13. Kita itu, Sepasa Nuraga

2.1K 329 274
                                    

〰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dari mana aja lo, semalem gak pulang?"

Felix jatuhkan tubuh lelahnya di sofa. Kedua bibirnya ia lipat ke dalam menahan kedutan di kedua ujungnya yang memaksa untuk patri senyuman merekah, ketika mengingat sesi ciuman dengan Changbin tadi.

Sungguh, Felix tak pernah mengira kalau Changbin bisa semahir itu. Jakarta, lihatlah kedua pipi bertabur bintang itu kini kembali memerah merona.

"Heh, malah mesem-mesem! Tidur dimana semalem?" Chaewon kembali bersuara dengan kedua pasang matanya tatap Felix curiga.

"Apart Kak Abin." Selepas melempar balasan untuk Chaewon, Felix dengan cekat kembali melipat bibirnya ke dalam.

"Ngapain nginep di tempat Kak Ruga?" Lagi Chaewon lontarkan pertanyaan dengan penuh curiga.

"Gak ngapa-ngapain—"

Belum sempat Felix selesaikan kalimatnya, Chaewon lebih dulu mendekat, tarik dagu si pemuda manis dengan cekat. Perlihatkan bibir bawah Felix yang sedikit bengkak dengan luka bekas gigitannya dengan jelas.

"Lo! Bibir lo kenapa?!" Seru gadis cantik itu dengan suara melengkingnya. Felix palingkan wajahnya, buat dagu kecil itu lepas dari cengkraman pelan Chaewon.

"Bukan apa-apa."

"Ey, gue gak bego kaya lo ya. Gue gak bisa di bohongin gitu aja—"

Chaewon jeda kalimatnya, gadis cantik itu melangkah semakin dekat pada Felix. Kedua manik coklat tua itu kini tatap Felix jenaka.

"Jadi, semalem sampe mana?"

Felix tatap Chaewon tak mengerti, sampai mana katanya? Ah rasanya Felix dan Changbin kemarin malam tak pergi kemana pun.

"Gue sama Kak Abin gak kemana-mana."

Chaewon berdecak kesal, "Maksudnya bukan itu marimar! Kak Ruga, abis nyium lo sampe luka gitu dia ngapain lagi? Pasti dia mainnya kasar ya?"

Mengerti apa yang sedang Chaewon bicarakan, Felix dengan refleks usap kasar wajah cantik kembarannya. Berniat buat Chaewon sadar.

"Ngomong apa sih lo?"

Lagi, Chaewon berdecak kesal dengan satu tangannya yang kini berkacak pinggang. "Lo kalau gak mau jujur padahal buktinya udah ada, gue aduin Mama ya!"

Felix putar bola matanya jengah, pemuda manis itu tak habis pikir dengan tingkah kembarannya. "Gue sama Kak Abin, gak ngapa ngapain kali."

"Ca, lo gak marah?" Tiba-tiba Felix lontarkan pertanyaan yang buat Chaewon mengerinyitkan dahinya bingung.

"Ngapain gue marah, lo udah gede ini. Jadi bener ya? Semalem lo beneran—"

"Bukan itu Ca." Potong Felix cepat, ia tak habis pikir kenapa Chaewon begitu penasaran. "Maksud gue, lo 'kan ngegebet Kak Abin—"

Levant ¦ ChanglixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang