Her Memories

10 4 0
                                    

Cinta tidak harus sempurna
Hanya perlu pembuktian

Normal Pov

Bunga membuka pintu dan mendapati Raka berdiri didepan pintu rumah kedua orangtuanya dengan raut wajah lelah dan tatapan tajam.

"Bisa 'kan lain kali ngomong dulu sebelum pergi?" tanya Raka tajam.

Bunga mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya menyahut "Gimana bisa tau?"

"Harus bicara diluar nih? Gak suruh masuk?"

Bunga langsung mempersilakan Raka masuk.

Raka langsung duduk sementara Bunga masih memproses apa yang terjadi sekarang.

Raka melihat kearah Bunga yang masih berdiri dan melihatnya dari jauh.

Raka berdiri dan menghampiri Bunga kemudian memeluknya erat.

"Kenapa nggak bilang kalo mau ditemenin, hmm?" kata Raka lembut.

"Bukannya tidak mau tapi kemarin kamu pasti lelah bermain dengan si kembar. Makanya aku gak mau maksa kamu ikut" jawab Bunga.

"Bodoh! Itu bukan alasan untuk tidak menemanimu mengunjungi kedua orangtuamu"

Raka mengurai pelukan mereka dan menatap Bunga lembut.

Bunga tersenyum "Maaf, aku janji tidak akan mengulanginya lagi"

Raka tersenyum dan mencubit pelan pipi Bunga.

"Btw, apa kamu sedang masak?" tanya Raka membuat Bunga segera mendorong tubuh Raka dan berlari menuju dapur untuk mengecek masakannya sambil berharap semoga tidak ada yang gosong.

Raka hanya tersenyum melihat sifat pelupa Bunga, dia membawa masuk barang bawaannya dari mobil kedalam rumah Bunga.

Setelah Bunga selesai mengangkat kuenya Raka datang dan menghampirinya didapur

"Ini semua buatanmu?" tanya Raka melihat setidaknya ada tiga sampai lima jenis kue kering yang ada didalam toples diatas meja makan.

"Iya, ini yang baru matang. Mau coba?" tawar Bunga.

Raka mengangguk dan mengambil satu kue kering yang baru saja matang lalu mencicipinya

"Hmm... enak. Tapi kenapa bikin banyak?"

"Biasanya kolega lama papah dan mamah ada yang berkunjung saat hari jadi pernikahan mereka. Jadi, tidak sopan jika aku tidak menyediakan hidangan untuk mereka" jelas Bunga.

Entah kenapa sekarang Raka merasa bahwa Bunga adalah orang yang sangat kuat.

Dia berjuang sendirian meski menyakitkan tapi hebatnya dia tidak menjadi sosok yang jahat dan tidak peduli pada orang lain melainkan sosok yang penuh kasih pada orang lain.

"Ada yang bisa ku bantu?" senyum Raka.

"Kamu bisa memasukkan kue kedalam toplesnya, aku akan melihat kari dan bistiknya" Kata Bunga senang.

Raka mengerjakan tugasnya sambil terus memperhatikan gerak-gerik dari Bunga yang sibuk memasak.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Reminiscence : Her Love storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang