Saat ini semua rombongan sudah memasuki kelasnya masing-masing. Kebetulan kelas Kirana di isi oleh Andi dan juga dua temannya, Aqila dan Leon.
Sekarang waktunya semua siswa baru makan bekalnya masing-masing sesuai apa yang diperintahkan oleh mereka.
Andi menggelengkan kepalanya melihat Kirana hanya terdiam tidak mencicipi makanannya.
Cowok itu menghampiri Kirana, "Kenapa nggak di makan?"
"Aku nggak suka makanannya."
Andi menghela nafas, laki-laki itu pun mengambil makanan Kirana.
"Ya udah, kamu makan roti kakak. Biar makanan itu kakak yang makan."
Kirana tersenyum lebar, "Makasih kakakku sayang."
Andi hanya menggelengkan kepalanya,
"Padahal masakan mama gue tuh enak,"
"Rugi banget lo nggak makan ini." jawab Andi yang duduk di samping Kirana, cowok itu menyuruh teman sebangku Kirana untuk pergi ke bangku lainnya.
Kirana hanya cengengesan saja mendengar omelan Andi.
Sementara para siswa lain memandang iri pada Kirana. Karena Kirana diperlakukan istimewa oleh ketua osis, bahkan sekarang mereka duduk bersama.
Istirahat pun telah datang, Kirana celingak celinguk ketika semua temannya sudah pergi duluan tanpa mengajaknya.
Gadis itu pun memilih berjalan sendiri ke kantin.
Sampai seseorang melambaikan tangannya.
"Hei! Sini gabung!" seru seorang gadis dengan paras yang begitu cantik meski berpenampilan seperti orang gila.
Kirana mengangguk lalu menghampiri mereka, ada dua orang yang duduk bersama gadis itu.
"Kenalin, gue Lavina Pramelia. Dan yang ini Cantika Raveena, trus yang agak bule ini nih Keysa Zilvania Stacy."
"Gue Kirana." seru Kirana.
"Btw, kita sekelas loh. Gue juga lihat tadi lo duduk sama kak Andi. Sosweet banget sih kalian."
Kirana tersedak ludahnya sendiri, gadis itu terbatuk.
"Uhukk.. Jangan salah sangka, dia kakak gue kok. Gue curiga pasti semua orang nyangka gue pacarnya kak Andi nih." jawab Kirana.
Keysa membulatkan matanya, " Serius, dia kakak lo!?"
"Iya, dia kakak gue. Ya wajarlah kita deket."
"Syukurlah," sahut Cantika.
"Kenapa? Kalian naksir ya." goda Kirana.
"Duh Ran, siapa sih yang nggak suka sama kak Andi, dia tuh udah ganteng, baik, ramah ketua tim basket pula. Dia juga sering ikut olimpiade matematika, idaman banget nggak sih." celetuk Keysa.
Kirana menggelengkan kepalanya, jadi kak Andi memang seterkenal itu ya?
"Parah kalian, kita baru aja masuk sekolah. Dan kalian udah tau gosip tentang kak Andi."
"Salut gue sama jiwa stalker kalian."
Lavina terkekeh, " Kita sih emang denger-denger dari kakak kelas. Apalagi gue punya banyak temen kakak kelas, jadi tau lah siapa aja yang famous di sini." seru Lavina.
Kirana mengganguk-anggukan kepalanya, "Pantes up to date."
"Btw, kalian tuh masih bocil tapi." ucap Kirana mengingatkan soal kenyataan.
"Ya apa salahnya sih, zaman sekarang kan udah banyak anak smp pacaran." ucap Keysa.
"Ya iya sih, tapi--"
"Ah lo mah, nikmatin aja masa muda. Buat kenangan sebanyak mungkin, Ran." seru Lavina.
"Iya juga ya."
"Btw, kalian lihat nggak sih tadi si Arka. Ganteng banget gila." seru Lavina.
"Arka? Si cowok kocak macem dia?" tanya Kirana.
"Iya, idaman banget sih. Gue suka sama cowok yang ganteng dan humoris kek gitu. Nggak kek yang disampingnya noh, cowok culun amat pake kacamata." ucap Lavina
"Maksud lo Vino?" tanya Kirana
"Iya,"
"Tapi seru kok orangnya."
"Seru apanya, udah culun, pendiem lagi."
"Ya terserah sih, tapi lo harus tanya-tanya Vino tentang Arka. Secara mereka kan keliatan deket tuh, mungkin mereka bersahabat."
"Bener juga, ya udah gimana kalo lo bantuin gue biar gue bisa deket sama Arka."
Kirana mengkerutkan keningnya,
"Sebenernya gue nggak mau terlibat dalam urusan kek gini sih.""Plis Ran, lo kan humble jadi orang. Pasti mereka cepet akran deh sama lo."
Akhirnya Kirana pun menyetujui itu, tanpa tahu jika keputusannya adalah keputusan yang salah, keputusan yang akan menghancurkan segalanya.
---
Sudah satu tahun berlalu, tak ada yang aneh selain Kirana harus menahan diri jika ada hantu yang menganggunya di sekolah.
Ia berusaha mati-matian agar kelebihannya itu tidak membuat orang-orang memandangnya aneh.
Pukk.
Kirana menimpuk pundak Arka.
"Anjir, serius lo. Gila parah-parah, kasian anak orang cukk."
"Serius gue Ran, harusnya lo liat tadi ekspresinya, sampe ketakutan gitu. Anjir, harusnya gue video tadi mukanya." jawab Arka.
"Lo kalo usil emang kebangetan Ar." seru Lavina.
"Iya emang parah nih cowok satu." seru Keysa.
Sementara itu Vino hanya asik dengan game ponselnya.
"Lo maen game mulu elah, Vin." seru Kirana.
"Temen lo tuh dikasih pencerahan biar nggak jailin orang mulu."
"Eh--Ran... Yahh kalah kan gue."protes Vino.
"Lagian si Arka nggak akan tobat kalo belum kena azab."
"Btw Ran, lo besok ada acara nggak?"tanya Arka.
"Nggak sih, kenapa?"
"Gue mau beli sesuatu tapi, gue butuh bantuan lo." seru Arka
"Buat siapa tuh barang?"
"Seseorang yang istimewa." ucap Arka menatap Kirana dalam. Membuat gadis itu agak salah tingkah di buatnya.
Sementara itu Lavina menghentikan makannya, gadis itu lalu pergi meninggalkan mereka.
-TBC-
Kalian peka nggak? 😂
Udah aku kasih kode loh😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Here (Selesai)
Teen FictionKirana Dewi Lucyta, seorang gadis yang menginginkan kehidupan normal. Menginginkan tidak perlu lagi melihat hal yang tak seharusnya bisa dilihat, tidak perlu lagi membuat orang-orang disekitarnya menjadi sial dan celaka karena ulahnya. Dibalik s...