12. Kita dan Sepasa Bahagia

1.8K 341 152
                                    

〰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Now playing :
Letto - Ruang Rindu

"Kapan kamu pulang?"

Gadis dengan mata runcing itu kini tampilkan wajah berseri yang ia punya. Kedua pasang netranya tatap kagum Changbin yang kini tengah memutar stir mobilnya.

"Empat hari lalu."

"Udah lama banget ya, empat tahun di tinggal, kabar kamu baik 'kan?" Tanya gadis itu seraya raih telapak tangan Changbin untuk ia genggam.

Changbin membiarkan tangannya di genggam erat tanpa berniat membalasnya. Karena Jakarta, yang ia inginkan adalah genggaman hangat dari tangan mungil milik Felix. Bukan dari sosok lain yang kini duduk di samping kursi kemudinya.

"Aku gak pernah sebaik ini." Ujar Changbin yang tak mengalihkan tatapannya dari jalanan raya.

"Apa itu karena aku pulang?" Tanya gadis itu dengan kedua matanya yang mengkilat penuh harap.

Changbin anggukan kepalanya mengiyakan, kemudian suara tampannya mengudara pelan. "Iya, salah satunya." Lantas gadis bermata runcing itu tatap Changbin bertanya. "Salah duanya apa?"

Changbin kini tatap wajah gadis cantik itu dengan lembut saat mobilnya berhenti di lampu merah.

"Aku udah nemuin alasan bahagia satu tahun lalu, dan alasan itu sosok yang aku sayang—"

"Jadi jangan khawatir, aku lebih baik dari pada yang kamu kira, Yeji."

Yeji, gadis dengan rambut sepunggung itu tatap Changbin tak mengerti. Satu tahun lalu, saat dimana orang tua Yeji memilih untuk memperkenalkan kekasihnya pada Changbin. Apa Changbin bahagia akan fakta itu? Padahal Yeji sendiri tak pernah menerima kekasih pilihan orang tuanya.

"Ruga, aku—"

"Satu tahun lalu, aku ketemu sama orang yang berhasil bawa aku sebahagia ini Yeji. Aku harap kamu ngerti."

Changbin bawa telapak besarnya untuk usap halus tangan kecil Yeji yang semakin menggenggamnya erat. Kedua pasang matanya tatap wajah gadis yang ia temui enam tahun lalu.

Gadis yang selamatkannya dari maut, gadis yang bawa dirinya sampai pada Jakarta dan buat dirinya bisa temui makna keluarga.

"Ruga, kamu tahu perasaan aku 'kan?" Yeji tatap kedua tinta milik Changbin penuh harap. Berharap akan menemukan namanya di sana.

"Aku gak mau orang lain, aku sayangnya cuman sama kamu. Aku orang yang pertama hadir di hidup kamu, harusnya kamu juga ngerti."

Changbin kini tarik tangannya dari genggaman Yeji, tatap wajah yang dipahat sempurna itu dengan teduh.

"Maaf, aku gak bisa. Perasaan aku ada buat orang lain seharusnya kamu juga kaya gitu—"

"Kenapa? Kenapa aku harus kaya gitu?" Sela Yeji yang kini biarkan kedua pasang matanya diisi oleh kabut tebal.

Levant ¦ ChanglixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang