... Bagian 4 [Periode]

18 7 0
                                    

Setiapa ciptaan-Nya Memang tidak akan Pernah tau apa yang akan terjadi pada waktu ke depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiapa ciptaan-Nya Memang tidak akan Pernah tau apa yang akan terjadi pada waktu ke depan. Kemampuannya tidak lebih dari merencanakan, dan berdoa untuk hasil yang baik.

Seperti halnya sekitar pukul sepuluh pagi banyak kelas yang mendapatkan surprise, datangnya jam kosong berjaamah. Jauh dari kegiatan para murid, yakni halaman belakang sekolah yang jarang terjamah manusia. Ke-empat siswa-siswi tersebut secara tidak sengaja jadi kumpulan dadakan.

Berawal dari Misha, teman dekat Ana mengajak cabut kelas dan meminta menemani untuk menangani bibir yang terasa pahit. Tanpa sengaja ataupun tanpa rencana mereke berdua bertemu Zelvin dan Dito.

"Ga nyangka ada yang sekawan sama gue." Misha mengepulkan vape miliknya. Obat satu-satunya Misha waktu bibir pahit. Ia mengacungkan jempol menanggapi ucapan Dito.

"Nongki di mana aja lu, keknya setiap gue ke sini ga jumpa lu."

"Kemana aja yang bisa asal kaga kegep. Na, lu kaga coba?"

Ana menggeleng. "Lagi males."

Dito mengambil bungkus rokoknya, lalu mematik koreknya. Bisa dihitung sampai detik ini Dito sudah menghabiskan dua batang, satu batang sebelum Misha ke sini. Zelvin berdecih menatapnya.

"Manis, lu juga ngerokok?"

Ana meringis lantaran pertanyaan itu banyak orang yang menanyakan setelah Ana sering mengunggah video waktu nge-vape. Cukup hujatan karena vape ia tidak menginginkan hujatan lainnya.

"Mana ada Ana ngrokok, yang ada ntar diserang netizen." Misha mewakili Ana yang tak kunjung menjawab.

"Ga wajar juga kan cewek ngrokok, bukan cuma gara-gara netizen doang." Zelvin mengambil suara. Dito juga mengangguk setuju.

"Temen gue seketika kicep anjir," sembur Ana.

Misha yang ngerasa tersinggung langsung menutup vape-nya. "Dahlah si Jelpin buat mood gue rusak."

fyi, mereka tadi udah saling kenalan, kecuali Ana, tanpa memperkenalkan diri yang lain udah tau.

"Damai, Sha, damai." Seperti biasa Zelvin mengeluarkan sekitar lima bungkus permen, dan ia berikan untuk Misha.

Misha terkejut, ia tidak menyangkan ketika Zelvin si penikmat damai memberikan makanan manis tersebut. "Na, doi lu sweet amat."

"What?" ucap Ana terperanjat.

Dito segera menyela. "Kalian berdua ada anuan?" Ia mengarahkan jari kepada Ana dan Zelvin berulang kali.

"Ga usah ngada-ngada lu berdua! Gue tampol bolak-balik sini lu," geram Zelvin, lantaran ia menolak keras kata, tuduhan, ucapan Misha dengan Dito.

Gadis berkucir kuda juga ikutan geram. "Tau tuh. Gabut banget keknya."

"Beberapa hari lalu, gue nonton live Instagram lu waktu mabal gara-gara ga diizinin pulang, sama Zelvin kan, palagi di masuk bk berdua, unchh banget. Ga bayangin betapa banyaknya dm yang masuk," cerocos Misha disimak baik oleh Dito yang ga tau apa-apa.

ZELVINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang