Wake up

704 19 3
                                    

"Kirana!"pekik Marisa histeris.  Melihat tubuh Kirana dan Vino yang tiba-tiba ada didepan portal dengan darah yang terus mengalir dari tubuhnya. 

Vino juga sama-sama terluka dan penuh darah. Dito segera membopong tubuh putrinya dengan berharap Kirana bisa bertahan, mengingat wajah putrinya yang sudah pucat dan bibirnya yang membiru.  Hanya detak jantung Kirana yang  melemah menjadi harapan satu-satunya.

"Kirana putri ayah, kamu harus bertahan.  Jangan pergi, masih banyak orang yang menyayangi kamu. Kamu kuat, maafkan ayah yang lalai menjaga kamu."bisik Dito ditelinga Kirana. Setelah itu ia memasukan Kirana kedalam mobil, membiarkan Marisa yang memangku Kirana. 

Setelah itu, Dito kembali ke hutan dan membantu Daren membawa Vino kedalam mobil Daren yang dibantu juga oleh Lita dan Faisal.

Mereka pun segera ke rumah sakit dan membiarkan dokter yang menangani Kirana dan Vino.

Sementara itu, Daren berpamit pulang karena mendapatka telpon bahwa Arsana sudah sadar.

Lita terdiam menunggu keluarga Vino datang, sedangkan Marisa menangis dalam pelukan Dito suaminya. Mereka harus melakukan operasi pengangkatan limpa pada Kirana agar Kirana tak perlu lagi merasakan kesakitan jika dirinya terluka. Agar gadis itu menjalani kehidupan yang normal, itu pun jika operasi itu berhasil.

Hanya sepuluh persen kemungkinan Kirana selamat,  karena keadaan Kirana yang kritis dan sudah kehilangan banyak darah membuat para dokter pun tidak bisa yakin jika usaha mereka berhasil.

Entah kejadian apa yang membuat Kirana harus mengalami luka parah, banyak luka tusukan kecil ditubuhnya terkecuali dipahanya yang tertusuk begitu dalam hingga kakinya mengalami infeksi parah. Bahkan dagingnya membusuk hingga mau tak mau, kaki kirinya itu harus angkat.  Yang berarti, Kirana harus kehilangan satu kaki Kirinya.

Dokter yang biasa menangani Kirana pun meringis melihat pasien kesayangannya itu harus bertarung melawan malaikat maut.

Tapi,  ia pun berharap jika pasiennya itu bisa mendapatkan keajaiban.

---

Sementara itu, Vino masih belum sadar.  Tubuhnya pun sudah banyak mendapatkan perban untuk menutupi luka-luka yang ada ditubuhnya.

Tantenya Shopia sedang menunggunya khawatir, melihat putra dari mendiang kakaknya penuh luka. Ia tidak tau apa yang terjadi hingga Vino harus mengalami kecelakaan itu. 

Tapi, dipikirannya kali ini apa Vino kembali melindungi Kirana seperti dulu?

Jika iya,  Shopia pun tidak bisa berkomentar lagi. Vino memang keras kepala jika bersangkutan dengn Kirana. Vino selalu mengatakan, bahwa cuma Kirana yang seperti dirinya. Dan hanya Kirana yang akan tau bagaimana perasaanya memiliki kelebihan yang selalu dipandang rendah oleh manusia normal lainnya. 

Vino tidak pernah mau kehilangan Kirana, orang yang memberinya semangat hidup, setelah kematian kedua orang tuanya.

Maka dari itu, Vino selalu mengikuti Kirana kemanapun. Saat Kirana pindah meninggalkan kota, Vino pun mengikutinya. Dan saat Kirana kembali ke kota ini, Vino pun mengikutinya, seakan ia takut jika Kirana jauh darinya, maka ia akan kehilangan Kirana selamanya.

Shopia mengusap kening Vino. Ia sudah menganggap Vino sebagai anaknya sendiri, sebenarnya ia memiliki seorang putri tapi dia telah meninggal karena kecelakaan beruntun saat ia dan keluarga Vino berlibur ke Bogor. Suami dan putrinya tidak selamat begitu pun dengan kedua orang tua Vino. 

Tersisa dirinya dan Vino yang terus berusaha saling menguatkan, dan Shopia juga tidak melarang Vino bergaul dengan siapapun asalkan tidak membahayakan dirinya sendiri.  Meski Vino selalu mengorbankan dirinya untuk Kirana,  Shopia pun tidak bisa marah. Karena Kirana sumber kehidupan Vino,  Shopia tidak mau menjauhkan Vino dari kebahagiaanya.

---

Tiga hari berlalu, Vino sudah sadar dan tubuhnya sudah mulai pulih. Saat ini ia ada disisi ranjang Kirana.

Dia memang belum pulih seutuhnya,  bahkan dirinya masih menggunakan kursi roda agar bisa menemui Kirana

Cowok itu mengusap kening Kirana.  Matanya sudah berkaca-kaca, melihat orang kesayangannya itu masih terbaring dan belum sadarkan diri. Kirana masih koma, dan belum tahu sampai kapan dirinya tertidur seperti itu. 

Tapi, dia juga bingung. Jika menghadapi Kirana yang suatu saat nanti sadar dan melihat satu kakinya yang entah kemana.

"Bangunlah sayang. Semua orang sudah menunggumu." bisik Vino

"Kemarilah, angkat tanganmu didalam sana. Tanganku sudah mengulurkannya untukmu,  gapailah tanganku. Kamu bisa keluar dari kegelapan didalam sana."

"Ikuti langkahku sayang. Aku janji, setelah ini hidupmu akan kembali normal."

"Kamu ingin kehidupan yang normal bukan? Bangunlah, aku pastikan hidupmu normal seperti gadis lainnya."

"Tertawa karena candaan, menggerutu karena tugas sekolah yang menumpuk, berbelanja bersama teman-teman. Pergi berduaan nonton bioskop seperti pasangan kekasih lainnya. Kebingungan memilih universitas dan jurusan kuliah,  menghadapi senior ditempat kuliah,  pusing karena mendapatkan nilai E dari dosen,  rusuh karena skripsi, dan lain-lain.  Kamu bisa mendapatkan itu semua, ayo bangunlah."

Air matanya sudah mengalir, merasa takut jika Kirana tak mau bangun lagi. 
Ia takut hanya tubuhnya saja yang ada di dunia manusia, ia takut jika roh Kirana masih terkurung di dunia kegelapan.  Sebab dia tidak melihat jiwa Kirana diruangan ini, hanya ada raganya saja.

Ia merutuki dirinya sendiri yang juga lemah dan tak sadarkan diri saat duri-duri itu mulai melilit lehernya.

Harusnya ia bisa menahan semua rasa sakitnya untuk memastikan bahwa Kirana benar-benar pulang.

Vino menggenggam tangan Kirana,

"Kamu pergi kesana karena mau menyelematkan kak Arsa bukan? Dia sudah bangun dari komanya, harusnya kamu juga bangun sayang."

"Kakak tersayangmu sudah kembali, dan aku dengar kak Andi juga sekarang sedang kuliah."

"Kedua kakakmu sudah baik-baik saja, tak ada lagi yang membuatmu takut melangkah."

"Bangunlah, sayang."

-TBC-

Kalian pilih yang mana?

Kirana mati atau hidup?

Sad ending atau happy ending?

Jawab di kolom komentar ya🤗

Come Here (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang