Kirana membaringkan tubuhnya diranjang. Gadis itu menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong.
Setelah berdebat dengan Alesha tadi membuat Kirana sedikit syok. Tapi, dia masih merasa bingung kenapa Arsana bisa menjadi korban Gwen dan Alandra? Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa harus Arsana, sedangkan ia sendiri masih memikirkan perkataan Daren. Daren bilang Arsana melarikan diri, tapi Alesha bilang Arsana hanya korban dari Gwen dan Alandra.
"Ran.."
"Kirana.."
Kirana membulatkan matanya, melihat seseorang yang ia kenal tiba-tiba saja ada dihadapannya.
Seorang gadis cantik dengan wajah pucatnya itu sedang tersenyum lembut padanya.
Kirana mengerjapkan matanya berkali-kali untuk memastikan bahwa ia tidak sedang berhalusinasi.
"Gue cuma punya waktu sebentar, sebelum mereka semua tau apa yang gue lakuin sekarang."
Kirana berjengkit kaget, gadis itu langsung terbangun dari tempat tidurnya.
"Key, ini beneran lo?" tanya Kirana dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Iya ini gue."
Kirana langsung turun dari tempat tidur lalu menghampiri Keysa.
"Maafin gue, Key. Gue nggak bisa selametin lo waktu itu, maafin gue--"
"Ran, itu masalalu." potong Keysa
"Gue nggak bisa bercerita panjang lebar, Ran."ujar Keysa.
"Gue cuma mau bilang, kematian gue bukan salah lo. Stop salahin diri lo sendiri, justru gue yang minta maaf, maaf nggak percaya sama lo selama ini, nggak bisa jadi sahabat yang baik buat lo."
"Setelah gue mati, gue tau lo bener-bener terpuruk, gue sadar ternyata selama ini lo pendem rasa sakit lo sendirian, lo cuma pengen hidup normal kaya manusia lainnya, tapi gue dan Vivi ngancurin impian lo."
"Tapi Ran, gue beruntung lo punya kelebihan ini. Karena kalau bukan karena kelebihan lo, gue nggak bisa minta pertolongan sama lo."
"Ran, gue mohon ini yang terakhir kalinya."
"Gue punya permintaan terakhir."
"A-apa? Gue upayain permintaan lo terkabul." ucap Kirana
Keysa tersenyum semringah, ia menghampiri Kirana lalu membisikan apa permintaannya. Namun, permintaan itu cukup membuat Kirana semakin syok.
"Gue mohon, ini untuk terakhir kalianya."
Kening Kirana berkedut, dengan air mata yang sudah mengalir, Kirana tersenyum membalas senyuman Keysa.
"Akan gue coba."
---
Disinilah Kirana berada, disebuah hutan yang begitu gelap.
Kirana nekat untuk pergi dari rumah malam ini, ini demi permintaan Keysa dan tujuan yang selama ini ia cari.
Saat ini ada sinar yang begitu terang di hadapannya. Gadis itu memperhatikan sekitarnya, yang sudah semakin jauh dari rumahnya atau mungkin sudah jauh dari dunia manusia.
Kirana menelan ludah, berusaha menyakinkan pilihannya. Lalu ia pun berjalan memasuki sinar yang terang itu.
Tidak ada perubahan, sekarang ia malah berada ditempat yang sama gelapnya seperti tadi.
Tapi, suasanya terlihat sangat berbeda. Tempat yang ia pijak saat ini lebih mencekam dan membuat bulu kuduknya merinding.
Jadi, apa sekarang dia sudah ada di hutan terlarang? Sebuah hutan yang begitu mematikan hingga tak semua orang bisa mamasuki hutan ini termasuk makhluk ghoib dan manusia, terkecuali Kirana. Seorang gadis dengan kelebihan yang sering dianggap sebuah kecacatan didunianya.
Kirana teringat pesan Keysan, untuk bisa menahan diri dari apapun godaan yang menghampirinya di hutan terlarang. Hutan itu begitu ajaib hingga bisa membuat orang yang memasuki hutan itu terlena atau sebaliknya merasakan ketakutan.
Kirana berjalan perjalan, jika ditanya apa Kirana takut, jelas ia sangat takut saat ini. Tapi, ini demi seseorang yang berarti bagi Kirana.
Gadis itu menghentika langkahnya ketika menyadari dia ada diujung tebing hutan terlarang.
Srakk...
Kirana memejamkan matanya, mengatur nafasnya untuk tidak memperlihatkan rasa takutnya.
Perlahan ia membalikan tubuhnya untuk memastikan bahwa dirinya aman dan tidak ada yang mengawasinya.
"Boom!"
"Ah shit!!!" umpat Kirana, gadis itu terkejut tanpa menyadari ia memundurkan langkahnya, yang semakin berada diujung jurang. Selangkah lagi ia melangkah, maka dipastika ia akan jatuh dan mati sia-sia.
Sesosok itu, bertubuh tinggi, ada loreng di dahinya, rambutnya berwarna putih. Ia juga menggunakan jubah berawarna putih, dan ada ekor di tubuhnya. Kirana belum pernah melihat hantu jenis ini, apa dia siluman?
"Siapa kamu!?" tanya Kirana.
"Aku, penjaga hutan terlarang. Ada apa gerangan seorang manusia biasa memasuki hutan terlarang?" jawabnya.
"Aku--aku mencari seseorang dan harus membawanya pulang."
Sosok itu melangkahkan kakinya menghampiri Kirana, dengan menautka kedua alisnya.
"Tapi, seorang manusia tidak bisa mengambil apapun didunia yang gelap ini. Jika ia memaksa, maka hidupnya akan terancam."
"Contohnya, seperti ini.." tambah sosok itu, lalu mendorong Kirana dengan jari telunjuknya.
Kirana membulatkan matanya, baiklah seharusnya ia mendengarkan peringatan Alesha.
"Maaf.." gumam Kirana pasrah, gadis itu lalu tersenyum hangat, membiarkan tubuhnya melayang dijurang yang begitu dalam.
Mati konyol? Mungkin itu adalah jalan terbaiknya.
--TBC--
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Here (Selesai)
JugendliteraturKirana Dewi Lucyta, seorang gadis yang menginginkan kehidupan normal. Menginginkan tidak perlu lagi melihat hal yang tak seharusnya bisa dilihat, tidak perlu lagi membuat orang-orang disekitarnya menjadi sial dan celaka karena ulahnya. Dibalik s...