Prolog

896 116 9
                                    

***

Illyana menarik napas sebal. Dia mendelik ke arah pusat atensi kawan-kawan sekelasnya. Rasa bencinya semakin bertambah karena cowok itu baru saja mempermalukannya.

"Ly, ganti dulu sana. Nanti nodanya gak ilang-ilang loh."

Dia berdecak keras, "orang juga tau kalo cat akrilik gini susah ilangnya, Put." katanya kesal. Temannya yang baru saja ia ajak bicara itu menatapnya serba salah. "Udah lah. Aku mau ganti dulu. Kalo bu Fira dateng, ijinin aku ya." katanya berlalu ke luar kelas.

Untung saja sekarang jam pelajaran terakhir. Dan kebetulan dia membawa baju olah raga yang rencananya akan dipakai untuk ekskul nanti. Jadi ia tidak perlu cemas dan panik menghadapi masalah seperti ini.

Begitu selesai mengganti baju, ia dihadang olehnya. Iillyana pikir semua urusan telah selesai karena kejadian tadi tapi ia salah perhitungan. "Apa lagi mau kamu? Belum puas sama semua ini?" Dia mengutarakan tanya tanpa menutup-nutupi kekesalannya.
"Belum selesai segampang ini. Gue gak akan pernah ngerasa puas sebelum lo rasain malu yang luar biasa.

Ngerti, Bit*h?"

Sesungguhnya tangan Illyana terlalu gatal ingin menampar bila berhadapan dengan sosok satu ini. Tapi ia sadar, kalau batu diadu dengan batu hanya menghasilkan percikan api. Apalagi dia sudah terlalu banyak menguras emosi untuk meladeni cowok ini.
Dia menghela napas kasar, "terserah! Lakuin apapun yang kamu mau! Aku gak peduli!" katanya sebelum berlalu pergi.

Kenapa jadi gini sih? rutuknya dalam hati. Andai saja waktu bisa diulang, Illyana mau mengubah takdir agar ia tak berurusan dengan cowok yang sayangnya satu kelas dengannya di tingkat dua SMA sekarang. "Oke, cuma satu semester lagi. Semoga tahun depan gak sekelas lagi ya Tuhan. Gedek banget sumpah. Tahan, Illy. Tahan."

Aish! Dia benar-benar merutuki keterlibatannya dengan si pembuat onar satu ini. Kalau kata Putri, manusia ini sudah kerasukan iblis. Apalagi sejak dari awal masuk sudah kelewat dicap buruk karena bolak-balik ketemu guru BP.

Dasar kutu kupret!

***

Oke, jadi ini CBB versi baru. Buat yang pernah nagih dan udah menanti lama, maaf ya baru kesampaian... :((

Ini bayarannya.. Kalau kalian suka monggo dikasih tanggapan. Dari itu bisa kulihat, kalau semakin banyak tanggapan yang baik, berarti cerita ini layak dilanjutkan.

Sekian,
Salam literasi...

COLD BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang