Meeting His Family

9 3 0
                                    

Kata orang, jika kau benar-benar mengharapkan sesuatu dengan sepenuh hati maka harapan itu akan terkabul.
Jika itu benar, bisakah aku berharap kau mencintaiku hanya satu detik saja?

Raka melajukan mobilnya menuju apart Bunga. Bunga menatap Raka heran karena membawanya apartnya dan bukannya tempat Raka seperti biasanya.

"Hmm... kenapa kita kesini?" tanya Bunga

"Berharap ke tempatku nih?" goda Raka yang sukses membuat Bunga salting.

Setelah memarkirkan mobilnya mereka langsung naik menuju unit Bunga. Bunga masuk diikuti oleh Raka yang langsung merebahkan tubuhnya di sofa empuk milik Bunga.

Bunga ikut duduk dan menatap tatapan heran serta bingung. Apa Raka tidak ingin meminta hadiahnya atau dia benar-benar lelah?

Raka melihat Bunga yang duduk langsung menatapnya tajam membuat Bunga menelan ludah takut "Ngapain duduk. Siap-siap gih! Pake baju yang cantik" Kata Raka.

"Buat apa? Mau kemana?" Raka tidak menjawab pertanyaan Bunga

"Ganti atau aku gantiin nih" Bunga segera berdiri dan berlari menuju kamarnya untuk bersiap.

Raka tersenyum begitu Bunga memasuki kamarnya "Mungkin ini yang terbaik. Benar, ini yang terbaik."

"Aku membutuhkanmu untuk melupakannya, Bunga." batin Raka

***

Setelah satu jam Bunga sudah siap lalu keluar dari kamarnya. Raka menatap Bunga dari atas sampai bawah dengan tatapan intens membuat jantung Bunga lagi-lagi berdetak diluar batas dan wajahnya memerah karena malu.

"Cantik" puji Raka pelan. Mata Bunga melebar mendengar kata yang baru saja diucapkan Raka.

"Bisa diulangi lagi?" pinta Bunga

"Gak. Nggak ada pengulangan. Ayo jalan." Raka mengambil tasnya dan membawa Bunga keluar.

Bunga tidak sempat bertanya karena otaknya masih memproses banyak keanehan Raka sepanjang hari ini.

Perlu digaris bawahi Raka hanya menggandeng tangannya saja, tidak ada rangkulan, pelukan apalagi ciuman.

Itu hampir tidak mungkin, ini jelas ada yang salah dengan Raka.

Bunga memperhatikan jalan yang diambil oleh Raka terasa sangat asing dan tidak familiar. Yang jelas bukan menuju apart Raka ataupun club milik Rendra.

"Kita mau kemana?" tanya Bunga akhirnya.

"Liat saja sendiri nanti" jawab Raka

"Bukan tempat yang aneh-aneh kan?" Bunga takut

"Entahlah" Raka tersenyum penuh arti.

Itu membuat Bunga sedikit cemas tapi dia memutuskan untuk tidak bertanya lagi pada Raka.

Tidak lama mobil Raka berhenti dihalaman sebuah rumah minimalis berlantai dua.

Raka segera keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Bunga.

Bunga menahan lengan Raka dan menatap Raka takut "I-ini rumah orangtua mu?"

"Iya" jawab Raka singkat dengan wajah tak bersalahnya.

"Aku salah pake baju, gimana kalo mereka gak suka atau mereka tidak terima aku gimana?"

Raka tertawa kecil mendengar kekhawatiran Bunga yang menurutnya tidak masuk akal "Tenang saja, mereka baik kok"

"Tapi tetap saja..."

Reminiscence : Her Love storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang