[ 19 ] Azkha, Dia Berbahaya!

503 30 29
                                    

"Terimakasih, Kha. Maaf karena kelakuan gue, lo jadi ribet gini"

Sebuah ucapan yang sangat langka, di mana seorang Khansa meminta maaf atas kelakuannya sendiri.

"Hm... Sama-sama," jawab Arkha polos.

Sebenarnya ada satu hal ganjal yang ingin ditanyakan pada Arkha. Tapi, Sasa lebih baik menahan pertanyaan tersebut.

"Cepet sembuh kakinya. Titip salam sama orang di rumah," ucap Arkha melihat Sasa dengan serius. "Satu lagi... kalo ketemu orang tadi, gausah diladenin"

"Dia berbahaya"

Cukup kaget dan terheran-heran dibuatnya, pikiran Sasa sekarang sangat ambigu. Sedangkan Arkha langsung pergi begitu saja.

•••

"Eh, kamu pulang sama siapa?" Tanya Bunda

Sasa adalah tipe orang yang menghindar dengan pertanyaan macam-macam. Dia sedikit bingung harus menjawab apa.

Ini antara ojek atau Arkha?!

"Hey!"

"A- tadi Sasa jatoh, kaki Sasa berdarah, kebetulan ini gara-gara orang itu bun. Jadi dia tanggung jawab aja balikin Sasa ke rumah." Sasa bersama skenarionya ini berharap supaya bundanya tidak terus bertanya.

"Siapa? Kenapa bisa? Dia ngapain? Ko jam segini pulangnya? Sebelumnya kamu habis apa?"

------

Ternyata dugaan Sasa salah. Tidak ada kata menghindar dan malah terus ditanya.

Sasa yang benar-benar bingung hari ini hanya bisa mengacak-ngacakan rambutnya, lalu menjawab, "ARKHA BUN, SASA CAPE YA MAU KE KAMAR DADAHHH"
Cepat sekali pergerakan dia untuk naik ke kamarnya.

"Kamu ya, ditanya malah kabur, kamu macem-macem ya!!!"

"ENGGAAA BUN YAAMPUN," Jawabnya keras dari kamar.

'Hari ini gue bingung, apa harus seneng atau heran'
-KHANSA, 2020 karena kebingungan.

•••

Arkha terdiam dikasurnya. Dia masih merasa khawatir pada Sasa. Sungguh, perasaan ini sangat dibenci oleh Arkha, tapi kenapa tidak cepat hilang.

"Huft... mungkin khawatir karena punya rasa simpati"

"Apalagi, Azkha sepertinya mengincar dia untuk ajang balas dendamnya"

"Apa yang harus dilakuin sekarang?"

"Melindungi Sasa? ... ? Serius?"

Begitulah isi pikiran seorang Arkha. Sekalem dan secuek apapun dia, masih ada perasaan kok.

Seseorang mengetuk pintu kamar Arkha perlahan.

Arkha melihat ke arah pintu, namun dia tidak beranjak dari kasurnya.

Tok tok tok
Suara pintu tersebut semakin cepat.

Hal ini membuat Arkha sangat malas untuk membukanya. Karena dia sudah mengira siapa orang yang mengetuk pintu tersebut.

Dengan paksa pintu kamar Arkha terbuka.

"Masuk kamar orang tanpa izin?" tanya sinis dari Arkha.

"Gue gasuka buang-buang waktu"

Arkha menanggapinya dengan sangat tenang. Bukan maksud mengeyel tapi menurutnya ini sudah menjadi kebiasaan.

"Cewe lo cantik juga ya," sindir Azkha.

"Gue penasaran deh, kenapa ada orang yang suka nelen ludah sendiri ya?"

"Oh gue tau, wanita itu memang penakluk, jadi ya masa adik gue ga normal?"

Arkha menutup matanya, dia masih mencoba untuk tidak emosi dengan omong kosong abangnya, yaitu Azkha.

"Bentar lagi juga, lo berani berbuat apapun demi cewe lo"

"Huft... kayanya asik sih"

"Masalah gue sama lo ga jauh karena gue selalu melayani cewek gue dengan baik," ucap Azkha mulai memanas.

Kalimat tadi cukup membuat hati Arkha tersentak.

"Apa? Lo bilang melayani dengan baik?" Sahut Arkha.

"Iya lah" jawab Azkha arogan.

"Lo egois, childish, demi orang lain, cewek ga bener yang bisa buat lo ga bener, terus membuat kacau satu keluarga cuma untuk duit yang dibuang sia-sia?"

"Abang macam apa yang berani kasar ke ibunya hanya karena wanita lain? Apa wanita itu ngurus lo dari kecil?"

Senyuman nampak dari wajah Azkha. Dia menutup telinganya sengaja.

"Bocil tau apa sih?" jawab Azkha menyebalkan.

"Gue, gue mau main-main dikit aja sama cewe lo tadi. Boleh kan?"

"Gausah bawa-bawa Khansa! Dia bukan siapa-siapa!" sentak Arkha.

"Oh, Khansa..."

'Gue bakal balas apa yang Arkha selalu lakuin'

Azkha keluar dari kamar dan membanting pintu dengan keras.

Kepalan tangan Arkha sangat kuat, rasanya dia ingin menonjoknya lagi.

Bahkan Arkha sempat berpikir, kenapa abangnya itu bisa bucin keterlaluan dan memperbesar masalah yang seharusnya itu sepele.

Sekarang rasa khawatirnya terhadap Sasa semakin tinggi. Jika terjadi sesuatu padanya, ini semua bisa menyangkut pada Arkha.

"Misi gue, harus jagain gadis gila itu." Arkha menenangkan pikirannya.

"Jadi yang salah itu, Khansa atau Supermarket?"
-ARKHA, 2020 mulai bingung.

•••

ARKHANSA
(2020, kylzaph)

Yukk mulai running nih, jangan lupa di voment ya❤️❤️ makasii..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARKHANSA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang