Pelajaran olahraga telah selesai, hari ini renang. Semua orang sedang membersihkan badan mereka masing-masing.
Gadis itu menunggu giliran mandi, ia hanya duduk memperhatikan kolam renang. Disana ada Keysa yang sedang mengobrol entah dengan siapa dari sambungan telponnya.
Tapi, nada bicara Keysa terlihat lemah. Bahkan sesekali ia melihat Keysa yang memijat keningnya.
"Dia sakit?" tanya Kirana entah pada siapa.
Tak lama Keysa pun menghentikan obrolannya lalu menyimpan ponselnya ditas. Gadis itu terlihat sempoyongan. Dengan cekatan Kirana menghampiri Keysa.
"Lo kenapa?" tanya Kirana.
"Gue pusing, bisa bantuin gue ke Uks nggak?"
Kirana pun mengangguk, gadis itu menempelkan telapak tangannya dikening Keysa.
"Lo demam, Key. Kenapa lo paksain renang sih." omel Kirana.
"Hm.." Keysa hanya bergumam
Kirana pun memapah Keysa, tapi hal menyebalkan datang. Rere berlari dan menabrak Kirana dan Keysa.
Byurr..
"Key!" pekik Kirana, gadis itu menatap sinis pada Rere.
"Sory, gue nggak sengaja. Gue buru-buru." ucap Rere lalu meninggalkan mereka berdua.
"Ran, tolong gue lemes." teriak Keysa
Byurr..
Kirana segera turun dan berenang. Sialnya mereka berada di kolam renang cowok, dimana kedalaman lebih dalam dari yang biasa mereka pakai.
Kirana mengambil udara sebanyak mungkin lalu menyelam, karena Keysa sudah pingsan.
Kirana menepuk-nepuk wajah Keysa, berharap Keysa segera bangun. Gadis itu terlihat panik, mengingat kejadian saat bersama Andi dulu, ia menggelengkan kepalanya. Berusaha berfikir positif, bayangan Andi yang tiba-tiba muncul di hadapannya yang sedang menatapnya marah membuat gadis itu sesak, ia kembal kepermukaan badannya terasa lemas.
"Hah... Nggak.. Hahh gue harus berani." ucap Kirana, gadis itu kembali masuk ke dalam air. Menyelam masuk, menggapai tangan Keysa.
Dugh..
Kepalanya terbentur sisi kolam, Kirana meringis menahan sakit, mungkin sekarang kepalanya lebam karena terasa berdenyut nyeri.
Key, gue mohon lo harus bertahan. Batin Kirana.
Gadis itu kembali meraih tangan Keysa, tapi ia tidak bisa menahan lagi rasa sakitnya.
Maafin gue, key. Batin KiranaDadanya terasa sesak, karena terlalu lama didalam air. Gadis itu memikirkan bagaimana rasanya jika dia di posisi Keysa yang susah bernafas.
Kirana kembali berusaha mengambil kesadarannya.
Byurr..
Kirana tersenyum tipis, ketika melihat dua orang yang masuk ke dalam kolam. Seseorang telah menolong Keysa lebih dulu. Sedangkan seseorang yang ia kenal sedang menatapnya khawatir, gadis itu kemudian memejamkan matanya, ia tidak bisa melewati batasan dirinya.
---
Kini Kirana berada di UKS, gadis itu telah siuman. Matanya menangkap Vino dengan rambutnya yang basah, sedangkan di sisi Kirinya ada Seira yang matanya terlihat sembab.
"Lo nangis, Sei?" tanya Kirana lirih dengan senyum meremehkan.
"Akhirnya lo sadar juga." pekik Seira senang yang langsung memeluk Kirana.
"Gue takut lo kenapa-kenapa, hiks.."
"Harusnya gue nggak tinggalin lo ke kantin tadi."
"Lo nggak salah Sei."
"Gimana keadaan Keysa?" tanya Kirana.
Vino dan Seira terdiam, mereka saling melempar pandang. Kirana segera bangun dari ranjang UKS.
"Dia baik-baik aja kan?" tanya Kirana
Vino tersenyum tipis, "Keysa dibawa ke rumah sakit, dia pasti baik-baik aja. Kamu harus berfikir positif, oke." ucap Vino dengan mengusap puncak kepala Kirana.
"Kamu fokus dulu sama kesehatan kamu, sekarang makan dan minum obat kamu." ucap Vino sambil memberikan sebuah roti dan obat Kirana.
"Udah gitu, kita nanti jenguk Keysa."
Kirana pun mengangguk lalu menerima pemberian Vino.
Setelah itu mereka keluar dari UKS. Lalu Kirana memasuki Kelas.
Tapi, sebeluk ia memasuki kelas. Tamparan keras melayang ke pipinya.
Plak..
Vino terkejut karena merasa kecolongan.
"Lo!" pekik Vivi.
"Kenapa harus lo yang buat Keysa meninggal!"
Deg
"Meninggal?" beo Kirana.
Kirana menggelengkan kepalanya,
"Iya, gara-gara lo! Hiks, sahabat gue, sahabat gue meninggal, Ran."
"Kenapa harus lo!"
"Kenapa harus lo yang rebut semua kebahagiaan Gue!"
"Dulu Arka, dan gue coba menerina itu. Tapi, sekarang Keysa. Sahabat gue, temen gue dari kecil! Gue nggak terima itu, Ran!"
"Gue nggak terima orang aneh kaya lo, yang bunuh sahabat gue sendiri!"
Tubuh Kirana luruh seketika, matanya sudah berkaca-kaca.
"Enggak, gue bisa jelasin Vi. Bukan gue yang bunuh Keysa."
Vivi berjongkok, lalu tangannya siap melayang kembali menampar Kirana, tapi tertahan karena Vino yang menahan tangan Vivi.
"Lo nggak bisa hakimin Kirana tanpa bukti, Vi."
Vivi tersenyum kecut, "Hah.. Pangeran berkuda putih Kirana. "
"Lo emang selalu belain Kirana dari dulu!"
"Harusnya lo sadar, Vin! Udah berapa kali nyawa orang hampir melayang gara-gara Kirana, tapi lo selalu ngelak itu semua! Lo nggak bisa nerima kenyataan kalo pacar lo itu pembawa sial!"
"Dan sekarang, sahabat gue Vin. Sahabat gue yang jadi korbannya!"
"Dia meninggal Vin! DIA MATI VIN! HARUSNYA KIRANA YANG MATI, BUKAN KEYSA!"
"GUE PENGEN DIA MATI! GUE PENGEN DIA MENDERITA, BUKAN KEYSA."
"CEWEK ANEH, PEMBAWA SIAL, PEMBUNUH! LO PEMBUNUH RAN!" teriak Vivi histeris.
"Lo bukan cewek baik-baik Ran, tampang lo lugu, tapi lo iblis!"
Plakk..
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Here (Selesai)
JugendliteraturKirana Dewi Lucyta, seorang gadis yang menginginkan kehidupan normal. Menginginkan tidak perlu lagi melihat hal yang tak seharusnya bisa dilihat, tidak perlu lagi membuat orang-orang disekitarnya menjadi sial dan celaka karena ulahnya. Dibalik s...