"Kita berjumpa lagi, sayang.."Kirana berjengkit lalu berdiri memukuli Vino.
"Aduhh.. sakit sayang.."
"Lo! Lo ngapain disini Vin! " pekik Kirana sebal yang masih memukuli Vino dengan tangannya.
"Berhenti dulu makannya, kita diliatin orang-orang." seru Vino
Kirana terdiam lalu memperhatikan sekitarnya, gadis itu menyengir kuda, lalu menjewer Vino dan membawanya keluar kelas.
Ada beberapa siswa yang mentertawakan Vino ada juga yang merasa kasihan karena sudah disiksa oleh Kirana.
"Adegan rumah tangga, gaes.."seru Mesya.
Sementara Lita dan Zahra salng bertukar pandang.
"Itu-- itu Vino yang diceritain Kirana waktu itu?" tanya Lita
Mesya langsung terhenyak, " Wah, bisa jadi tuh. Gila sosweet banget sampe nyusulin Kirana kesini."
"Sisain gue satu cowok kek gitu, Tuhan."seru Zahra
Sementara itu, Kirana segera melepaskan tangannya dari telinga Vino.
Vino meringis memegang telinganya.
"Sakit tau.."
Kirana menaikkan satu alisnya, " Apa sakit?"
"Gitu aja sakit." Cibir Kirana
"Kamu tuh ya, disusulin pacarnya bukannya seneng malah dimarahin."
Kirana berkaca pinggang mendengar itu,
"Ya lagian, ngapain lo disini sih Vin. Kita udah kelas tiga dan lo malah pindah kesini. Parah banget lo.."
Vino merendahkan posisi berdirinya hingga wajahnya setara dengan Kirana.
"Jangan lupa, dari dulu aku selalu bilang. Aku akan selalu ada untukmu tidak peduli apapun keadaannya." seru Vino dengan tersenyum lembut.
"Jadi, kemana pun kamu pergi aku pasti akan menyusulmu." ucap Vino lalu mengecup kening Kirana tanpa permisi. Membuat seluruh siswa bersiul dan menggoda mereka.
Apalagi ulah Vino yang menarik perhatian, secara dia adalah siswa baru dan sudah membuat pertunjukan yang hebat.
"Vino Aldiansyah!" pekik Kirana kesal.
Sementara yang membuat Kirana kesal sudah berlari kedalam kelas untuk menghindar dari amukan Kirana.
---
Vino dan Kirana berjalan beriringan, mereka terlihat asik mengobrol. Mesya, Lita dan Zahra menggelengkan kepalanya, merasa asing dengan sikap Kirana yang sangat berbeda jika bersama Vino.
"Pengaruh banget ya adanya Vino? Sampe Vino ngerangkul aja, dia biasa aja" tanya Mesya.
"Ya lo kan tau sendiri, dari cerita Kirana. Vino itu orang yang selalu ada buat dia, ya pasti Vino ada ditempat yang spesial lah." jawab Lita
Zahra menganggukan kepalanya,
"Beda ya, kalo sama kak Daren judes banget."
"Padahal kak Daren kakaknya."
"Tapi kan bukan kakak kandung."
"Iya juga sih.."
"Tapi, gue suka lihat Kirana bisa lepas kaya tadi..." ucap Mesya
Lita dan Zahra mengangguk setuju,
---Kini Kirana sedang mengkerutkan keningnya, ia merasa ada yang janggal dengan tempat yang sedang ia pijak.
Saat ini ia tidak tahu berada dimana, yang pasti ia ada dihalaman rumah yang terlihat kosong tak berpenghuni.
Gadis itu merasa familiar dengan suasana yang sedang ia hadapi. Tapi, entah karena apa hingga ia melangkahkan kakinya di tempat ini.
Tempat ini seperti memiliki magnet yang kuat, hingga bisa menariknya sejauh ini.
"Astaga!" seru Kirana terkejut, gadis itu menatap ke bawah. Ada seorang anak kecil yang begitu cantik sedang menarik roknya.
Kirana tersenyum manis, lalu berjongkok untuk mentarakan tingginya.
"Kenapa? Kamu tersesat ya?" tanya Kirana
Anak kecil itu menggelengkan kepalanya,
"Jangan pergi kesana, Kirana." ucap anak kecil itu.
Kirana menaikan kedua alisnya, "Loh kenapa?"
"Disana sangat menakutkan."
Kirana mengerjapkan matanya beberapa kali, " Bentar, kok kamu tau nama aku?"
Anak kecil itu mulai tersenyum kearahnya,
"Karena aku temanmu." ucapnya lalu mendekati Kirana.
Sedangkan Kirana langsung berdiri, dan memundurkan langkahnya. Gadis itu menatap anak kecil yang ada dihadapannya. Wujudnya benar-benar seperti manusia. Kakinya menapak ke tanah, bahkan anak kecil itu memakai baju overall berbahan jeans, rambutnya dikepang dua dan menggunakan boater topi berwarna putih dengan pita berwarna hitam. Sebenarnya siapa anak kecil yang ada dihadapannya ini.
Kirana tersenyun miris, " Dek, kamu pasti anaknya tetanggaku ya, makanya kamu kenal aku."
Anak kecil itu menggelengkan kepalanya, senyumnya semakin lebar dan mengerikan. Perlahan wajahnya berubah menjadi menyeramkan, matanya hilang satu, wajahnya penuh darah dan luka. Dadanya berlubang, sepatunya penuh dengan darah.
"Aaaaa..." jerit Kirana, gadis itu langsung berlari ke dalam rumah. Gadis itu mengumpat karena ia malah memasuk rumah kosong itu.
Tapi, ia kembal terdiam ketika melihat ruangannya begitu bersih dan tertata rapi.
Apa benar ini adalah rumah kosong? Kenapa ruangannya begitu bersih, seakan sering ada orang yang membersihkannya.
Gadis itu memberanikan diri melangkah, menaiki tangga, ia menjadi penasaran dengan rumah ini. Tapi, kenapa anak kecil tadi memperingatkan untuk tidak memasuki rumah ini?
Saat ia melangkahkan kakinya, tiba-tiba kakinya terasa begitu berat. Gadis itu melihat kearah bawah, anak kecl tadi menahan kakinya.
"Lepasin." seru Kirana
"Jangan, Kirana."
"Aku harus tau tempat ini apa.." ucap Kirana lalu tetap melangkahkan kakinya.
"Aku bilang jangan!!!" teriak anak kecil itu dan dengan cepat tubuh Kirana terpental ke belakang.
Brukk
Tubuhnya terbentur ke pintu, gadis itu meringis menahan sakit. Wajah anak kecil itu kembali seperti saat ia bertemu di luar.
"Maaf, tapi kamu harus melupakan hari ini, Kirana." ucap anak kecil itu lalu mengusap wajah Kirana.
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Here (Selesai)
Teen FictionKirana Dewi Lucyta, seorang gadis yang menginginkan kehidupan normal. Menginginkan tidak perlu lagi melihat hal yang tak seharusnya bisa dilihat, tidak perlu lagi membuat orang-orang disekitarnya menjadi sial dan celaka karena ulahnya. Dibalik s...