〰
Matahari pagi kali ini terasa lebih hangat dari biasanya. Jakarta dengan rona angkasa biru mudanya terpampang jelas di pintu balkon apartemen Changbin.
Iya, semalam Felix menginap di apartemen si pemuda rahang tegas. Ah Jakarta, jika mengingat kejadian semalam kedua pipi bertabur bintang Felix akan memerah merona dengan senyuman yang terpatri sempurna.
Bagaimana tidak, ketika Felix berniat menggoda Changbin pemuda dengan rahang tegas itu malah mendaratkan satu kecupan lembut di keningnya. Diikuti dengan suara rendahnya yang berkata, "Aku cinta kamu, dan akan selalu begitu."
Coba Jakarta, bagaimana Felix tidak di buat melayang?
Changbin berhasil membawanya menyentuh langit hanya dengan kata. Felix jatuh cinta, namun tak mampu untuk membalas suara rasa Changbin tadi malam.
Karena di Bali sana, Hyunjin masih menunggunya.
Drrtt drrtt
Hyunjinie 🚀 is calling..
"Kau sudah di bandara?"
Felix menggigit bibirnya gelisah ketika suara Hyunjin menyapa pendengarannya dengan nada antusiasnya. Ah Jakarta, Felix jadi tidak tega.
"Fellie, kau tau? Pemandangan di depan kamar hotel kita sangat cantik. Aku jadi tidak sabar untuk berfoto bersamamu di sana."
Felix pejamkan matanya sesaat, berusaha mengumpulkan keberanian untuk mengatakan keputusannya yang sudah ia pikirkan semalaman.
Felix harus mengakhirinya, atau semuanya akan terlambat.
"Aku tidak sabar untuk pergi ke pantai bersamamu, ayo kita bermain air di sana lalu kita akan mampir—"
"Hyunjin..."
"Ya? Kau sedang berkemas? Kalau begitu aku tutup—"
"Hari ini aku ada—"
"Hari ini kau akan pergi ke bali, menyusulku. Lalu kita akan berlibur dan menghabiskan waktu berdua."
Felix tundukkan kepalanya sejenak. Tak tega mendengar nada suara Hyunjin yang berkata penuh harap dari sebrang sana.
"Hyunjin, dengarkan aku baik-baik aku—"
"Jika kau akan bilang tak jadi menyusulku ke bali, aku tak bisa menerimanya. Kau sudah—"
"Felix, sarapannya udah jadi!" Suara Changbin mengudara lantang dari ruang makan, buat Felix panik karena takut Hyunjin juga ikut mendengarnya.
"Suara siapa itu?"
"Nanti aku akan telfon lagi."
"Kalau begitu, aku akan menjemputmu di bandara nanti."
Felix pejamkan matanya erat, "Hyunjin, aku tak bisa menyusulmu ke bali. Tolong mengerti, ada sesuatu—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Levant ¦ Changlix
Fiksi Penggemar[END] Tentang seorang Rugasa yang tak pernah menerima kasih sayang secara tulus dipertemukan dengan Sang Levant. "Kenapa senyum kamu bisa seindah ini, Felix?" - Seo Changbin