'hiduplah berdasarkan kenyataan, jangan berdasarkan rumor'
Seperti kehidupan pada umumnya, aku terjebak dalam situasi dan kondisi dimana pendapat dan pandangan orang lain adalah hal yang paling utama.
Mereka atau ... Aku, mungkin. Terjebak dalam kon...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Musim semi di tahun ini begitu indah pohon-pohon berguguran, gadis itu Anastasia sedang mengumpulkan daun yang gugur, iya meletakkannya di dalam buku yang iya bawah menulis nama daun itu.
Ini adalah aktivitas yang biasa iya lakukan saat musim semi di dunianya dulu, iya sangat suka mengumpulkannya menjadikannya koleksi yang indah. Iya terus berjalan menelusuri Tama sekitar kediaman keluarga knight.
Saat kakinya sampai di sebuah pagar pembatas antara kediaman knight dengan jalan iya berhenti menoleh kebelakang tak ada penjaga, mungkin iya bisa keluar secara diam-diam.
Ya iya tak di perbolehkan keluar tanpa adanya penjagaan dan itu membuat Anastasia menjadi tak enak apalagi iya harus terus di awasi sekali di ingin bebas tanpa penjagaan.
Anastasia mengangkat gaunnya lalu memanjat pagar pembatas, iya sudah berada di balik pagar Anastasia bersorak bahagia akhirat iya bisa lolos tanpa hambatan sama sekali.
"Claudia akhirnya kau keluar dari rumah yang indah tapi seperti penjara, tapi bedanya di dalam makanannya enak dan terjamin" iya menggeleng memandang kedalam kediaman knight.
Anastasia melangkahkan kakinya sesekali memungut daun yang ada jalan, iya juga sesekali menyapa orang-orang yang iya lewati di jalan.
Matanya berbinar saat iya tiba di pasar yang ada di dunia ini, ramai satu kata itu keluar dari bibirnya, bahkan pusat perbelanjaan yang ada di kota apalagi kota yang sudah maju.
Pusat perbelanjaan di kota sangat jauh berbeda dengan di sini, Anastasia berjalan ke arah pedagang pernak-pernik iya melihat-lihat apa yang di jajarkan di sana.
Matanya tertuju pada sebuah gelang yang memiliki bentuk bunga lili iya menyentuh gelang itu indah dan unik gelang itu membuat Anastasia merasa pernah melihat gelang itu entah di mana.
"Apa nona ingin membelinya? Ini cukup murah tak terlalu mahal cuma tujuh keping saja" iya merogoh saku yang ada di gaunnya tapi yang iya dapatkan hanya sebuah kue coklat yang di panggang.
"Say tak ada koin, tapi aku bisa meminjangnya saya adalah anak dari bangsawan knight" orang-orang yang ada di sana tertawa saat mendengar ucapan yang di lontarkan oleh Anastasia.
"Nona anda benar-benar lucu, anda tahu anak dari bangsawan knight itu sangat kejam, berbeda dengan anda yang polos ini" pedangan itu menyahut lalu tertawa kembali bersama orang-orang yang ada di sana.
"Tapi aku tak punya koin" Anastasia kembali merogoh sakunya tapi untuk yang kedua kalinya iya tak mendapatkan apapun kali ini di sakunya.
"Kalau nona tak punya koin lebih baik anda tak usah membeli ini, tapi aku akan menyimpan sampai nona mendapatkan uang" Anastasia berbinar iya lalu melihat sekeliling hal apa yang bisa iya kerja di dunia ini.
"Di mana aku bisa mendapatkan pekerjaan?" Anastasia bergumang pasalnya iya dulu bekerja di tokoh bahan makanan yang bisa di bilang sangat serba praktis tidak seperti di dunia ini yang serba susah ini.
"Lebih baik anda bertanya ke penjaga istana mereka yang lebih tahu dari pada kita yang hanya pekerjaan ini" Anastasia mengangguk lalu kembali melihat ke arah gelang itu lalu kembali menguatkan niatnya.
"Baiklah aku akan bekerja, pak aku titip buku ku di sini jaga dan jangan sampai hilang aku lelah mengumpulkan itu semua" sang pedagang mengangguk lalu meletakkan bukunya di dalam sebuah kota Anastasia pun berjalan untuk mencari kerja.
Saat gadis itu sudah berada jauh iya hilang di Telang kerumunan orang yang ada di pasar itu, seorang pria sedari tadi yang berdiri tak jauh darinya kini berjalan menuju ke arah pedagang tadi.
Pedagang itu membungkuk saat pria itu sudah berdiri di depannya, sedangkan pria itu malah meraih gelang yang Anastasia incar.
"Maaf tuan itu sudah dimiliki oleh orang lain" kata pedagang itu yang membuat pria asing itu menoleh kepadanya.
"Saya bisa membayarnya lebih mahal dari yang kau tawarkan dari gadis itu" pedagang itu sedikit berpikir lalu kembali menoleh ke arah di mana tadi Anastasia menghilang.
"Saya sudah berjanji pada nona tadi tuan" pria itu lalu mengangguk kemudian meletakkan kembali gelang itu merogoh sakunya lalu memberikan sebungkus koin emas ke arah pedagang itu.
"Gadis itu adalah calon istriku, jika di datang kau berikan gelang ini kepadanya dan jika iya memberikan mu koin lagi pisahkan koin itu aku Ingin mengambilnya dan untuk buku yang di berikan gadis itu berikan padamu" pedagang itu mengangguk lalu mengambil buku yang ada di dalam kotak tadi menyerahkannya ke pada pria asing itu.
"Apa anda benar-benar calon suami dari nona tadi?" Pria itu mengangguk lalu mengambil buku itu dari sang pedagang berjalan menuju tempatnya kembali menunggu Anastasia kembali dengan koinnya.
Sedangkan di tempat lain Anastasia menjadi seorang pelayan di sebuah tokoh roti yang cukup besar, iya bertugas menjadi pelayan selama setengah hari.
Iya pikir bekerja di dunianya dan di dunia ini sama saja ternyata lebih sulit pekerja di sini dari pada di dunianya yang serba canggih itu.
Sudah seharian penuh iya bekerja seluruh tubuhnya terasa remuk bagaimana tida sudah sebulan iya menjadi tuan putri di kediaman knight apa pun yang iya inginkan tinggal menyalahkan lonceng saja.
Hari sudah sore iya lalu pergi menghadap ke pada pemilik tokoh, iya mendapat upah delapan koin emas untuk gaji hari ini, iya berjalan keluar tokoh dengan penuh bahagia.
Berjalan menuju ke arah pasar di sana masih ramai lampu-lampu berjajar menerangi area pasar iya berjalan mencari pedagang tokoh yang tadi iya datangi.
"Aku rasa tulang-tulang terasa berpisah saja benar-benar sakit" iya terus berjalan saat iya sampai di tokoh pedagang yang hampir tutup itu.
"Pak!!" Teriaknya membuat pedagang itu menoleh meneliti Anastasia dari bawah sampai atas lalu beralih melihat pria yang ada di sana.
Pria itu mengangguk lalu membuat pedagang itu bergumam 'oh' yang membuat Anastasia bingung lalu ikut menoleh apa yang di lihat oleh pedangan itu.
"Pak apa gelangnya masih anda simpan" pedangan itu mengangguk lalu meraih sebuah kotak menyerahkannya ke pada Anastasia.
Gadis itu meraih kotak itu membukanya lalu mengeluarkan isinya, menyerahkan delapan keping uang koin itu kepada sang pedagang, pedagang itu meletakkannya kedalam bungkusan berwarna merah dengan sebuah logo di sana.
Anastasia mengunakan gelang itu pula sangat pas dengan tangannya yang kecil, iya mengucapkan selama tinggal ke arah sang pedagang lalu berjalan menjauh dari sana.
Pria yang sedari tadi menunggu di sana berjalan menghampiri pedagang itu mengambil koin Anastasia lalu memasukkannya kedalam sakuh celananya.
"Bekerja seharian hanya mendapat delapan keping saja" gumangnya lalu berjalan meninggalkan pedangan itu mengikuti Anastasia yang sudah sedikit jauh.
Anastasia terus saja memandangi gelang yang ada di lengan kirinya itu dengan senyum yang mengembang, iya berjalan pulang ke kediaman keluarga knight.
Iya tiba-tiba berhenti membuat pria yang mengikutinya tadi juga ikut berhenti berpikir sebentar lalu memukul kepalanya saat iya baru teringat pada bukunya.
"Dasar gadis ceroboh" katanya lalu melanjutkan jalannya kembali ke kediaman knight, sedangkan pria yang mengikutinya secara diam-diam itu menggeleng lalu melirik buku yang dia genggam.
Anastasia sampai di kediaman knight memanjang gerbang saat iya berada di atas gerbang iya terlihat seperti ragu-ragu tapi tiba-tiba kakinya terpeleset lalu terjatuh kedalam yang membuat pria yang mengikutinya kaget.
Iya mendekat ke arah tembok mendengar apa yang terjadi ke pada gadis itu tapi saat mendengar gelak tawa Anastasia membuat pria sing itu membuang nafas lega lalu berjalan meninggalkan sekitar kediaman knight.