17 | Penyakit zombie

96 13 10
                                    

"Gara mana?"

Tama yang sedang makan mie lidi langsung menyahut, "Gatau dah ay, kayaknya ke rooftop dia."

Ayla langsung berlari ke rooftop. Entah kenapa dia merasa khawatir dengan cowok yang menurut dia menyebalkan. Anggap saja aneh, tapi itu kenyataannya.

Ayla membuka pintu rooftop dan menemukan Gara yang sedang memegang serpihan kaca. Buru buru Ayla menghampiri Gara dan merampas serpihan kaca yang hampir mengenai pergelangan tangan cowok itu. "APA APAAN SIH LO?" Ayla sedikit tersentak saat Gara membentak dirinya.

"Lo yang apaan? Bukan dengan menyakiti diri caranya gar, plis hidup lo masih panjang," Ayla memegang tangan Gara. Tatapan Gara yang semula penuh amarah perlahan berubah menjadi normal kembali.

"Ambilin tas gue," Ayla mengambil tas Gara yang ada didekat dia. Gara menerima tas yang diberikan Ayla kemudian mengambil obatnya. Ayla sempat terkejut melihat obat yang diambil oleh Gara.

'divalproex sodium'

"Gar, lo?" Gara yang sedang menutup botol minumnya langsung mendongak menatap Ayla yang masih terkejut. Gara tersenyum sehingga menampilkan dimples di kedua pipinya. 

"Kaget ya?" Ayla mendengus mendengar pertanyaan konyol yang keluar dari mulut Gara.

"Pake ditanya lagi, ya kaget lah bego!"

Gara berjalan ke arah pinggiran rooftop yang dibatasi dengan pagar. Ayla mengikuti Gara dan berdiri di samping cowok jangkung tersebut. Gara menatap gadis di sampingnya, semilir angin membuat rambut Ayla sedikit beterbangan. Gara yang liat itu jadi pengen tenggelem.

"Apa lo liat liat?!" Gara gelagapan abis diciduk mbak crush, dia langsung mengalihkan pandangannya kedepan. "Ceritain tentang obat tadi."

Gara menghela nafas kemudian memulai ceritanya. "Gue emang punya bipolar dari kelas 10, yang tau kalo gue punya bipolar itu Dana. Waktu itu dia mau ngambil buku fisikanya yang gue pinjem, dan pas lagi buka pintu kamar gue kebetulan gue lagi ngegores lengan kiri pake cutter," Gara menunjukkan lengan bagian kirinya yang masih ada bekas goresan cutter. Ayla bergidik ngeri.

"Terus gimana jadinya?" melihat Ayla yang begitu antusias membuat Gara tersenyum.

"Dana langsung misuh misuh pas liat lengan gue udah banyak darah, dia langsung ngebuang tuh cutter terus panik nyariin kotak p3k dibawah. Abis nemu p3k dia ngobatin lengan gue sambil ngomel tapi gue diem aja, disitu emosi gue masih bisa kekontrol jadi Dana nganggep gue cuma lagi gabut aja."

Anak jaman sekarang kalo gabut bikin batik di lengan ya frins, bocah frik.

"Orang tua lo tau?" Gara menggeleng sambil tersenyum miris. "Why?"

"Mereka yang bikin gue gini."

"Gue punya konspirasi, mau denger gak?" ujar Nata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue punya konspirasi, mau denger gak?" ujar Nata. Tama yang ada disebelahnya menatap jengah si cowok berbibir dower abis makan samyang.

"Apa? kalo gak masuk akal gue slepet," Nata malah senyum gak jelas, firasat Tama udah gak enak.

Serenity - Choi Soobin auTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang