MIITSAAQON GHOLIIDZOO

3.2K 421 78
                                    


"Miitsaaqon Gholiidzoo adalah 'perjanjian yang teguh dan kokoh', antara dua insan yang bersatu dalam ikatan suci pernikahan."

"... Dan mereka istri-istrimu, telah mengambil dari kamu, perjanjian yang kuat." (An-Nisa:21)

'Miitsaaqon Gholiidzoo adalah perjanjian agung, sebagaimana Allah Subhana Wa Ta'ala telah mengambil perjanjian dengan Rasul-Rasul Ulul Azmi : Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa."

"Dan ingatlah ketika Kami telah mengambil perjanjian dari para nabi dan dari engkau sendiri.
Dari Nuh, Ibrahim, Musa, Isa putra Maryam. Dan kami telah mengambil dari mereka, perjanjian yang teguh."
(Al-Ahzab:7)

Maka pernikahan itu hakikatnya adalah perjanjian teguh suami istri dengan Sang Pencipta.

Perjanjian ini teramat berat. Karenanya, senantiasa niatkan pernikahan ini untuk beribadah pada Allah. Agar senantiasa turun mahabbah, sakinah, mawwadah warohmah dari Allah Ar-Rohmaan, Maha Pengasih dan Ar-Rohiim, Maha Penyayang."

***

Ada hati yang patah, saat mendengar khutbah nikah yang disampaikan oleh Ustadz Huda. Tapi lelaki itu berusaha tegar dan meneguhkan keimanannya. Ia bukan menjadi yang terbaik untuk Fiza dan Allah telah mempersiapkan jodoh terbaik untuk dirinya.

Sebelum hari dimana Fiza menolaknya, Ziyad telah menghubungi Ammar. Ia meminta nomer telepon Ammar dari Fathan. Kata Fathan, Nenek dari Ammar adalah tetangga sebelah rumah mereka.

Sejujurnya, hati Ziyad tidak tenang membaca pesan dari Fiza yang memintanya untuk bertemu. Hatinya sudah berpasrah seandainya Fiza menolak lamarannya. Ia sudah mencari cara untuk membujuk Fiza agar bersedia menjadi pendamping hidupnya. Tetapi pada akhirnya Fiza menegaskan jawabannya. Cinta tidak bisa dipaksakan dan ia harus belajar menghargai kejujuran Fiza.

Sebelum Ziyad turun dari mobil dan keluar menuju Masjid untuk menemui Fiza, ia kembali menghubungi Ammar. Lelaki itu mengatakan sudah hampir sampai.

Ada bagian dari hatinya yang masih menyayangi gadis itu. Bukan hanya karena rasa tanggung jawab atas kecelakaan yang menimpa kedua orang tua Fiza. Tapi Ziyad juga mengagumi kesabaran dan perlakuan Fiza pada adik-adiknya.

Alphard hitam berhenti tepat di depan mobil Ziyad, di pelataran Masjid. Ziyad bertemu kembali dengan Ammar. Ada intuisi kuat dari Ziyad terhadap Ammar. Meskipun pertemuan mereka tidak terbilang baik. Tapi Ziyad tahu Ammar juga menyukai Fiza.

Flash back.

Ziyad turun dari mobil dan bertemu Ammar di depan gerbang Masjid Al-Hidayah.

"Assalaamu'alaikum Bang Ammar."

Ammar membalas salam dengan tersenyum.

"Wa'alaikumsalam."

Aura permusuhan di antara keduanya, seperti menguap di udara.

"Bang, maaf mendadak menghubungimu. Aku Ziyad."

"Saya Ammar."

Mereka berkenalan secara formal, setelah sebelumnya terhubung melalui pesan singkat.

"Terima kasih Bang Ammar mau datang. Saya... Sekedar Abang tahu, saya sudah melamar Fiza. Hari ini kami janji untuk bertemu dan Fiza akan memberikan jawabannya. Apabila..."

Ziyad ragu melanjutkan. Ia menghela napas sejenak. Ammar menunggu. Wajahnya tetap tenang.

"...Apabila pada akhirnya kami tidak berjodoh. Saya minta Abang melanjutkan perjuangan Abang untuk melamar Fiza. Saya tahu dari Fathan, kalau Abang juga menyukai Fiza."

SEPUCUK SURAT CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang