Satu celah

758 18 4
                                    

Sore ini, Kirana duduk di bangku cafe paling pojok. Menikmati secangkir coklat panas, dengan kue redvelvetnya.

Gadis itu menatap keluar, banyak orang berlalu lalang di luar sana. Ada beberapa remaja seumuranya sedang berkumpul bercanda gurau disana.

Kirana hanya terdiam, melamunkan tentang mimpinya semalam. Ia merasa yakin jika itu bukan mimpi biasa. Padahal beberapa hari ini, ia selalu bermimpi indah, meski terkadang Alesha menganggunya, terus merengek meminta hal aneh-aneh pada Kirana. Seperti disuruh memutarkan video boyband korea yang terasa asing saat Alesha menyebutkan nama boyband itu.

Tapi, semenjak itu ia jadi tahu apa nama band itu. BTS, segerombolan oppa ganteng yang unyu dan menggemaskan itu sering membuat Setan bernama Alesha itu berteriak histeris layaknya manusia ya sedang menonton konser idolanya.

Terkadang, ia berfikir kenapa Alesha tidak pergi saja menempeli idolana itu. Mungkin saja kan Alesha bisa melakukan itu, secara ia tidak perlu membuat paspor, visa, membeli tiket pesawat atau pun tiket konser. Atau apa mungkin di dunia persetanan juga ada hal seperti itu, makanya Alesha lebih mending menganggunya hanya untuk meminta menonton konser idolanya itu lewat ponsel atau laptopnya?

Kirana menggelengkan kepalanya, dia benar-benar bisa gila karena ulah setan absurd seperti Alesha.

Gadis itu mengerjapkan matanya, ketika Lita Qiana Azizah, teman sebangkunya itu melambaikan tangannya di depan wajah Kirana.

"Lo liatin apa, Ran?" tanya Lita lalu duduk di depan Kirana.

"Cuma liatin beberapa orang yang kurang kerjaan." jawab Kirana.

Lita menggelengkan kepalanya, "Padahal lo sendiri juga kurang kerjaan." cibir Lita.

"Btw, lo kenapa ngapain di sini sendirian?" tanya Lita.

Kirana menaikan kedua alisnya, " Lo sendiri ngapain?"

"Numpang wi-fi doang." jawab Lita dengan cengiran kudanya.

"Oh." sahut Kirana lalu memalingkan wajahnya kembali melihat luar.

Lita menggelengkan kepalanya, ia sudah terbiasa dengan sikap Kirana yang kaku seperti itu. Gadis itu pun mulai menyibukkan jemarinya pada laptopnya.

Suasana hening sejak lima belas menit berlalu, Lita berdecak sebal, " Ran, lo nggak mau pulang apa?" tanya Lita.

"Betah banget ngelamun dari tadi, heran gue." tambahnya. Pasalnya ia benar-benar heran, Kirana hanya terus menatap ke luar seperti melihat sesuatu yang asing, bahkan gadis itu tidak mengeluarkan ponselnya dari tadi, mengobrol dengan dirinya saja tidak.

"Nanti." jawab Kirana singkat.

"Makanan dan minuman lo udah habis loh?"

"Lo ngelamunin apa sih?"

"Nggak penting juga buat lo."

Pletakk..

Sebuah jitakan di hadiahkan pada kening Kirana.

"Punya temen gini amat, astaga!" ketus Lita.

"Ishh, apaan sih lo." balas Kirana.

"Udah empat bulan kita sebangku, dan lo masih tertutup aja sama gue. Bentar lagi kelas dua belas, harusnya lo perbanyak kenangan sama gue." seru Lita

"Kenangan itu nggak berguna buat masa depan." sahut Kirana

"Hah!?"

"Ck, gue curiga kalo lo sebenernya bukan coldgirl tapi sadgirl, iya kan. Ngaku lo!" serang Lita menepati sasaran.

"Apaan sih lo, ta."

Lita memicingkan matanya, "Bener kan kata gue, lo dingin gini pasti ada sebabnya! secara muka lo tuh muka usil bukan muka dingin kek kutub utara."

"Lo kira gue es batu apa! Lo kira gue tuh tokoh utama novel apa!?" sungut Kirana.

"Njir, ngegas."

"Lo mikirin apa sih, Ran? Lo tuh sensi banget jadi orang. Santai aja napa sih." cetus Lita.

"Hah.."

"Sini cerita sama gue."

Kirana memalingkan wajahnya, "Lo nggak akan ngerti."

"Gue juga nggak akan ngertiin lo kalo lo nggak cerita, pea."

"Lo cewek aneh, Ran."

Sekelebat suara menyebalkan itu muncul di pikiranya.

Gadis itu beranjak dari tempat duduknya.

"Gue pulang duluan." seru Kirana lalu meninggalkan Lita yang memasang wajah cengonya. Seperginya Kirana, Lita menggebrak meja kesal,

" Untung temen gue, Tuhan."

---

Rintik-rintik hujan mulai semakin deras, Kirana menepi ke sebuah mini market untuk berteduh.

Gadis itu kemudian duduk di kursi, bayangan tentang mimpinya semalam membuat dirinya kesal, siapa Arsana? Hanya nama itu yang sangat membekas di ingatanya.

"Arsana.." gumamnya lirih.

Entah kenapa gadis itu tidak merasa asing dengan nama itu.

Tapi, kenapa ia hanya bertemu di alam mimpi? Kenapa ia tidak menemukanya di dunia nyata seperti Alesha misalnya. Atau mungkin Arsana belum mati?

"Kalau belum mati, kenapa dia bisa di alam ghaib seperti yang diomongin kakek itu?"

Gadis itu mendengkus, " Gue aja belum mati, bisa mimpi masuk alam ghoib. Pasti dia ada disuatu tempat."

"Tapi, Arsana pulang sama Keysa. Bukan sama gue."

Kirana pun menggaruk kepalanya yang tidak gatal, " Pusing gue. Semoga itu cuma bunga tidur." gumamnya.

"Arsana?" ucap seseorang mengejutkan Kirana.

--TBC--

Hayo siapa lagi nih.😂

Tuh,  buat yang kalian tanya 'kak,  bukanya kemarin temenya Kirana tuh Azizah ya?' Nah,  Azizah tu nama kepanjangan dari Lita,  oke😉

Come Here (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang