalu pergi.
Sekarang tinggal Alaska, dan Ara yang berada di ruang tamu itu. Mereka hanya diam sambil berdebat dengan pikirannya masing-masing, hingga suara tangisan bayi yang terdengar nyaring sampai di telinga mereka.
Dengan cepat Alaska dan Ara bangun lalu menghampirinya.Terlihat kedua bayi itu sedang menangis dengan posisi yang berbeda, yang satu duduk dan yang satu nya lagi tengkurap membuat Ara terkekeh melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS BOY (TERBIT) Sedang Revisi
Teen FictionLaki laki kejam yang menemukan sepasang bayi di balik pohon, membuatnya terpaksa mengurus ke 2 bayi itu. Alaska Falerian ketua xavir geng terbesar, menyeret tara alderick gadis polos yang menggemaskan untuk ikut andil mengurus sepasang bayi yang di...