He Open Up pt.1

8 3 0
                                    

We all fell in love
With someone we can't have
And try so hard to forget that pain

Raka bangun dari tidurnya dan tidak melihat Bunga berada dikamarnya.

Raka mencari Bunga ke seluruh rumah tapi nihil tidak ada tanda-tanda keberadaannya dimanapun.

Raka memutuskan melihat keluar dan mendapati Bunga sedang berbincang dengan ibu-ibu tetangga.

Ibu-ibu tetangga itu tersenyum kearah Raka dan secara refleks Raka balas tersenyum sementara Bunga tersenyum manis dari jauh lalu menuju kearah Raka ketika selesai berbincang dengan ibu-ibu itu.

"Dari mana?"

"Mencari bunga ini" Bunga mengangkat keranjang yang penuh dengan berbagai bunga.

Raka melihat itu dan memasang wajah cemas "Harusnya aku dibanguin aja tadi"

"Gak papa kok. Lagian deket sini juga kok, ayo masuk sarapan trus siap-siap ketemu papah dan mamah"

Raka setuju dan mengikuti Bunga yang masuk kedalam dan bersiap.

***

Raka dan Bunga selesai bersiap berangkat menuju makam kedua orangtua Bunga, tiba-tiba terdengar suara ketukan dari pintu depan.

TOK!!! TOK!!! TOK!!!

"Aku saja yang buka" kata Raka berjalan menuju pintu dan membukanya menemukan dua orang pria yang satu sudah paruh baya dan satunya lagi sekitar pertengahan dua puluhan tapi Raka dengan jelas bisa mengatakan bahwa keduanya adalah dokter.

"Maaf, cari-"

"Oh! Om Barak, mas Putra juga datang ya" sapa Bunga dari dalam dan menghampiri pria paruh baya itu dan memeluknya erat.

"Hai Bunga, bagaimana kabarmu nak?" balas Barak hangat seperti seorang ayah.

"Baik om. Om dan mas Putra sendiri?"

"Kita baik kok, Bunga kecuali kelelahan saja" canda Putra yang mendapat geraman dari Barak membuat Bunga tertawa kecil dibuatnya.

"Om Barak harus jaga kesehatan juga dong. Kasihan mas Putra yang harus gantiin kerjaan Om nanti."

"Iya, iya. Kamu makin mirip saja dengan papahmu yang senang sekali menceramahiku" senyum Barak hangat.

"Ini siapa ya?" lanjut Barak menyadari kehadiran Raka yang menatap mereka dengan tatapan datar.

"Oh maaf aku lupa memperkenalnya. Raka ini Om Barak kolega papah dan itu mas Putra asisten om Barak. Om Barak dan Mas Putra ini Raka Dhananjaya-"

"Tunangannya Bunga" potong Raka dengan penuh senyum posesif menatap kearah Putra.

"Wow! Sekarang kamu benar-benar sudah besar ya, bukannya punya pacar tapi punya tunangan."

Setelah kunjungan kedua tamunya mereka bersama-sama menuju makam kedua orangtua Bunga.

Sepanjang jalan berangkat Raka dapat melihat bagaimana akrabnya Bunga dan Putra.

Tapi karena jalan menuju pemakaman adalah jalan setapak yang hanya bisa dilewati dua orang maka Raka harus berpuas diri dengan berjalan bersama Barak dibelakang.

"Sepertinya kamu sangat menyukai Bunga ya?" tanya Barak memecah keheningan.

"Tentu saja, jika tidak kenapa aku harus bersamanya" sahut Raka asal.

Barak tersenyum

"Benar juga, siapa juga yang tidak jatuh cinta dengan pesona polos dan baik hatinya. Aku bahkan bisa merasakan perasaan cemburu dari sini" goda Barak pada Raka.

Reminiscence : Her Love storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang