Hai, selamat emm— selamat pagi, siang, sore, malam.
Sebelum baca, vote dulu ya.
Komentar per paragraf yuk, untuk tau scene mana yang kamu suka. ❤
Kasih tau ya kalau typo, makasih. Happy reading. ❤
───────♡───────
Ana membawa camera yang sudah terpasang di tripod mini menjelajahi lapangan basket kompleks perumahan di mana gadis cantik itu tinggal. Kesukaannya berekspresi di depan camera membentuk pribadi Ana semakin hari semakin percaya diri. Sesungguhnya, Ana suka membuat video vlog tentang aktivitasnya sehari-hari, mungkin sudah ada dua puluh video yang direkam tanpa berniat menggunggah ke media sosialnya.
Menjadi selebgram saja terkadang ia kecapekan, apalagi jika mempunyai channel YouTube makin berlipat lelahnya nanti. Kebanyakan anak-anak di kompleks tersebut bersifat individual, lebih sering melakukan di dalam rumah tanpa niatan bergabung dengan sekitar.
Bola basket diabaikan oleh Ana, dan lebih tertarik dengan camera. Mungkin saja perempuan berpiyama tidur tersebut masih agak trauma dengan kejadian yang pernah menimpanya di sekolah. "Masih jam setengah delapan, belum malam-malam banget, masih bisa lah gue di sini."
Ana duduk di pinggir lapangan, menikmati sebungkus pentol yang ia beli dari penjual pentol keliling. "Btw, Guys, langitnya cantik banget." Camera terarah ke langit.
"Kelihatan ga sih? Kelihatan ga kelihatan intinya cakep banget." Ana meletakkan sepasang benda elektronik tersebut di tempat awal.
Ana mengubah posisi menyamping, menekuk lutut dan menaruh dagu di atasnya. "Kok ga ada penjual yang keliling lagi sih, padahal gue masih pengen nyemil," ujarnya pelan.
Bagi Ana, nge-vlog bukanlah kegiatan yang menambah kelelahan. Tidak sama sekali. Ana tidak perlu memikirkan kalimat persuasif, ia akan mereka bebas dengan kegiatan ini, mengumpat pun tak masalah, toh Ana tidak mempublikasikan kemana-mana.
Tanpa disadari Ana, seorang cowok berjalan menghampiri. "An."
Ana langsung menolehkan ke samping. Laki-laki tampan itu ikut duduk di sebelah Ana. Sehabis mengantar temannya yang sakit tadi, ia tidak sengaja menangkap keberadaan perempuan yang akhir-akhir ini ada dipikirannya.
"Zelvin, kok lu di sini?"
"Habis dari rumah temen. Lu sendiri ngapain malem-malem di sini?"
Ana menunjuk camera dengan ekor matanya, diikuti Zelvin yang hanya dilirik sebentar. "Sejak kapan punya channel, selama ini kok gue ga tau?"
"Gue suka buat vlog, buat koleksi pribadi aja. Emangnya lu sering kepoin gue?"
Bentar deh, apa tadi Zelvin salah tanya? Sampai lelaki itu dibuat diam. Jujur saja, Zelvin ada kegemaran baru yakni bolak-balik mengunjungi profil Instagram Roseana. Tidak ada bosannya, melihat-lihat unggahan Ana yang terbilang sangat cantik. Baik tatanan feeds, ataupun paras pemilik akun.
Ditanya tentang perasaan, Zelvin masih sangat bingung. Kebersamaannya bersama Ana terkadang menimbulkan perasaan hangat, setiap kali mengingatnya. Muncul juga perasaan ingin melindungi Ana setiap saat. Pertama kali menyaksikan Ana menangis itu pula dalam gendongannya terasa Zelvin tidak mau lagi melihat gadis itu menangis. Lalu, definisi cinta sebenarnya itu seperti apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
ZELVINA
Novela Juvenil⚠ CERITA INI BERTABUR GULA, siap-siap diabetes. ⸝⸝⸝ Roseana Dineshcara, gadis belia yang populer di kalangan anak muda. Memulai karier diusia terbilang sangat muda, 14 tahun. Segala hal tentang dunia maya, Ana sangat pandai. Urusan hati, kemungkina...