[ 16 ] Orang Ketiga

308 18 0
                                    

Maaf yaa temen-temen buat slow update, sungguh aku bingung karena daring arghh..

Ohh iya, buat gambar yang bisa jadi opening setiap scene, aku jeda dulu karena aku bingung kalo di ios beda aplikasi 😭😭😭

Jadi nanti besok besok aku tambahin gif aja okeyy,

Selamat baca ❤️
Terimakasih yang setia nungguin!!

•••

"Kamu apaan sih, udah punya pacar masih genit? Mau apa? Sok ganteng, iya?" Ucap gadis tersebut sambil melipat kedua tangan di dadanya.

"Plis lah, gausah debat masalah ini, aku sama kaya kamu, punya teman," jawab Farrel menahan amarahnya.

"Apa harus ya teman sedeket itu? Apalagi cewe?" Tanyanya semakin sinis.

"Kamu maunya apa, langsung ke inti." Farrel memegang kepalanya seperti sedang kebingungan.

"Jauhi temen kamu itu, atau putus!"

"Kamu serius, Jen?" Tanya Farrel.

Gadis yang sedang dihadapi Farrel yaitu Jeni, pacar baru Farrel yang selama ini selalu dia incar di kantin maupun koridor.

Masalah ini bermula saat Jeni melihat Farrel tengah berbincang dengan Khansa.

Farrel pun mengantar Jeni kerumahnya, namun, mereka seperti tidak saling mengenal ketika di jalan. Farrel mencoba Jeni untuk jujur apa yang sedang dia rasakan dan apa permasalahannya.

"Oh, kamu kira aku main-main? Iya?"

"Kamu, kenapa sih!" Farrel menaikan nada bicaranya.

"Aku gasuka! Cukup!" Jeni masuk ke dalam rumahnya, sedangkan Farrel ditinggal sendiri di garasi milik Jeni.

Farrel mengacak-ngacak rambutnya. Dia merasakan perbedaan kebebasan saat berpacaran dan tidak berpacaran.

•••

Sasa dan Indy asik mengobrol di kafe. Mereka memesan minuman favoritnya yaitu matcha.

Beban di sekolah rasanya hilang saat terlena dalam percakapan tentang masa depan. Jujur, Sasa dan Indy sangat addict membicarakan masa depan masing-masing.

"Lo kepikiran punya suami gak?" Tanya Indy.

"Ya gila, pertanyaan gituan lo tanya??"

"Gue takutnya lo tuh ya hmm gitu deh"

"Sinting!" Sasa menampar pipi Indy.

Indy yang kesakitan karena tamparan Sasa pun langsung dia balas. "Ga sopan!"

Sasa merengek kesakitan. Rasanya lebih sakit 2x lipat.

"Dy, gue mau deeptalk deh"

"Hmm"

"Salah ga, kalo gue suka Arkha?" Tanya Sasa sedikit malu.

Indy menepuk dahinya, lagi dan lagi, Arkha bahasannya.

"Engga, Sa, gue udah bilang sampe cape tuh kaya nyebrangin samudera, kalo lo suka sama cowo, normal!!!" Jawab Indy menggebrak meja.

Tangan Sasa tiba-tiba gemetar mendengar jawaban Indy. Yup, ada benarnya bila mencintai seorang lelaki itu tidak masalah.

"Tapi, gue bisa gak dapetin dia?"

"Nih denger..." Indy meminum seteguk minumannya, "... mencintai itu tidak selalu berakhir memiliki. Gue gatau gimana Arkha membalas perasaan orang"

ARKHANSA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang