di usir

10.5K 661 53
                                    

"en... engga, ara emang tinggal disini" ucap ara terbatah, memberanikan diri menjawab.

"BOHONG"

"JALANG ITU BOHONG KAN SAYANG" tanyanya pada alaska.

Lagi lagi alaska hanya diam memakan makanannya.

"NGAKU, LO NGAPAIN ADA DISINI" teriaknya marah di depan wajah ara.

"citra jangan bikin keributan di rumah gw" ucap alaska tegas menatapnya tajam.

"aku cuma mau tau dia ngapain ada di rumah kamu" ucap citra dengan nada manjanya.

"dia tinggal disini" jawab alaska kembali memakan makanannya mengabaikan rasa kaget citra.

"JADI...?" teriak citra menatap ara tajam.

"LO ENGGA PUNYA RUMAH HA?  PAKE NUMPANG SEGALA DI RUMAH PACAR GW"

"PERGI LO" marah citra menarik ara kasar keluar dari rumah alaska.

"hiks.. Ka.. hiks.." tangis ara memanggil alaska berharap ia mau menolongnya.

"PERGI GW BILANG" teriak citra mengencangkan cengkeramannya.

"hiks.. Citra sakit.. hiks"

"ENGGA USAH CENGENG" teriak citra menyeret ara.

"CITRA" bentak alaska.

"APA, KAMU MAU BELAIN JALANG INI" tantang citra.

"jaga ucapan lo" ucap alaska menunjuk wajah citra.

"AKU ENGGA PEDULI, JALANG INI HARUS PERGI DARI RUMAH KAMU" teriak citra seperti orang yang kesetanan.

Alaska menghembuskan nafasnya, mengontrol dirinya agar tidak menyakiti perempuan. Dia sangat tidak menyukai keributan,kalo dia memisahkan dan membela ara yang ada citra semakin kasar pada ara. Jadi alaska memilih diam dulu.

"ka.. hiks.. " tangis ara lirih menatap wajah alaska.

Alaska mengalihkan wajahnya, ara sangat kecewa dengan alaska tetapi ia tetap memberikan senyum tipisnya pada alaska.

"PERGI LO, JANGAN PERNAH BALIK LAGI KE RUMAH PACAR GW"

"TIDUR SONO DI KOLONG JEMBATAN KEK, PINGGIR JALAN KEK, SETERAH"

"ASAL JANGAN PERNAH BALIK LAGI KE SINI" teriak citra mendorong ara di depan rumah alaska lalu masuk dan menutup kencang pintu rumah alaska.

Ara tersenyum miris lalu bangkit pergi dari rumah alaska.

Ara berjalan di trotoar dengan kaki yang telanjang dan baju tidur beruangnya yang tipis.

"hiks.. a.. Abang tangan ara Perih" tangis ara pilu melihat bekas cengkeraman citra yang membiru di pergelangan tangan ara.

Ia tidak membawa dompet maupun ponsel miliknya, semua tertinggal di kamarnya.

"hiks.. ara mau ikut abang"

"hiks....hati ara sakit banget" tangis ara meremas dadanya.

Adrian memang masih di indonesia tetapi dia sangat sibuk mengerjakan tugas kantornya dari rumah.

Tok...tok..

"abang.. hiks" panggil ara mengetok pintu rumahnya.

Tak ada jawaban dari dalam, ara menjatuhkan dirinya di depan pintu dan terus mengetuk.

Tok.. Tok

"abang.. hiks.. I.. ini ara" panggil ara lirih.

Adrian yang sedang mengerjakan tugas kantornya di ruang tamu, mendengar ada yang mengetuk pintunya.

TWINS BOY (TERBIT)  Sedang RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang