Epilog

1.2K 29 7
                                    

Sempurna? Tidak ada apapun yang sempurna di dunia ini.  Aku mulai menyadari itu, setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing,  dan setiap orang bisa menggunakan apa yang mereka miliki sesuka mereka. Ada beberapa orang yang dengan cepat menerima takdirnya,  ada juga yang harus berkali-kali jatuh untuk memahami,  bahwa yang harus kita lakukan hanyalah bersyukur,  menerima kekurangan yang kita miliki. Dan menjadikan itu pondasi untuk berdiri lebih kuat menghadap kejamnya dunia.

Kehidupan normal itu seperti apa?  Mengalami kegagalan berkali-kali adalah sesuatu yang normal yang harus setiap manusia alami. Itulah kehidupan normal,  ada kalanya kita akan menghadapi bencana bertubi-tubi, setelah itu kita akan menerima imbalan kebahagiaan.  Ya,  aku menyadarinya bahwa itulah kehidupan yang normal.

Merasa terbodohi oleh diriku sendiri yang tak pernah bisa menerima kenyataan yang ada.  Selalu bersisi keras bahwa kehidupan normal adalah hal yang selalu membahagiakan.

Namun,  kejadian yang lalu membuatku sadar. Tidak ada yang gratis di dunia ini,  jika kamu ingin bahagia maka berjuanglah hadapi semua rasa luka itu dan cintai dirimu sendiri. 

Jika kamu ingin lepas dari belenggu masalalu? Ikhlaskanlah, ambil sisi baiknya dan buang sisi buruknya,  lalu syukuri apa yang kamu miliki sekarang.

Dua tahun berlalu begitu cepat,  ku lalui dengan suka cita.  Awalnya aku belum bisa menerima kecacatan fisik yang aku dapatkan dari kejadian itu.  Tapi perlahan aku menerimanya,  kedua orang tuaku yang dulu sering bertengkar karena bunda yang kebingungan dengan keanehan putri kecilnya,   kini menjadi sangat harmonis.  Mereka seolah-olah membangun kembali keluarga kami.  Dan,  itu sangat memuaskan.

Kak Andi dan kak Arsa sudah menjalani kehidupannya masing-masing.  Kita juga sudah menerima semua masalalu yang terjadi diantara kita.  Ada sebuah rahasia,  kenapa kak Arsa bisa terbawa ke dunia itu.  Saat pulang dari pemakanan Keysa,  dia mengalami kecelakaan parah, lalu ia pun koma.  Seharusnya kak Arsana bisa cepat bangun dari koma-nya,  tapi keadaan nyaman yang membuatnya dia bisa terus menerus bersama Keysa membuat Arsana tidak memiliki harapan untuk kembali bangun. 

Tapi,  semenjak aku bisa menemukan kak Arsana.  Akhirnya Keysa berhasil membujuk kak Arsana untuk tetap hidup menjalani kehidupannya sebagai manusia. 

Kini semuanya sudah berjalan normal,  aku dan Vino memutuskan menutup mata batin kita agar kita tak perlu lagi berurusan dengan mereka.  Meski pada akhirnya aku tak bisa bertemu lagi dengan mereka yang selalu melindungiku.

Tapi tak apa,  sekarang ada Vino,  ayah dan bunda juga yang lainnya yang selalu membuatku bahagia.  Menjagaku dan menerimaku apa adanya.

Lalu Vino juga menepati janjinya,  dia benar-benar menjadikanku sebagai seorang perempuan yang paling bahagia di dunia ini. Setiap hari dia akan mengantar-jemputku kuliah.  Memberikan perhatian-perhatian kecil dan juga candaan.  Memperlakukanku lembut seolah ia takut kehilanganku lagi.

Prokk.. Prokk.. Prok...

Suara riuh tepukan tangan itu menyadarkanku dari lamunanku. Acara pertukaran cincin pertunangan sudah usai.  Berganti dengan alunan musik yang semakin membuat suasana terlihat romantis.

"Wahh selamat ya,  sekarang lo udah tunangan.  Gercep banget sih,  udah main tunangan aja." suara cempreng khas Zahra itu membuatku tersenyum.

"Iya nih,  gue kira yang ono nohh yang bakalan tunangan.  Eh malah lo yang nyuri start!" tunjuk Lita pada Vino.

"Lo tunggu aja tanggal mainnya. Gue pastiin lo nggak akan bisa ngomong kalo gue sama Kirana nikah. " seru Vino

Come Here (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang